Marcus menyadari bahwa Ravina berubah total. Dulu, meskipun matanya tidak bisa melihat, Ravina selalu senang duduk di taman sambil minum kopi. Dia menyebutnya sebagai cara untuk "merasakan alam".Ravina juga akan menemani Lowie bermain balok susun, menonton berita bersama, bahkan sesekali memasak dua hidangan untuk mereka dengan bantuan pembantu.Dulu Ravina begitu cerah, hangat, dan hidup bagaikan bunga liar yang tumbuh bebas di bawah sinar matahari.Namun sekarang, selain makan, Ravina hanya mengurung diri di kamar. Dia duduk diam di depan jendela kaca besar sambil menatap langit yang kosong. Bagaikan bunga yang akan layu, tidak ada sedikit pun tanda kehidupan di dalam dirinya.Marcus merasa panik melihat perubahan drastis ini. "Ravina, kamu kenapa akhir-akhir ini? Apa kamu marah karena aku nggak menemani kamu dua kali terakhir ke terapi?""Tenang saja, lain kali, aku pasti temani kamu, ya?""Jangan diam aja, aku mohon ...."Di akhir kalimatnya, suara Marcus bahkan terdengar nyaris m
Baca selengkapnya