Share

50. Teman?

Author: Rendi OP
last update Last Updated: 2023-02-09 09:49:38

Martis menggerutu di dalam hatinya. Karena ketika Martis melihat status staminanya pada jam tangan spesial, persentasenya masih menunjukkan delapan puluh persen.

Sisa sepuluh orang Kelitih itu akhirnya menyadari kalau Martis mampu menghilangkan efek dari semua kekuatan elemen.

"I-ini..., aku seperti pernah mendengar ada seseorang yang mampu menggunakan kekuatan seperti ini," ucap Dafantri.

"Be-benarkah? Ja-jadi..., si-siapa dia?" tanya Dehanru.

"Martis! Dia adalah Martis!" ucap Dafantri.

"Apa...?!" teriak teman-temannya terkejut.

Martis memperhatikan ekspresi orang-orang itu.

"Eh? Ada apa dengan wajah kalian semua?" tanya Martis.

"Bo-bolehkah aku bertanya siapa namamu?" tanya Dafantri. Ia memberanikan diri untuk bertanya pada Martis. Kakinya sudah terlihat gemetaran. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain. Nama Martis di kalangan Kelitih sangatlah terkenal akhir-akhir ini.

"Namaku? Apakah namaku penting? Hem..., baiklah, aku akan memberitahu kalian siapa namaku. Aku adalah Martis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengendali Sistem Terkuat   945. Satu pukulan

    Pria itu terpental puluhan meter akibat pukulan Tapak Ketiga milik Martis. Jika tadi, Elnara menyerang pada musuhnya, namun Martis menyerang pada bagian perut lawan duelnya. Jadi, pria itu masih memiliki kesadaran. Namun, walaupun masih sadarkan diri, tapi tetap saja tubuhnya tak lagi mampu bergerak. Ia merasakan sekujur tubuhnya sakit semuanya. Sakit itu sampai ke tulang. "Bagaimana? Apakah kau masih ingin merasakan pukulanku?" Setelah berjalan mendekati lawannya, Martis jongkok dan menjambak rambut pria itu. Akan tetapi, pria itu nampaknya sudah tak lagi mampu untuk berkata-kata. Tubuhnya terasa sangat lemas akibat pukulan yang ia terima. Kemudian Martis mengangkat tubuh pria itu, dan ia berkata pada semua orang yang ada di sana. "Kalian semua, dengarkan aku! Lihatlah kedua orang ini. Inilah hasilnya jika berani memprovokasi kami. Jadi, untuk ke depannya, jangan sekali-kali berani menganggu Muridku dan Edis!" Plak! Martis mengimbuhi tamparan terakhirnya pada pria itu, da

  • Pengendali Sistem Terkuat   944. Duel

    Bam...!Dia pukulan saling beradu. Namun nampaknya Elnara mundur beberapa langkah. Itu karena perbedaan kekuatan antara mereka yang cukup signifikan."Elnara, hati-hati...!" seru Martis berteriak, ia khawatir dengan Elnara."Tenang saja Guru, aku baik-baik saja," jawab Elnara. "Ternyata kau juga memiliki teknik ini. Siapa Gurumu?" tanya Elnara yang kali ini penasaran."Hahaha...! Siapa Guruku, kau tidak perlu tahu! Yang harus kau tahu, hari ini adalah hari buruk bagimu!" Pria itu sekali lagi menyerang dengan agresif.Bam, bam, bam...!Pria itu menggunakan gerakan jurus lain. Itu membuat Elnara cukup tersudut kali ini.setelah beradu pukulan sekian puluh menit kemudian, akhirnya Elnara mendapat satu pukulan keras pada punggungnya."Elnara...!" teriak Martis, ia ingin mendekati Elnara."Jangan mendekat, Guru! Tolong jangan ganggu duelku. Aku baik-baik saja." Namun Elnara mengehentikan Martis.Martis akhirnya percaya dengan Elnara. "Kalau begitu Elnara, kau harus mengalahkannya. Gunakan

  • Pengendali Sistem Terkuat   943. Dua petarung

    Kali ini, pada tahapan selanjutnya, yaitu Tapak Ketiga, nampaknya Elnara mengalami sedikit kesulitan. Wajar saja, karena Martis sendiri pun tadi malam cukup kesulitan untuk bisa menguasai Tapak Ketiga ini. "Guru, apakah sesulit ini?" tanya Elnara, ia mulai terengah. "Begitulah. Elnara, jujur saja ya, aku juga sebenarnya baru menguasai sampai tahap ketiga ini. Aku kira, kau akan melampaui ku hanya dalam satu hari. Tapi tenang, perjalanan masih panjang. Masih ada hari esok. Untuk hari ini, mungkin kita cukupkan saja dulu latihan kita sampai di sini." Tak terasa mereka berlatih sampai sore hari. Dan kemudian, Martis mengajak Edis kembali ke tempat mereka. Setelah selesai membersihkan dirinya, pada malam harinya Martis kembali berlatih. Dan kali ini, ia berlatih sampai subuh dan hanya berhasil menguasai tahap keempat dari Teknik Tapak Suci Peri. Dan keesokan harinya, Martis kembali melatih Elnara di tempat kemarin. Dan kali ini, Elnara bekerja lebih keras. Hingga akhirnya, pada

  • Pengendali Sistem Terkuat   942. Bagaikan lautan

    "Elnara, kalau aku perhatikan, di tempat ini terdapat banyak peralatan senjata. Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Martis seraya mengambil salah satu tombak yang ada di dinding. "Aku membelinya dari acara lelang, Guru. Tapi Guru, ini semua rahasia kita, ya?" jawab Elnara jujur. "Memangnya ada apa?" tanya Martis. "Acara lelang ini sebenarnya ada di Kota Peri. Untuk bisa ke sana, aku menyelinap, hehe." Elnara merasa malu karena menceritakan rahasia atas kelakuan nekatnya. "Kau ini, ya, dasar." Lalu ada pemberitahuan dari sistem. Tring! "Selamat, Martis berhasil menemukan Tombak Peri Suci yang cocok untuk latihan Teknik Tombak Peri." Martis terkejut saat melihat pemberitahuan dari sistem. "Elnara, berapa harga saat kau membeli tombak yang ini? Aku ingin menggantikannya. Jujur saja, aku ingin memilikinya." Martis tahu akan masalah keuangan yang Elnara alami. "Tidak, tidak! Guru, jika memang Guru menginginkannya, silahkan ambil saja. Anggap saja ini adalah hadiah dari M

  • Pengendali Sistem Terkuat   941. Semangat Martis

    Saat mendengar Elnara menyebut Martis dengan sebutan Guru, ia cukup terkejut. "Elnara...? Gurumu...? Ini...?" "Benar Ibu, sekarang Elnara akan menjadi seorang Murid. Elnara ingin menjadi kuat. Elnara ingin mencari Ayah.""Elnara...," ucap Ibunya. "Ibu tidak ingin kau dalam bahaya. Cukup Ibu kehilangan sosok Ayahmu saja, tidak dengan kau, hiks, hiks...!" Ibunya pun menangis."Ibu, Elnara tidak akan meninggalkan Ibu. Elnara berjanji, akan selalu bersama Ibu." Elnara mencoba menenangkan ibunya.Setelah itu, mereka berempat akhirnya berkumpul di ruang tamu rumah Elnara dan berbincang banyak hal. Melihat Elnara yang sangat bersemangat saat berbicara dengan Martis dan Edis, membuat ibunya terharu. Karena sejak kecil, ternyata Elnara tidak memiliki teman seorang pun. Itu disebabkan ia yang hidup miskin setelah hilang kontak dari ayahnya, yang kemudian membuat ekonomi mereka merosot jauh. Dulu, saat Elnara masih bayi, ayahnya masih sering mengirimkan uang hasil dari mengabdi menjadi seorang

  • Pengendali Sistem Terkuat   940. Persidangan

    Semua yang hadir di ruang persidangan terkejut dengan sikap Elnara yang membela Martis. Terlebih lagi, yang membuat mereka lebih terkejut lagi saat sadar bahwa Elnara menyebut Martis adalah gurunya. "Elnara, apa yang baru saja kau katakan?! Jangan lancang! Dan lagi, sejak kapan Manusia ini menjadi Gurumu?!" ujar Tetua Pertama dengan nada cukup tinggi. "Menurut Tetua Pertama, apa coba yang baru saja aku katakan? Coba tebak?" Elnara nampaknya tidak takut untuk memprovokasi Tetua Pertama. "Elnara! Jangan mentang-mentang Kepala Suku sering membelamu, kau jadi berlaku kurang ajar! Akan aku beri pelajaran untukmu! Anak muda sudah berani melawan Tetua!" Tetua Pertama mengangkat tangan kanannya, ia bersiap ingin menampar wajah Elnara. "Sudahlah, kita bicarakan dulu dengan baik-baik." Dari arah belakang, untungnya ada Tetua Ketiga yang menahan tangan Tetua Pertama. "Edi...! Lepaskan tanganku! Jangan halangi aku!" teriak Tetua Pertama. "Eriadi, kenapa kau menjadi orang pemarah sekal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status