Esok siangnya, Ardi, Cynthia, Joe dan seorang pengawal berangkat menuju The Bishop Avenue, salah satu lokasi yang menjadi tempat tinggal orang-orang kaya di London. Ardi sengaja hanya mengajak Joe dan satu pengawal lagi untuk masuk dengannya dan juga Cynthia. Dia tidak ingin membuat Mr. Albert curiga.
Dan untuk membuatnya terlihat lebih meyakinkan, dia bahkan sengaja meminta Mr. Albert mengirimkan kaca mata pintar yang bisa membantu Joe dengan penyamarannya sebagai sekretaris Presdir ENS Group. Sedangkan pengawal lainnya sudah standby tidak jauh dari rumah Mr. Albert, sebagai antisipasi jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
“Mr. Ardi ... welcome. Finally we can meet. Oh. And congratulations to both of you. I have already heard the news.” Begitu dia turun dari mobil, Mr. Albert sudah menyambutnya secara langsung.
“Thanks. It's an honor to meet you in person. I'm sorry for not being able to welcome you at the party.” Ardi memaksa diri
Di hotel, dalam kamarnya. setelah mendengarkan semua cerita lengkap dari Ayu. Ardi tidak terkejut sama sekali. Sebab skenario seperti ini sudah terpikirkan di kepalanya. Hanya saja, dia sebenarnya berharap hal itu tidak pernah terjadi.“Ya sudah. Biarkan saja dulu media memanas. Pantau terus harga saham setiap perusahaan kita. Utamakan untuk menenangkan para investor CoF. Bilang ke mereka kalau kita akan memberikan pernyataan resmi setelah gua pulang dari New York.” Dia menjawab dengan tenang.Setelah menutup teleponnya. Dia memilih untuk rebahan di atas kasur yang empuk.“Kenapa kita ngak kembali ke Jakarta saja sekarang?” Cynthia bertanya.“Dan mengakui kalau semua itu benar? Malah kalau kita tampak pulang dengan tergesa-gesa, orang-orang akan berpikir kalau rumor itu memang benar. Setidaknya, sampai saat ini belum ada bukti yang menyangkut ENS kecuali omongannya si Mrs. Jennie itu.”“Jadi, kita tetap ke New York besok?”“Jelas dong.” Dia terdiam sejenak menatap Cynthia. “Sebenarnya
“Tidak bisa!”Sesuai dengan dugaannya, Cynthia langsung menolak ide gilanya kali ini. Ayu pun tidak jauh berbeda, melempar tatapan syok dan jijik kepadanya.“Terus apa? Kalian mau nama Ayahku terus tercoreng seperti ini? ENS akan berada di ujung tanduk kalau kita tidak segera meredam semua gosip liar di luar sana.” Dia berusaha membela rencananya tersebut.“Bukannya kamu bilang kalau tidak perlu terburu-buru?”“Lo ngak usah gila deh, Di! Kalau lu mengungkapkan semua itu, pikirkan bagaimana perasaan keluarga lu sekarang ini? Gua ngak setuju.”Ayu dan Cynthia tampak kompak menentangnya.“Perkiraan gua meleset. Awalnya, gua pikir media akan diam setelah beberapa hari. Tapi siapa yang menyangka, hati para netizen ternyata lebih busuk dari dugaan gue sendiri.” Ardi terkekeh sendiri. Sebab untuk pertama kalinya, dia menghadapi krisis karena penilaiannya yang meleset. “Sekarang yang terpenting adalah meredam semua gosip yang ada. Sebab jika tidak, harga saham kita akan terus jatuh.”“Tapi ke
“Where?” Joe bertanya kepada Ardi.Ardi terdiam sejenak. Dia menatap Joe. Dirinya agak tidak yakin apakah kawannya satu ini akan menerima idenya itu atau tidak.“New York.”Pada akhirnya dia memutuskan memberitahu Joe tentang idenya untuk meretas serves salah satu perusahaan Mr. Albert yang ada di New York—yang baru saja dia ketahui semalam setelah Pak Dwi berhasil menerobos keamanan milik perusahaan Mr. Albert.“Kenapa ngak di retas saja sekalian? Kan lu bilang sudah berhasil meretas lapisan keamanan perusahaannya.”“Tidak sesederhana itu. Ada satu server yang hanya bisa di akses langsung di sana. Dan itu artinya—”“High Level Secret.” Joe tampaknya langsung mengerti. “Oke ... Jadi kapan kita mulai?”“2 Minggu dari sekarang. Saat Ayu akan pergi ke New York untuk bertemu salah satu arsitek ternama di sana. Begitu sampai di sana, kau punya waktu s
“Kamu yakin mereka bisa bersatu lagi ... bukan soal mereka berdua. Tapi keluarganya Joe. Kamu tahu sendiri bagaimana keluarga itu terlalu mendambakan pernikahan yang sempurna untuk Joe sampai sekarang?” Cynthia bertanya setelah mendengar rencana Ardi yang hendak mempersatukan Ayu dan Joe kembali.“I know ... itulah kenapa aku menganggkat Ayu sekarang sebagai Vice President di salah satu perusahaanku. Kalau keluarganya masih ngeyel juga—itu artinya mereka sangat bodoh. Dan lagipula, Joe kan selama ini sudah putus hubungan dengan keluarganya. Jadi menurutku—bagaimana mereka berdua kedepannya sudah pasti tidak akan bersangkutan lagi dengan keluarga ngak beres itu.”Cynthia menghela nafas. Dia agak pesimis dengan rencana Ardi tersebut. Jika berhubungan dengan Joe mungkin soal memutuskan hubungan dengan keluarga bukanlah hal yang sulit. Namun Ayu? Dia agak khawatir kalau sahabatnya itu malah akan menyalahkan dirinya sendiri atas keputusan Joe itu.“Terserah kamu lah. Yang penting mereka be
Hanya berselang beberapa detik, mobil SUV milik Ardi akhirnya tiba. Masih dalam keadaan agak syok dan situasi yang kacau balau karena wartawan terus memotret, Joe dengan cepat memaksa Ardi dan pengacara yang bersama mereka untuk masuk ke dalam mobil.Tanpa memberikan keterangan apapun. Joe memerintahkan sopir mereka untuk segera tancap gas dan pergi dari situ.“Kita langsung ke kantor, tapi lewat akses VVIP.” Perintah Ardi sembari dia melepas jasnya yang berlumuran pecahan dari telur busuk; dan baunya sangat menyengat. Dia lalu memasukkan jasnya tersebut ke dalam kantong plastik yang kebetulan ada di laci belakang kursi sopir.“Apa ngak sebaiknya lu pulang saja dulu?” Joe bertanya.“Dan mengakui kalau gua syok dengan serangan dan ancaman ringan seperti itu? Tidak akan.”Tepat setelah Ardi selesai berbicara, handphone-nya bergetar. Melihat kalau itu adalah panggilan dari Pak Dwi. Dia langsung mengangkatnya tanpa banyak berpikir.“Halo—”“Orang yang menyerangmu. Datanya sedang dikirim k
“Lu jangan bercanda deh.” Cynthia masih tidak percaya dengan apa yang Joe baru saja sampaikan.“Lu pikir gua orang yang akan bercanda soal nyawa seseorang?”Mengacuhkan Cynthia dan Joe. Ardi—dengan tangan yang sedikit gemetaran—mengambil handphonenya-nya. Dia mengirim pesan singkat ke Pak Dwi untuk mencari keberadaan Alona dengan semua kemampuan yang dimiliki Project X sekarang.“Sayang. Kamu temani mama di rumah sekarang. Aku dan Joe akan pergi ke tempatnya Pak Dwi untuk memantau di mana lokasi Alona sekarang.” Ardi memerintahkan setelah dia berpikir sejenak untuk menenangkan diri. “Ah—Dan tolong minta Ayu urus semua urusan perusahaan untuk sementara ini.”“Oke. Kalian berdua hati-hati.”Sepanjang perjalanan menuju fasilitas Project X, Ardi tidak bisa tenang. Perasaannya sekarang ini campur aduk.“Awas saja orang-orang itu ... Dengar baik-baik. Begitu kita mendapatkan pelakunya, jangan segan-segan untuk menghabisi orang itu. Kali ini sudah tidak ada ampun lagi untuk mereka semua.” P
Besoknya. Sekitar jam 11 siang. Ardi menyambangi kantor Kejaksaan hanya di temani oleh pengacaranya. Media yang tampaknya sudah mengetahui berita kedatangannya, langsung mengerumuni Ardi. Walau begitu, Ardi ataupun pengacaranya tidak memberikan pernyataan apapun. Mereka berdua terus berjalan masuk dan mengacuhkan semua pertanyaan yang di lontarkan oleh para wartawan yang menyodorinya mic. Saat mencapai anak tangga paling atas, Ardi berhenti sejenak. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. “Hari ini saya datang sebagai saksi untuk melanjutkan pemeriksaan yang kemarin. Satu hal yang pasti—ENS sama sekali tidak pernah terlibat di dalam kasus suap apapun. Sesuai dengan visi yang disampaikan mantan Chairman sebelumnya, ENS akan menjadi perusahaan yang menjunjung transparansi. Oleh karena itu. Anda semua bisa membuka alamat website yang saya sebutkan ThePXFile.com—kalian akan menemukan dokumen rahasia tentang asal muasal dari dokumen yang menjerat Mrs. Jennie sekarang ini.” ***
Besok sorenya. Setelah selesai menangani semua urusan di perusahaan. Ardi, Joe, Ayu dan juga Cynthia berkumpul di fasilitas Project X. Kali ini Ardi sudah bulat memutuskan untuk mencari Pak Sakti.“Pak Sakti. Memang benar dia salah satu designer di Tim Project Mega City yang batal di garap ENS dulu. Terakhir kali dia terlihat adalah tahun 2005 silam saat masih bekerja di ENS Construction. Ketika ENS Group memutuskan untuk menjual ENS Construction, dia tidak pernah terdengar lagi kabarnya.” Ayu mempresentasikan temuannya tentang Pak Sakti.“Lalu bagaimana dengan database Project X? Apa tidak ada data sama sekali?” Ardi bertanya kepada Pak Dwi.“Project X baru berdiri setelah masa krisis saat itu. Dan juga, sistem database kami baru di bentuk 5 tahun yang lalu. Jadi semua data terkait ENS Group sebelum database mulai di bentuk—bisa di bilang tidak selengkap setelah Project X dan Central Database di bangun.”“Bagaimana kalau kita kerja sama dengan kepolisian kali ini untuk memeriksa soal