Share

Bertemu Kembali

Penulis: SweetWater
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 11:10:38

“Maafkan aku, Aleeta. Aku tidak bisa membantumu.”

Seketika bahu Aleeta merosot lesu saat mendengar jawaban dari Thomas—Bos di Cafe tempat ia bekerja. Di jam makan siangnya ini, Aleeta menyempatkan diri untuk menemui Thomas di ruangan kerja pria itu. Ia sudah mengatakan alasannya kepada Thomas untuk apa ia sampai harus meminjam uang, tapi ternyata Thomas tidak bisa membantu Aleeta.

“Kamu pasti berpikir kalau aku ini pelit,” imbuh Thomas.

“Nggak, Thom. Sungguh aku nggak berpikiran seperti itu,” sahut Aleeta sembari menggeleng.

Thomas hanya bisa terkekeh kecil. “Berpikiran seperti itu juga tidak masalah, Aleeta. Orang-orang pasti berpikir kalau Cafeku ini ramai, dan untung yang aku dapatkan pasti juga lumayan. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.”

Aleeta hanya terdiam menatap pria yang selama beberapa tahun ini menjadi Bosnya.

“Aku punya banyak sekali tanggungan yang harus aku bayar setiap bulannya. Termasuk tempat ini, tempat tinggalku. Gaji kalian. Dan percayalah, aku rela menghemat kebutuhan hidupku demi memberikan gaji yang layak kepada kalian. Bagiku yang terpenting itu adalah bagaimana Cafe ini bisa tetap berjalan, dan bagaimana cara aku bisa menggaji karyawanku dengan baik.”

Aleeta menunduk. Ia paham sekali dengan apa yang dikatakan oleh Thomas. Ia tidak boleh egois dan memaksa Thomas untuk membantunya. Lagipula delapan ratus juta memang angka yang cukup besar. Meski Cafe milik Thomas ini selalu ramai pengunjung, tapi seharusnya Aleeta tidak perlu tahu seberapa persen keuntungan yang di dapatkan oleh Thomas. Yang pasti selama Aleeta bekerja di sini dan Thomas menggajinya dengan layak itu sudah lebih dari cukup. Thomas punya kebutuhannya sendiri, dan Aleeta paham akan hal itu.

“Sekali lagi maafkan aku, Aleeta. Maaf karena aku tidak bisa membantumu,” imbuh Thomas.

Aleeta menggeleng. “Seharusnya aku yang meminta maaf, Thom. Bukan kamu. Maaf karena aku sudah lancang dan mengganggumu.”

“Hei, kamu tidak lancang, Aleeta. Aku tahu kamu sedang berusaha. Justru aku yang harus meminta maaf karena aku tidak bisa membantumu.”

Tidak.

Seharusnya Aleeta lah yang harus meminta maaf. Hari ini Aleeta sudah melibatkan dua orang sekaligus ke dalam urusan yang seharusnya menjadi tanggung jawab Aleeta sendiri, bukan orang lain.

Lalu sekarang, kemana Aleeta harus mencari uang sebesar delapan ratus juta? Apa ia jujur saja ke wanita glamor itu kalau ia tidak bisa mencari uang sebanyak delapan ratus juta? Tapi bagaimana kalau wanita itu benar-benar memasukkan Aleeta ke dalam penjara? Apa Aleeta terima saja, toh di penjara nanti ia justru bisa bebas dari gangguan Sonya.

Argh, Aleeta benar-benar merasa frustrasi.

***

Jam sudah menunjuk di angka sepuluh malam, dan Aleeta belum juga berhasil mendapatkan sejumlah uang untuk mengganti rugi sebuah tas yang di rusak oleh Ibunya. Seharian ini Aleeta sudah berusaha mati-matian untuk memikirkan bagaimana cara ia mendapatkan uang? Ia benar-benar merasa begitu lelah dan ingin menyerah.

“Aku duluan, ya,” pamit Aleeta kepada Mira dan Johan yang juga sudah bersiap untuk pulang.

Hari ini Aleeta terpaksa tidak berangkat bekerja ke tempat Miko, demi pergi menyelesaikan masalah Ibunya. Masalah yang seharian ini berhasil membuat kepalanya terasa ingin pecah. Tidak ada cara lain, Aleeta harus menemui wanita glamor itu dan mengatakan kalau ia belum bisa mengganti rugi tasnya hari ini.

Begitu sampai di klub pagi tadi. Aleeta segera bergegas masuk ke dalam, menatap sekeliling, berharap bisa menemukan wanita glamor pagi tadi. Tapi pencahayaan yang minim tersebut benar-benar berhasil membuat Aleeta merasa kesulitan.

“Heh, mana uang ganti ruginya?!”

Aleeta terkesiap saat merasakan sebuah tangan mencengkeram lengannya kuat. Ternyata wanita itu yang lebih dulu berhasil menemukan Aleeta.

“S-sebelumnya aku ingin minta maaf,” jawab Aleeta mencoba memberanikan diri. Apalagi saat ini wanita glamor yang ada di hadapannya tengah di kawal dua orang pria yang tampak seperti bodyguard.

“Apa maksudmu?!” Wanita itu bertanya dengan nada tinggi.

Aleeta mengambil napas, lalu membuangnya. “Maksudku, aku benar-benar minta maaf karena aku belum bisa mengganti rugi tasmu hari ini.”

“Jadi kamu belum membawa uang delapan ratus juta itu sekarang?” Wanita itu memicing ke arah Aleeta. Sementara Aleeta hanya bisa mengangguk. “Bawa anak ini.”

Kedua mata Aleeta memelotot ketika wanita itu memerintahkan dua pria tadi untuk menyeretnya.

“Hei, lepaskan aku!”

“Diam!” Bentak wanita itu.

“Kalian ingin membawaku kemana?!” Aleeta terus memberontak saat kedua pria itu terus saja menyeretnya menjauh dari kumpulan orang-orang yang ada di klub tersebut. “Lepaskan aku!”

“Aku bilang diam!” Bentak wanita glamor itu sembari melayangkan satu tamparan yang berhasil mengenai pipi kanan Aleeta.

Rasanya sungguh menyakitkan. Aleeta tidak tahu harus berbuat apa saat wanita, dan kedua pria ini terus menyeret tubuhnya. Aleeta benar-benar takut. Apa yang akan orang-orang ini lakukan padanya? Kepada siapa Aleeta harus meminta tolong?

“Tolong, lepaskan aku. Aku berjanji akan segera mengganti rugi,” pinta Aleeta.

Wanita itu berdecih, lalu berhenti tepat di depan Aleeta. “Dengar anak manis, aku punya penawaran khusus untukmu malam ini.”

“P-penawaran apa?” Tanya Aleeta bingung.

Wanita glamor itu tersenyum, lalu membuka sebuah ruangan dimana di dalamnya sudah ada seorang pria berperut buncit yang sedang menikmati segelas minuman. Ketakutan Aleeta semakin bertambah besar saat pria itu menoleh. Pria itu menatapnya dengan tatapan kurang ajar, menelisik dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.

“Begini saja, kamu boleh tidak mengganti rugi uang tas yang sudah di rusak oleh Ibumu itu dengan syarat ...” wanita itu mendekat, dan membuat Aleeta semakin merasa ketakutan. “Kamu harus melayani pria yang ada di dalam sana.”

Aleeta menggeleng. Sialan! Ia mengumpat setengah mati di dalam hatinya. Kenapa hidupnya terasa begitu menyedihkan? Bukan hanya Ibunya saja, bahkan orang lain pun juga menyuruhnya untuk menjual diri kepada pria berhidung belang.

“Nggak sudi! Kamu pikir aku ini wanita macam apa?!” Teriak Aleeta.

“Dengarkan aku!” Wanita itu langsung menjambak rambut Aleeta. “Kamu jangan merasa sok suci, anak manis. Kamu tahu kan apa yang sering di lakukan Ibumu setiap malam. Dan harusnya kamu sebagai anak juga bisa melakukan apa yang di lakukan oleh Ibu sialanmu itu.”

“Aku bukan wanita murahan!” Ketus Aleeta.

Wanita itu terkekeh. “Kalau begitu berikan aku uang delapan ratus juta itu sekarang.”

“Aku sudah bilang, aku belum punya uang itu sekarang. Akan aku usahakan besok,” jawab Aleeta dengan nada pasrah.

“Kamu pikir kamu ini siapa? Sampai aku harus memberikan belas kasihanku padamu!” Bentak wanita glamor itu sembari menghempaskan kepala Aleeta.

“Tapi bukan aku yang merusak tasmu! Harusnya kamu meminta ganti rugi itu pada Ibuku!” Aleeta balas berteriak.

Lagi-lagi wanita itu tertawa. “Bukankah kamu anak yang baik. Apa kamu tidak ingin membayar ganti rugi itu demi Ibumu? Apa kamu tidak kasihan pada Ibumu yang sudah tua itu?”

Sialan! Lagi-lagi Aleeta hanya bisa mengumpat dalam hati. Ia harus bisa kabur. Aleeta harus mencari cara agar bisa pergi dari tempat ini sekarang juga. Ia tidak sudi di jual oleh wanita glamor itu.

“Bawa dia masuk!” Perintah wanita glamor itu kepada dua bodyguardnya.

Saat kedua bodyguard itu hendak membawa Aleeta masuk, Aleeta dengan cepat mengayunkan kakinya dan menendang tepat di pusat tubuh dari kedua pria tersebut. Aleeta berhasil melepaskan tangannya saat kedua pria itu sedang merasakan sakit akibat tendangannya. Ia segera memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari, pergi secepat mungkin dari tempat tersebut.

“Heh, mau kemana kamu?! Kalian, cepat kejar anak itu!”

Gawat. Aleeta harus berlari cepat sebelum kedua pria itu kembali menangkapnya. Tapi saat Aleeta hendak berbelok, tanpa sengaja ia menabrak seseorang yang sedang berjalan berlawanan arah dengan dirinya.

Sial! Apa memang hidup Aleeta harus seperti ini?

Aleeta mendongak, bersiap untuk kembali berlari saat tiba-tiba ia menyadari jika orang yang baru saja di tabraknya adalah ....

“Nicholas.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nasi Goreng Buatan Nicholas

    “Kemana Mary?” Aleeta bertanya ketika ia dan Nicholas memasuki dapur. Nicholas hanya mengangkat bahu. “Apa mungkin dia sedang pergi?” Aleeta kembali bersuara. “Mungkin.” Nicholas menjawab singkat. Ia mengikuti Aleeta yang berjalan menuju lemari tempat penyimpanan makanan. “Apa Mary lupa untuk memasak hari ini?” Tanya Aleeta yang kini berjalan menuju kulkas. “Oh, sepertinya Mary sedang pergi berbelanja sekarang. Lihat, nggak ada apapun yang tersisa di sini,” ujarnya menatap Nicholas. “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Nicholas. Aleeta diam sejenak. “Mungkin kita bisa membuat sarapan seadanya terlebih dahulu.” Aleeta segera mengeluarkan telur yang hanya tinggal satu butir itu beserta dua bungkus mie instan. Dan untungnya Aleeta juga masih menemukan sedikit sayuran yang bisa ia gunakan sebagai pelengkap mienya nanti. “Mie instan?” Nicholas mena

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hadiah Dari Nicholas

    Aleeta perlahan mulai membuka matanya. Ia pikir semuanya sudah berakhir. Tapi ternyata ia salah. Begitu Aleeta membuka mata Nicholas segera menurunkan sandaran kursinya dan langsung menyerang bibirnya. “Nicho—“ Aleeta tidak bisa memprotes karena bibir Nicholas langsung membungkam bibirnya begitu saja. Aleeta mencengkeram tangan Nicholas saat jari yang masih terbenam di dalamnya itu perlahan kembali bergerak, keluar masuk di miliknya yang sudah semakin basah oleh cairan pelepasannya tadi. Ia mendesah saat tangan Nicholas yang lainnya langsung menangkup salah satu dadanya, kemudian meremasnya pelan. “Nich …,” Aleeta merintih saat bibir Nicholas mulai mengecupi lehernya, menjilatinya dengan sensual. “Aku sudah nggak bisa menahannya, Aleeta,” bisik Nicholas di leher Aleeta. Aleeta baru ingin menjawab tetapi suara jeritannyalah yang lebih dulu keluar. Terkesiap karena mulut Nicholas yang langs

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aku Hanya Peduli Padamu

    Lagu yang mengiringi dansa Nicholas dan Aleeta sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Tapi mereka masih tetap berdiri, saling memeluk dan mendekap satu sama lain. “Masih belum puas memelukku?” Aleeta mendongak, menatap Nicholas yang tengah menunduk ke arahnya. Dan karena Nicholas yang menunduk seperti itu membuat wajahnya dan wajah suaminya itu tampak begitu dekat. Bahkan Aleeta bisa merasakan hidung Nicholas menggesek hidungnya saat ia bergerak tadi.“Kalau aku bilang belum?” Aleeta berujar polos.Nicholas terkekeh pelan. “Baiklah. Terserah kamu ingin memelukku sampai kamu puas pun aku nggak akan masalah. Hanya saja mungkin lebih baik kalau kamu melanjutkannya nanti saja,” terang Nicholas.“Nanti kapan?”“Nanti kalau sudah berada di rumah,” bisik Nicholas menggoda.Aleeta merasa pipinya seketika memanas karena bisikan tersebut. Ia menatap Nicholas yang kini mulai tersenyum ganjil. Apa yang sedang Nicho

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Makan Malam Romantis

    Mobil yang di kendarai Nicholas berhenti di pelataran parkir sebuah restoran mewah bintang lima yang ada di pusat kota. Pria itu segera keluar mobil, lalu membukakan pintu mobil untuk Aleeta. Bahkan Nicholas tak segan mengulurkan tangan saat Aleeta hendak turun dari mobilnya. Seperti layaknya seorang pangeran yang sedang membantu permaisurinya turun dari kereta kuda. Hanya saja bedanya Aleeta tidak menaiki kereta kuda, melainkan sebuah mobil mewah.Nicholas terus membimbing Aleeta memasuki restoran. Seorang pelayan langsung menyambut kedatangan Nicholas dan mengarahkannya ke sebuah ruangan VIP yang sudah di pesan secara khusus oleh Nicholas tadi. Nicholas menarik sebuah kursi lalu menyuruh Aleeta duduk di kursi tersebut, sedangkan ia duduk di depan Aleeta. Aleeta menatap sekeliling, restoran itu sangat mewah, semua orang datang dengan mengenakan pakaian yang rapi, gaun dan jas. Sementara dirinya? Aleeta menunduk. Ia hanya mengenakan sebuah dress se

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merayakan Ulang Tahun Aleeta

    Aleeta melangkah ke teras rumah. Sudah dua hari ini Aleeta selalu pulang lebih awal, setelah selama seminggu kemarin ia selalu pulang di atas pukul delapan.Aleeta lalu membuka pintu rumahnya. Ia ingin segera mandi dan mengistirahatkan diri sejenak, supaya nanti Aleeta tidak akan ketiduran saat menunggu kepulangan Nicholas yang entah akan sampai di rumah pada pukul berapa.Namun, saat langkah Aleeta memasuki pintu tiba-tiba ia langsung terkejut begitu saja ketika melihat pria yang berstatus sebagai suaminya itu sudah lebih dulu pulang, dan tengah duduk di ruang tamu.Dia benar Nicholas, kan? Pikir Aleeta.Aleeta kembali melangkah dan menutup pintu rumah dengan berhati-hati. Sebisa mungkin agar pintu itu tidak mengeluarkan suara. Ia lalu berdiri, menatap suaminya yang hanya duduk dengan wajah datar.Menarik napas sejenak sebelum kemudian Aleeta tersenyum dan menyapa suaminya. “Hai, tumben sudah pulang. Apa—““Selamat u

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Dua Pria Yang Mengawasi Aleeta

    Lukas yang baru saja sampai di apartemennya segera membuka pintu, dan melangkah masuk ke dalam kamar. Pria itu dengan cepat melepas jas, dasi, kemeja dan juga sepatunya lalu merebahkan dirinya ke atas ranjang tempat tidur. Ia berbaring tanpa mengenakan atasan, meletakkan kedua tangannya di bawah kepala dan menatap langit-langit kamarnya dalam diam.Sejak tadi Lukas tak bisa berhenti memikirkan tentang kejadian yang baru terjadi siang tadi. Tepatnya setelah ia selesai makan siang bersama Aleeta.Lukas sadar betul, bahwa sejak ia dan Aleeta keluar dari butik Emily, sudah ada orang yang mengawasi mereka. Lukas menghela napas, mengingat kejadian yang terjadi siang tadi. “Kamu ingin makan di mana kali ini?” Lukas bertanya saat ia dan Aleeta keluar butik.Aleeta tampak berpikir sejenak. “Yang dekat saja, Luke. Bagaimana kalau Cafe yang ada di ujung jalan sana? Aku dan Emily pernah makan di sana, dan rasanya lumayan enak.”“Baiklah. A

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status