Share

Bab 7

"Bu Kyra, begini caramu memohon pada seseorang?" Deven menutup laptopnya dengan dingin, lalu beranjak dari tempat duduknya dan hendak pergi. "Sekarang aku nggak ingin bercerai lagi, kamu pulang saja."

Kyra langsung meraih pergelangan tangan Deven dan berkata dengan lembut, "Deven, aku benar-benar nggak punya cara lain lagi." Dia tidak menangis, hanya menggigit bibirnya dan memohon, "Aku rela bercerai dan meninggalkanmu. Kumohon ...."

Ini adalah pertama kalinya Kyra bersikap selunak ini di hadapan Deven. Namun, pria itu tetap menepis tangannya dan berkata, "Tapi, aku yang paling menginginkan kematiannya lebih dari siapa pun."

"Deven, kamu salah paham padanya. Dia itu mertuamu. Atau mungkin kamu sendiri yang bilang saja, apa syaratmu supaya kamu mau membantuku?" Suara Kyra yang tanpa emosi itu menjadi gemetaran saat ini.

Deven tidak menoleh sama sekali, dia hanya meletakkan sebuah mantel ke lengannya.

Bruk!

Saat mendengar suara benturan, Deven langsung menoleh. Kyra sang putri dari keluarga kaya dan kesayangan Nelson ini malah berlutut di hadapannya. Deven agak terkejut melihat hal ini. Bahkan saat Deven berpacaran dengan Irish dan mengabaikan Kyra selama setahun ini, Kyra tidak pernah berlutut padanya sama sekali.

Apakah tindakannya ini menunjukkan bahwa posisi Nelson memang lebih penting bagi Kyra daripada dirinya yang merupakan suaminya ini? Reaksi pertama Deven adalah ingin memapahnya untuk berdiri. Namun saat mengingat bahwa Kyra adalah putri musuhnya, Deven bergerak mundur selangkah dan tersenyum sinis. "Kyra, kamu benar-benar nggak mau harga diri lagi demi Nelson."

"Masalah ini menyangkut nyawa seseorang. Harga diriku nggak ada gunanya." Kyra memang berpikir demikian. Dulu, dia menganggap bahwa harga diri adalah prinsip hidup seseorang. Namun saat ayahnya dalam masalah dan dia ingin meminta bantuan seseorang, Kyra baru sadar betapa konyolnya dirinya dulu.

Deven berjalan ke depan jendela dengan wajah yang muram. Entah sejak kapan, di luar mulai turun salju. Jika ingatannya tidak salah, sepertinya Nelson paling suka salju.

"Kalau mau berlutut, di bawah gedung Grup Scott saja!" Setelah itu, Deven berbalik dan melihat ekspresi Kyra yang terkejut. Kyra bahkan mengira dia salah dengar. Dia mengira semua ini akan berakhir jika dia berlutut di sini. Namun ternyata, Deven lebih kejam dari perkiraannya.

"Sepertinya tua bangka itu nggak terlalu penting juga bagimu?" sindir Deven. Kemudian, dia melengos dan hendak pergi dari ruangan itu.

"Kalau aku berlutut, apa kamu akan menolong ayahku?" tanya Kyra.

"Kalau kusuruh berlutut, lakukan saja! Kalau nggak mau, enyah sana! Kenapa banyak sekali omong kosongmu?" Deven sudah kehilangan kesabaran kali ini.

"Sesuai keinginanmu, aku akan berlutut."

Punggung Deven bergetar sejenak. Seorang nona besar Keluarga Scott yang selama ini angkuh, ternyata rela menurunkan harga dirinya untuk berlutut demi si tua bangka itu? Deven merasa kaget dan takjub, tetapi juga puas karena berhasil balas dendam.

Nelson telah mencelakai seluruh keluarganya. Kalau begitu, dia akan membuat putri kesayangan Nelson untuk berlutut di tengah salju dan merenungkan kesalahan mereka.

Di bawah gedung Grup Scott, salju menyelimuti seluruh tanah.

Kyra sedang berlutut di tengah salju. Angin dingin yang menusuk terus berembus dan kepingan salju jatuh di atas rambut ikalnya yang hitam legam. Kyra hanya mengenakan sebuah mantel tipis saat ini, sehingga sosoknya terlihat semakin menyedihkan dan lemah.

Akan tetapi, Kyra tetap menegakkan punggungnya dengan tegap. Tatapannya terlihat begitu tegar dan kuat. Tiba-tiba, muncul sebuah payung merah yang menutupi kepalanya. Kyra tertegun sejenak saat tidak merasakan salju yang jatuh di kepalanya.

Kyra benar-benar tidak kepikiran, siapa lagi yang akan membantunya di saat Keluarga Scott begitu terpuruk seperti sekarang ini? Siapa lagi yang akan melindunginya? Kyra berpikir cukup lama, tetapi tidak menemukan jawabannya.

Dia memang pernah bersahabat baik dengan Irish, tapi kini mereka telah terpecah belah karena Deven. Jangan-jangan Deven yang memayunginya? Apakah Deven hanya kesal sesaat tadi, tapi sebenarnya tidak ingin melihat Kyra menderita? Saat memikirkan hal ini, Kyra langsung mendongak dengan gembira.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status