Share

Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan
Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan
Author: Starry

Bab 1

Author: Starry
"Mona, bisa nggak bantu aku atur sebuah kecelakaan mobil? Korbannya adalah ... aku." Ravina menghubungi sahabatnya. Suaranya serak dan berat saat berbicara.

Dari seberang telepon, terdengar suara khawatir Mona, "Apa yang terjadi? Marcus si bajingan itu menyakitimu lagi?"

Aku menengadah ke langit, menatap sinar matahari yang sudah sepuluh tahun tidak kulihat. Air mataku sudah habis saat aku mengetahui Marcus berselingkuh. Dengan suara pelan, aku berkata, "Aku ingin pergi. Sekarang, cuma kamu satu-satunya yang bisa kuandalkan."

Mona tidak ragu sedikit pun. "Setengah bulan lagi, kakakku akan ke kota sebelah untuk urusan kontrak. Nanti aku suruh dia bawa kamu pergi."

"Baik."

Namun, sebelum aku sempat mengatakan lebih banyak, pintu kamar di belakang terbuka. Aku buru-buru menutup telepon. Seseorang dengan tubuh tinggi dan bidang memelukku dari belakang.

"Sayang, maaf. Tadi benar-benar ada urusan mendadak di kantor. Aku janji, lain kali aku akan temani kamu ke rumah sakit."

"Oh iya, hasil pemeriksaan hari ini gimana? Apa kata Dokter Djamin?"

Pertanyaan Marcus membuat pikiranku melayang kembali ke tadi pagi.

Sepuluh tahun lalu, demi menyelamatkan Marcus, aku mengalami kecelakaan dan kehilangan penglihatanku.

Untuk memulihkan penglihatanku, Marcus membangun Rumah Sakit Hope, menghabiskan triliunan untuk mengundang ahli mata terbaik dari seluruh dunia demi meneliti cara memulihkan saraf optik yang rusak.

Selama sepuluh tahun ini, aku menjalani perawatan di rumah sakit setiap minggu.

Sudah 521 kali, tapi tidak ada keajaiban sekali pun.

Sebenarnya, sudah lama aku ingin menyerah. Namun, Marcus pernah berlutut memohon agar aku terus mencoba. Lalu, kami memiliki seorang anak dan alasan Marcus bertambah satu lagi.

"Kamu nggak ingin lihat seperti apa wajah anak kita dengan mata kepalamu sendiri? Kumohon ... ya?"

Bahkan setiap ulang tahun anak kami, satu-satunya harapan yang diucapkan anakku adalah agar aku bisa melihat kembali. Cintaku pada Marcus dan keinginanku untuk bisa melihat wajah anakku dengan mata sendiri, itulah yang membuatku bertahan sampai hari ini.

Namun saat penglihatanku akhirnya kembali dan aku pergi ke kantor Marcus dengan penuh sukacita untuk memberinya kejutan, aku malah melihat Marcus sedang menindih seorang wanita di atas meja kerjanya dan saling berpelukan dengan penuh gairah.

Suara napas terengah-engah dari pria itu, bercampur dengan desahan manja dari si wanita, membekukan seluruh kebahagiaan dan harapanku dalam sekejap.

Jadi ... ini yang disebut rapat darurat penting yang harus dihadiri Marcus?

Pakaian yang berserakan dari pintu hingga ke meja kerja, dokumen-dokumen yang berhamburan di lantai ... semuanya menunjukkan betapa tak sabarnya mereka berdua.

Adegan mesum di atas meja itu terasa seperti belati yang mengoyak mataku. Saat itu juga, aku berharap seandainya saja aku tidak pernah sembuh!

Tubuhku terasa mati rasa. Tangan kananku menekan dada yang begitu sesak hingga aku hampir tidak bisa bernapas. Aku hanya bisa berlari keluar dari sana, kalut dan terhina.

Namun aku tak pernah menyangka, Marcus setidak tahu malu itu hingga berani membawa wanita itu ke rumah!

Parahnya, para pembantu yang melihat itu semua tidak menunjukkan reaksi sedikit pun. Mereka tetap bekerja seperti biasa. Artinya, ini bukan pertama kalinya Marcus membawa wanita itu pulang!

Yang lebih membuatku hancur, anak yang kukandung selama sembilan bulan dan kulahirkan dengan penuh perjuangan, malah tersenyum lebar dan diam-diam berkedip genit pada wanita itu.

Anakku sendiri! Anak yang ingin kubawa pergi dari tempat ini, ternyata tahu siapa wanita itu!

Ternyata semua orang tahu kebenaran ini ... kecuali aku!

Mengingat semua kenyataan pahit yang terungkap hari ini, aku melepaskan diri dari pelukan Marcus dengan jijik. Ketika aku berbalik, aku melihat jelas bekas-bekas ciuman dan cakaran di kulit dadanya yang terbuka di balik kerah baju.

Selama bertahun-tahun aku buta, aku mengira pelukannya hangat dan pundaknya dapat kuandalkan ... ternyata semua itu begitu kotor!

Aku menggeleng lemah. "Belum sembuh."

Karena sudah memutuskan untuk pergi, tidak ada gunanya lagi memberi tahu Marcus bahwa aku sudah bisa melihat.

Ravina sudah bertekad untuk pergi dan menghilang dari dunia Marcus dan Lowie selamanya. Dia tidak lagi menginginkan kedua orang itu!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 24

    Oscar mengangkat tangan untuk merapikan kerutan di antara alis Ravina dengan lembut. "Kalau begitu, gimana kalau kita tunda dulu pernikahannya? Aku bisa temani kamu pulang ke negara asal untuk lihat kondisi Marcus."Ravina menggeleng pelan. "Nggak perlu. Biarkan aku tetap jadi satu-satunya harapannya. Selama dia masih menaruh harapan padaku, mungkin dia masih bisa bertahan. Tapi kalau aku datang, dia nggak punya penyesalan lagi. Bisa jadi malah saat itulah dia benar-benar melepaskan segalanya."....Setengah bulan kemudian, Ravina dan Oscar mengadakan pernikahan mereka di sebuah kapel tepi laut.Begitu alunan lembut piano menggema, Ravina pun mewujudkan mimpinya. Dia mengenakan gaun pengantin hasil desainnya sendiri dan berjalan perlahan di atas karpet merah menuju pria yang paling dicintainya.Saat Oscar menyematkan cincin di jari manisnya, air matanya tidak bisa lagi ditahan. Setelah bertahun-tahun diam-diam mencintainya, kini semua akhirnya menjadi kenyataan."Ravina, terima kasih s

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 23

    Marcus dan Lowie akhirnya kembali ke negara asal. Namun baru saja keluar dari pesawat, mereka langsung dikepung oleh rombongan media."Pak Marcus, bagaimana tanggapan Anda atas tuduhan dari Nona Willianti bahwa Anda memaksanya melakukan hubungan intim?""Apakah Keluarga Harafi akan menggunakan uang untuk menyelesaikan kasus ini secara damai?""Sebelumnya, Nona Willianti selalu mengaku sebagai tunangan Anda. Apakah alasan belum diadakannya pernikahan adalah karena kembalinya istri sah Anda, Ravina, yang dinyatakan telah meninggal?"Marcus benar-benar kebingungan oleh rentetan pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Dia baru pergi ke luar negeri beberapa hari, apa lagi yang dilakukan Willianti sekarang?Marcus segera memerintahkan pengawalnya untuk membuka jalan, lalu masuk ke mobil dan langsung menghubungi pengacaranya. "Apa yang sebenarnya terjadi selama aku pergi?""Sejak kematian anak itu, kondisi mental Willianti tidak stabil ... kadang sadar, kadang tidak. Kedua orang tuanya datang da

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 22

    Marcus dan Lowie menatap pemandangan di depan mata mereka dengan hati yang tercabik.Mereka telah bersusah payah mencari tahu keberadaan Ravina, bahkan membeli bunga dan datang terburu-buru. Namun, yang mereka lihat adalah pemandangan seperti ini.Marcus langsung berlari menaiki panggung. Dia menatap Ravina dengan tatapan penuh harap."Jangan ... jangan terima lamarannya, ya? Aku tahu aku salah, aku benar-benar salah. Aku sudah benar-benar memutuskan semua dengan Willianti, anak haram itu juga sudah mati.""Sekarang nggak ada lagi yang bisa menghalangi kita. Kita pernah saling mencintai bertahun-tahun, kita punya anak ... tolong ... beri aku satu kesempatan lagi, ya?"Oscar segera berdiri di depan Ravina untuk melindunginya. Dia melayangkan sebuah pukulan keras ke wajah Marcus hingga pria itu terjatuh ke tanah. Oscar kemudian berjongkok dan mencengkeram kerah Marcus dengan penuh amarah."Masih kurang puas sama pukulan yang kemarin, ya? Sekarang Ravina adalah tunanganku. Kalau kamu teru

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 21

    Setelah menunggu selama satu minggu, seluruh hasil penilaian akhirnya diumumkan. Panitia secara resmi mengundang semua peserta untuk menghadiri malam penganugerahan penghargaan.Saat ini, Ravina sedang berdiri di depan cermin sambil merapikan gaun malam yang dia kenakan. Oscar muncul dari belakang dan memakaikan kalung mutiara di lehernya dengan lembut."Indah sekali. Kamu suka?" Oscar mengecup pipinya dengan lembut dan menatapnya penuh kasih sayang.Ravina mengangkat tangan, menyentuh butiran mutiara yang memantulkan cahaya alami. Dia lalu berbalik dalam pelukan Oscar, hingga mereka saling berhadapan. "Kamu temani aku malam ini, ya? Siapa tahu aku menang. Aku ingin kamu ada di sisiku."Oscar menghela napas pelan dan memeluknya erat. "Maaf .... Aku juga ingin mendampingimu, tapi hari ini aku ada urusan penting yang nggak bisa ditinggal."Ravina menunduk pelan. "Baiklah, kamu pergi saja."Setelah mobil Ravina menjauh, Oscar dan Mona berdiri di depan rumah. Mona berkata dengan yakin, "Ka

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 20

    Willianti menatap kosong ke arah bayi yang ada dalam pelukannya. Dia bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali anak itu menangis, bahkan lupa kapan terakhir kali memberinya makan.Sepertinya ... dia telah membunuh anak itu dengan tangannya sendiri!Willianti memeluk erat tubuh si kecil yang sudah tak bernyawa. Saat menengadah menatap Marcus dan Lowie, dia malah melihat seberkas rasa puas di wajah mereka.Marcus berdiri sambil menatapnya dari atas, lalu berkata dengan santai, "Mari kita akhiri semuanya. Selain 10 miliar yang sudah kujanjikan sebelumnya, aku akan tambahkan satu unit vila. Tapi mulai sekarang, kamu nggak boleh pernah muncul di hadapanku lagi."Willianti memandangi kedua orang itu dengan kebencian yang mendalam. Dia jatuh serendah ini karena mereka! Yang tersisa dalam hatinya hanyalah dendam.Sepuluh miliar?Bagi orang biasa, 10 miliar memang cukup untuk hidup nyaman seumur hidup. Akan tetapi, gaya hidupnya telah menjadi semakin konsumtif karena dimanjakan Marcus. Mu

  • Pengorbanan Dibalas Pengkhianatan   Bab 19

    Willianti diam-diam mengeluarkan banyak uang untuk melakukan tes DNA antara anaknya dan Marcus. Setelah itu, dia meminta seorang teman membawakannya perlengkapan siaran langsung.Saat itu, Willianti sedang dalam masa nifas. Wajahnya pucat dan tubuhnya tampak sangat kelelahan, tetapi dia tetap berusaha menampilkan citra diri yang lemah dan menyedihkan.Begitu semua sudah siap, dia mengarahkan kamera ke wajahnya yang membengkak dan pucat. Dengan tangan bergetar, dia mengangkat hasil tes DNA ke depan kamera, lalu mulai berbicara dengan air mata yang terus mengalir."Teman-teman, saya adalah Willianti, tunangan dari Marcus, CEO Perusahaan Hope. Siaran langsung hari ini saya lakukan demi mencari keadilan untuk anak kami."Dia mengangkat bayi yang masih terbungkus selimut ke depan kamera dan berkata dengan suara tercekat, "Anak ini bahkan belum berusia satu minggu, tapi ayahnya sudah menolak mengakuinya. Ini adalah hasil tes DNA antara Marcus dan anak ini, tingkat kecocokan 99,99%.""Dulu, d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status