Share

Bab 5

Cahaya sang surya telah menyinari pagi hari. Semua makhluk hidup mengawalinya dengan kegiatan yang berbeda-beda.

Tak terkecuali Jack, dengan ditemani secangkir teh dan roko, dia selalu mengawali paginya dengan berjalan-jalan di taman.

Hangat matahari pagi membasuhi sekujur badan Jack. dia menikmati setiap sentuhan yang dia terima. Entah sejak kapan kelakuan itu, menjadi rutinitas paginya hingga sekarang.

Pria yang tengah berjemur, yang mensyukuri atas pemberian sang pencipta, langkahnya terhenti karena melihat salah satu anak didiknya menghadang rute jalan santainya tersebut.

Menyadari wajah sang murid tampak gelisah, dia bertanya, "Ada apa?"

Murid yang datang pada Jack membuka mulutnya dan menceritakan apa yang terjadi. ...

Jack yang mendengar jawaban itu, langsung terkesiap. Seketika dia menghentakan kakinya dengan cepat, di pandu muridnya ke tempat kejadian.

Dinginnya udara pagi beserta bau anyir darah menyambut Jack dengan peristiwa tragis, dua anggota keluarganya tak sadarkan diri dengan kondisi tubuh bermandi cairan merah.

Bersamaan dengan datangnya Jack, terdengar suara dari kejauhan.

"Apa yang terjadi?" teriak perempuan paruh baya sembari membawa sayur mayur nan buah.

Pandangan Jack langsung terlempar pada sumber teriakan. Ekspresi wajahnya kian berubah, sampai tak bisa ditebak apa yang harus dia katakan pada Olive, belahan jiwanya yang baru pulang belanja.

Merasa tak ada jawaban, Olive pelan-pelan berjalan melewati orang-orang yang ada di area.

Saat langkahnya makin dekat, baru lah bisa melihat dengan lebih jelas.

Olive terkejut saat kedua matanya melihat sosok yang berada di atas rumput itu ternyata adalah anaknya. Tubuh tuanya lesu hingga hampir terjatuh ke belakang tetapi sempat Jack tahan.

"Entah apa penyebabnya, saat semua orang terlelap dalam dekapan malam, terjadi pertarungan antar dua saudara! Dulihat dari bekas luka dan darahnya, sepertinya mereka saling serang hingga menjelang pagi!" ungkap Jack ke Olive yang masih terlihat syok.

Karena takut terjadi sesuatu yang lebih buruk apabila tidak mendapat pertolongan pertama, Jack langsung memberi interupsi,

"Cepat bawa ke rumah sakit! Mereka berdua harus segera mendapatkan perawatan sebelum terjadi apa-apa!"

Ke dua pemuda itu langsung di bawa ke rumah sakit.

Beberapa perawat membawa brankar untuk meletakan Steve dan Amber. Laju di bawanya ke ruang ICU guna mendapat perawatan.

Melihat isterinya yang telah bersipuh dengan air mata yang terus menetes membasahi pipi, membuat Jack dalam keadaan frustrasi. dia hanya bisa pasrah, semoga keajaiban datang pada anggota keluarganya.

Tak kenal lelah dan bosan menunggu, akhirnya pintu ruang ICU perlahan di buka. Sontak semua orang yang menunggu hasilnya memburu orang yang keluar dari sana.

"Setelah melewati masa kritis, mereka berdua akhirnya baik-baik saja! Beruntung tidak ada luka yang cukup serius. hanya saja butuh beberapa waktu untuk kembali sadar!" tutur sang dokter.

Setelahnya, pria dan wanita langsung masuk ke dalam ruangan. Terlihat dua pemuda yang belum sadar dari paska operasinya tengah berbaring.

Sejurusnya, Olive bersama dua lainnya diminta Jack untuk pulang duluan. Olive mengangguk ragu, pikirannya terus di selimuti rasa khawatir kepada sang anak. dia menghela napas lalu pergi menyisakan Jack sendiri.

Dengan tatapan sayu, ada rasa sesak yang begitu dalam saat Jack menatap kedua pemuda yang terbaring. Jika bukan mengikuti keegoisan mempertemukan Amber dengan Steve, semua ini mungkin tidak akan terjadi.

Rasanya dia ingin peristiwa ini hanya sebuah mimpi belaka, hanya sekadar bunga tidur yang menghiasi dunia ilusi, tetapi nyatanya ini benar-benar terjadi adanya.

"Kalian....! Setiap pertemuan pasti punya cerita! ada yang baik dan juga buruk!"

"Namun, pertemuan kalian mempunyai cerita yang amat buruk. Entah apa jadinya pertemuan yang kedua kalinya setelah kalian sadar nanti!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status