Share

Merasa Pusing

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-07-05 18:00:00

“Aleeta, kamu tadi kenapa?”

Nicholas langsung mendekati Aleeta yang baru saja keluar dari butik Emily. Seperti yang Aleeta katakan pada Emily pagi tadi kalau hari ini ia izin pulang sore. Dan tepat saat jam menunjukkan pukul empat sore mobil Nicholas sudah stand by menjemputnya di halaman butik.

“Nggak apa-apa, kok. Memangnya kenapa?” Aleeta menatap Nicholas yang membimbingnya berjalan menuju mobil.

“Kamu membuatku khawatir soal kejadian siang tadi, Aleeta. Kamu yakin nggak apa-apa?” Nicholas kembali bertanya.

Aleeta tersenyum tipis. “Iya. Aku baik-baik saja. Tadi sepertinya memang karena makanannya yang terlalu amis jadi aku hampir muntah saat menciumnya.”

Nicholas menepuk-nepuk puncak kepala Aleeta lembut. “Lain kali jangan membuatku khawatir lagi, ya.”

Aleeta mendongak. “Kamu ini kenapa, sih? Kenapa kamu terlihat mengkhawatirkanku begitu? Harusnya aku yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Rasa Sakit Saat Melihat Aleeta Tertawa Bersama Lukas

    Hari ini Nicholas sengaja ingin pulang lebih awal supaya ia bisa menemani Aleeta yang sedang berada di rumah. Tidak peduli meski pekerjaan Nicholas masih menumpuk. Toh, ia masih bisa mengerjakannya besok atau nanti saat ia memiliki waktu luang di rumah. Selain itu, Nicholas juga memiliki Ella yang bisa membantunya menyelesaikan semua pekerjaan tersebut. Sedangkan untuk menemani Aleeta, Nicholas tidak tahu harus mengandalkan siapa. Nicholas merasa satu-satunya orang yang bisa ia andalkan untuk menemani istrinya hanyalah dirinya sendiri. Selain itu, saat ini kan Nicholas juga masih harus berusaha memperbaiki hubungannya dengan Aleeta. Jadi tidak ada salahnya jika ia memutuskan pulang lebih awal, setelah beberapa hari lamanya ia selalu sibuk dengan pekerjaannya di kantor. “Ella, tolong kamu selesaikan laporan yang sudah aku kirim ke emailmu hari ini.” Kata Nicholas saat ia keluar dari ruangannya. Ella langsung mengangguk. “Baik,

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Datang Untuk Menemanimu

    “Apa yang kamu lakukan di sini?” Lukas hanya menaikkan sebelah alisnya saat ia melihat Aleeta yang sedang berdiri di hadapannya. “Seharusnya aku yang bertanya, apa yang sedang kamu lakukan?” Lukas balik bertanya kepada Aleeta. Aleeta mengernyit. “Tentu saja aku sedang membukakan pintu untukmu. Memangnya apa lagi?” Sahutnya seraya melipat kedua tangan. Lukas tersenyum tipis. “Aku kira kamu sedang cosplay menjadi badut.” “Apa maksudmu? Kenapa kamu menuduhku seperti itu?” Tanya Aleeta bingung. Lukas menatap Aleeta. “Wajahmu.” “Ada apa dengan wajahku?” Aleeta langsung berjalan menuju kaca yang ada di ruang tamunya. “Astaga,” gumamnya seraya memejamkan mata. Bagaimana bisa Aleeta sampai tidak sadar kalau wajahnya saat ini sedang kotor karena terkena adonan kue? Dan kenapa juga Mary hanya diam saja saat melihat wajahnya yang kotor seperti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mual Yang Berkelanjutan

    Sudah tiga hari ini Aleeta terus saja merasakan mual setiap kali ia bangun dari tidur. Tidak hanya itu. Bahkan setiap kali Aleeta selesai muntah, Aleeta pasti akan merasa lemas, dan pusing seperti yang pernah ia rasakan beberapa waktu yang lalu. Tentu saja hal itu membuat Nicholas panik dan khawatir. Tetapi setiap kali Nicholas hendak membawa Aleeta pergi ke dokter, wanita itu pasti akan menolaknya. “Kita ke dokter, ya,” bujuk Nicholas yang saat ini sedang duduk di sebelah Aleeta. Aleeta yang sedang duduk di atas tempat tidur itu langsung menggeleng. “Nggak, Nicho. Aku sudah bilang berkali-kali kalau aku nggak mau pergi ke dokter. Kenapa kamu nggak mengerti juga?” Aleeta menatap sebal pada Nicholas. “Tapi kamu sakit, Aleeta.” “Aku yang lebih tahu keadaan diriku sendiri. Dan aku merasa, aku sedang nggak sakit.” “Aleeta, kamu—“ “Jangan pernah paksa aku lagi untuk pergi ke

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mual Di Pagi Hari

    Aleeta terbangun saat merasakan mual yang tiba-tiba saja terasa mengaduk perutnya. Awalnya Aleeta ingin mengabaikan rasa mual tersebut. Namun, semakin lama mual itu semakin terasa mendesak dan naik ke tenggorokannya. Ia pun segera beranjak duduk seraya membekap mulut. Aneh. Tidak biasanya Aleeta merasa mual di pagi hari seperti ini. Apa jangan-jangan mual itu karena efek obat yang sedang ia konsumsi? Saat Aleeta sedang sibuk menerka-nerka tiba-tiba saja mual itu datang lagi. Kali ini Aleeta sudah tidak bisa menahannya. Ia segera turun dari atas tempat tidur, kemudian berlari cepat menuju kamar mandi. Begitu sampai di depan toilet, Aleeta pun langsung menumpahkan semua isi perutnya di sana. “Hooeeek!” Aleeta tidak hanya muntah sekali. Tetapi berkali-kali hingga rasanya tubuhnya menjadi lemas dan mulutnya terasa begitu pahit. Sementara itu, Nicholas yang masih terlelap ti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Selena Melihat Nicholas Bersama Seorang Wanita

    Saat ini Nicholas sedang membantu Aleeta untuk mengemas barang-barangnya. Karena malam ini juga Aleeta sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah. “Apa sudah semuanya?” Tanya Nicholas memastikan. Aleeta yang sedang duduk di hadapannya hanya bisa mengangguk pelan. “Sudah,” jawabnya singkat. Nicholas menatap Aleeta lekat. Ada sesuatu yang terasa menusuk dadanya setiap kali Aleeta bersikap seperti itu. Nicholas merindukan Aleeta yang seperti biasanya. Ia merindukan perhatian Aleeta, senyum Aleeta dan semuanya tentang Aleeta. Tapi, Nicholas juga cukup sadar dengan apa yang sedang terjadi di antara mereka. Jadi Nicholas juga tidak bisa berharap lebih. Tapi meskipun begitu. Ia tidak akan menyerah. Ia akan tetap berusaha membuat Aleeta percaya padanya, agar istrinya itu bisa kembali lagi seperti biasanya. Saat Nicholas hendak memindahkan tas Aleeta ke atas meja. Tiba-tiba saja ia mendengar ponselnya berdering. Ia s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Peringatan Yang Kesekian Kalinya

    “Apa yang sedang kalian lakukan?!” Baik Aleeta maupun Lukas langsung sama-sama menjauhkan diri saat mendengar suara Nicholas yang menggelegar di dalam kamar perawatan Aleeta. “N-Nicho …,” Aleeta tertegun menatap kedatangan Nicholas. Memangnya pukul berapa sekarang? Kenapa Nicholas bisa berada di sini? Bukankah pria itu sedang ada meeting penting hari ini? Aleeta bertanya-tanya dalam hati. Sementara itu, Nicholas langsung melangkah mendekati Aleeta dan Lukas. Tidak. Lebih tepatnya mendekat ke arah Lukas. Tanpa mengatakan apapun, Nicholas langsung meraih kerah kemeja yang di kenakan Lukas, lalu menariknya berdiri hingga menjauhi ranjang tempat tidur Aleeta. “Apa yang kamu lakukan?!” Bentak Nicholas marah. Sedangkan Lukas hanya menanggapinya dengan tersenyum santai. “Pelankan suaramu, Nich. Kamu ingat kan kalau kita sedang berada di—“ “Jangan banyak bicar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status