Share

Projek Sampah

Penulis: Rachel Bee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-19 19:33:25

Di kediaman keluarga Parker, nyonya Ferlestin duduk menunggu kedatangan Henry yang katanya telah selesai dengan presentasi dan akan menuju rumah besar setelahnya.

Ditemani oleh Hailey yang hari ini tak terlalu sibuk dengan bisnis butiknya, nyonya Ferlestin ikut terbawa dengan obrolan keponakannya yang membicarakan tentang peningkatan bisnisnya itu.

"Coba saja kakak berhasil mendirikan sekolah itu. Pasti aku akan lebih terkenal lagi dari sekarang. Bayangkan, bibi. Sekolah itu akan jadi sekolah unggulan. Lalu, mereka semua akan debut jadi artis besar. Pastinya butik milikku akan jadi tenar setelahnya." Hailey mencebik setelahnya.

"Memang apa rencanamu setelah sekolah itu berdiri?" tanya nyonya Ferlestin.

"Aku akan jadi sponsor utama dalam semua drama yang akan dimainkan para mantan siswa di sana. Aku bahkan sudah membuat rencana kontraknya." Hailey berkata dengan nada sombong. Terdiam sejenak, matanya langsung memicing ke arah bibinya. "Seandainya anak tiri bibi tidak berbuat rusuh,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Keadaan Yang Terbalik

    BrughHenry menghempas tangan Lucy dengan kasar hingga istrinya itu terjatuh. Bunyi debuman cukup kencang terdengar. Lutut Lucy berbenturan dengan lantai hingga membuatnya memar. Lucy meringis kesakitan. Ia menekuk lututnya sembari mengusap air matanya memelas. "Kau senang suamimu diperlakukan buruk di depan orang banyak?" dengus Henry. Tangannya menunjuk Lucy yang masih menangis di lantai dengan tangan gemetar. "Ini semua karena ulahmu yang terlalu manja." "Aku hanya memintamu untuk melihat acara tarian tadi, tidak ada yang lain. Kenapa kau begitu kasar?" balas Lucy dengan teriakan. Ia kembali menangis lagi. Lututnya sangatlah sakit. Ditambah dengan luka hatinya karena telah dituduh membuatnya dibenci oleh orang lain. "Kau berani membantah? Aku benci wanita yang senang membantah suami!" Henry menarik lengan Lucy lalu menjatuhkannya di dekat pintu kamar mandi. Lucy mundur ke belakang hingga punggungnya menyentuh pintu yang terbuka. "Masuk!" Hen

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Trauma masa lalu

    Henry menarik tangan Lucy menjauh dari kerumunan. Hatinya panas melihat pesaing bisnisnya tertawa bahagia di depan sana bersama mantan istrinya. Isi kepalanya sangatlah kacau. Ia ingin memuntahkan semua yang melintas terutama pada Damian. "Henry, kita akan kemana?" Lucy terseok-seok mengikuti langkah Henry yang semakin cepat. Semua orang memandang pasangan itu dengan dahi berkerut. Lucy hampir saja jatuh andai saja tak ada orang yang membantunya berdiri. "Hei bung, istrimu jatuh. Kau kasar sekali pada wanita." Lucy menundukkan wajahnya. Ia sungguh malu karena menjadi tontonan banyak orang sekarang. Pria yang tadi menolongnya berjalan mendekati Henry yang menghentikan langkahnya. "Pria yang menyakiti wanita adalah pecundang." Ucapan pria tadi menyulut kemarahan Henry. Ia melepas pegangan tangannya pada Lucy lalu menyingsingkan lengan kemejanya. Pria tadi merasa ada sesuatu yang salah dari Henry. Naluri kewaspadaannya muncul ketika Henry siap melayangkan

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kecemburuan Dua Pihak

    Pertunjukan air mancur akan berlangsung malam nanti. Bersamaan dengan diluncurkannya sebuah wahana baru di taman seni Amberfest. Rencananya, wahana baru itu akan digunakan untuk para artis pendatang baru yang ingin melakukan debut aktingnya di drama atau film terbaru di semua agensi terkenal di Amberfest. Kota Amberfest adalah surganya para penggiat dunia hiburan. Selain Ilba, Amberfest terkenal dengan pusat agensi berkelas internasional di negara bagian Ambroxia. Tak mengherankan, banyak artis pendatang baru akan berbondong-bondong datang ke kota ini. Setidaknya, ada dua atau tiga agensi aktor berdiri tiap tahunnya yang menjadi magnet untuk mereka. "Wah, itu gedung untuk wahana yang baru?" tanya Carol menunjuk sebuah gedung berwarna biru terang yang tampak mewah di matanya. Walau gedung itu hanya berisi tiga lantai, tapi nuansanya terlihat sangat elegan. "Ya, itu adalah gedung yang dirancang oleh Billy dan Mr Zuck. Sebenarnya, gedung itu suda

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Merencanakan Ancaman

    Nyonya Emma tertawa senang mendengar keberhasilan Henry. Berdasarkan informasi yang mata-matanya dapatkan, nyonya Carmen berhasil mendapatkan suara dari Damian untuk memilih Henry dalam pemilihan pemimpin Harold Times yang diadakan tiga bulan lagi. Bibirnya terus tersenyum membayangkan Carol menangis di bawah kakinya saat mereka menguasai satu-satunya harta peninggalan ayahnya. Nyonya Emma teringat suatu kejadian di mana dirinya bertengkar hebat dengan nyonya Ivana Dustin, ibu kandung Carol. Nyonya Emma meminta pertolongannya untuk memberikan bantuan modal kepada suaminya. Namun dirinya ditolak mentah-mentah oleh nyonya Ivana. "Aku tidak sudi membantu keluarga Parker dalam hal apapun. Aku membenci kalian semua," ujar nyonya Ivana saat itu. Kalimat yang terucap mengandung kata-kata penuh amarah. "Ivana, aku tak menyangka kau begitu angkuh. Hanya karena Freddy tak memilihmu, kau jadi seperti ini. Ingat Ivana, aku yang pernah menolongmu di saat kau sedang

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Pertemuan Tak Sengaja

    Hari ini cerah. Rachel berencana ingin pergi ke pusat kota untuk melihat pertunjukan tarian yang dipersembahkan oleh penari lokal. Tarian yang mereka kuasai begitu mengagumkan. Mereka semua berbakat, hanya saja tak menemukan tempat yang cocok untuk menyalurkan bakatnya. Pertunjukan telah berlangsung selama setengah jam, selama itu pula Rachel duduk diam sambil menepuk tangannya. Bibirnya tersenyum melihat lima orang penari berdiri di depan sana dengan anggunnya. Ah, andai saja dirinya tak menikah muda pastinya kini dia bisa saja berdiri di depan menunjukkan bakatnya yang terpendam. "Kau suka dengan tariannya?" tiba-tiba saja seorang pria duduk di sebelah Rachel. Ia menyodorkan minuman dingin padanya lalu bertanya lagi, "Aku sering melihatmu di sini. Apa kau juga seorang penari?" Rachel menggelengkan kepalanya. Pria ini pasti seorang anak orang kaya yang sedang iseng duduk dan menikmati pemandangan gratis di tempat ini. "Kau, sedang apa di sini?" tanya Rachel tiba-tiba. Pria itu me

  • Penguasa Hati Tuan Arogan    Kesepakatan Dengan Damian

    Nyonya Carmen masuk ke dalam ruangan yang ditunjukkan oleh resepsionis Esley. Ruangan yang cukup besar dengan interior minimalis. Ia duduk menyilang dengan kursi menghadap kaca besar ke arah jalanan kota Amberfest. Pemandangan dari atas gedung ini cukup nyaman, pikirnya. Karena terlalu nyaman, ia tak sadar ada seseorang masuk ke dalam ruangan itu. "Selamat pagi nyonya Carmen." suara besar itu membuyarkan lamunan wanita paruh baya yang tengah menikmati pemandangan kota. Ia menggeser kursinya. Senyumannya pun merekah begitu melihat sosok Damian yang kata rumor di luar sana sangatlah tampan dan gagah. Ternyata benar, pria itu lebih dari sekedar tampan. Ia juga berkharisma dan berwibawa. Persis seperti ayahnya. "Apa kabar Damian? Lama tidak bertemu." nyonya Carmen mengulurkan tangannya mengajak Damian bersalaman. "Kantormu besar juga ya." "Ada sesuatu yang tidak kuketahui sebelumnya?" Damian duduk sambil menyilangkan kakinya. Tak lama kemudian, Ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status