Share

Bab 15. Buli

Matahari pagi terbit di ufuk timur. Ayam berkokok bersahutan menjelang pukul empat pagi. Menandakan sang fajar telah tiba, malam berganti dengan pagi, pun dengan sebaliknya. Pagi berganti dengan siang. Hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul lima lewat tiga lupuh menit.

Seperti biasa, aku sudah bangun sebelum waktu salat subuh tiba. Menyiapkan keperluan sekolah Rafa. Rencananya akan pergi ke sekolah Rafa untuk membayar uang sekolah yang tertunda selama dua bulan.

Itu pun hanya akan dibayar satu bulan lebih dahulu. Agar tidak terlalu menumpuk hutang di sekolah. Niat untuk menangguhkan agar Rafa tidak dikeluarkan dari sekolah. Setelah menyiapkan sarapan singkong rebus, aku membangunkan Rafa untuk melaksanakan salat Subuh.

"Rafa, bangun, Nak!" ucapku sembari mengguncangkan tubuh Rafa yang meringkuk di balik selimut. Semalam, dia tampak kedinginan tidur dengan udara yang menusuk tulang. Tak ada penghangat ruang di gubuk kami.

Mata Rafa mengerjap. Perlahan membuka matanya. Dilihatnya jam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status