Share

Penungguan Berakhir Pahit
Penungguan Berakhir Pahit
Author: Venus

Bab 1

Author: Venus
Bryan melepaskan jas pengantin yang sedang dia coba dengan tergesa-gesa, mengambil ponselnya, lalu memesan penerbangan terdekat menuju Malde.

"Kita tunda pernikahannya beberapa hari lagi. Kamu bisa menjelaskannya pada Paman dan Bibi," kata Bryan.

Setelah menjalin hubungan selama enam tahun, Cecil sudah tidak bisa menghitung berapa kali Bryan meninggalkannya demi Yovita.

Tadi Cecil masih tenggelam dalam kebahagiaan dan harapan terhadap pernikahan mereka. Namun, sekarang cahaya di matanya perlahan memudar.

Karena Yovita, pernikahan Cecil ditunda berulang kali. Cecil sudah lama menjadi bahan tertawaan di mata kerabat dan teman-temannya.

Rasa sakit hati seperti tabung tertutup yang membuat Cecil sesak napas. Air matanya juga tidak bisa dibendung, tampak menggenang di pelupuk mata.

Setelah selesai memesan tiket, Bryan langsung bertatapan dengan mata berkaca-kaca Cecil ketika berbalik. Hatinya tersentak, lalu pria itu membuka mulut untuk menjelaskan dengan sedikit rasa bersalah.

"Kamu tahu sendiri kalau Yovita sedang sakit. Kalau nggak menuruti kemauannya, dia akan menyakiti dirinya sendiri. Aku nggak bisa mengabaikannya."

Sebelum Cecil sempat berbicara, ponsel Bryan berdering.

Itu adalah panggilan dari Yovita yang mendesaknya.

Bryan menghibur Yovita dengan lembut, memberitahunya bahwa tiket pesawat sudah dipesan, lalu dia juga akan segera pulang untuk menjemputnya. Bryan menyuruh Yovita untuk mengemasi barangnya terlebih dahulu.

Setelah menutup telepon, Bryan mengangkat kepala untuk menatap Cecil lagi. Rasa bersalah di mata Bryan sudah lenyap tanpa bekas.

"Aku harus pergi sekarang. Kalau nggak, nanti aku akan ketinggalan pesawat. Setelah kamu selesai mencoba gaun pengantinnya, kamu bisa pulang sendiri naik taksi," ujar pria itu.

Cecil menatap punggung Bryan yang melangkah pergi dengan cepat. Telapak tangannya terus mengepal.

Pada waktu kuliah, Bryan terkenal sebagai pria yang angkuh dan dingin di jurusannya. Wanita yang mengejarnya sangat banyak, sampai semuanya berlomba mendapatkan pria itu.

Cecil mengikutinya, mengejar Bryan dengan gigih selama dua tahun. Baru akhirnya Cecil berhasil mendapatkan pria yang bagaikan bunga di puncak gunung tinggi ini.

Cecil sangat menghargai hubungan yang sudah susah payah dia dapatkan ini. Cecil selalu perhatian dan pengertian terhadapnya, tidak pernah manja atau marah seperti gadis-gadis lainnya.

Namun, tidak peduli seberapa tulus hati Cecil, Bryan selalu bersikap acuh tak acuh pada Cecil.

Meskipun mereka menjalin hubungan romantis, selalu ada jarak yang samar di antara mereka.

Awalnya Cecil mengira karakter Bryan memang seperti itu. Namun, ketika dia melihat ketegangan Bryan ketika Yovita terluka, barulah Cecil mengerti bahwa Bryan bukanlah orang yang dingin.

Semua orang sudah mengetahui bahwa Yovita menyukai Bryan. Hanya saja, cinta ini tidak mendapatkan persetujuan dari Ayah Bryan karena hubungan khusus mereka berdua.

Jadi, Yovita terus mengganggu hubungan Cecil dan Bryan dengan menggunakan penyakitnya. Setiap kali, Bryan akan selalu membujuk adiknya itu dengan lembut.

Terkadang Cecil bahkan merasa dirinya hanyalah bagian dari permainan antara Bryan dan Yovita. Perasaan ini benar-benar membuatnya muak.

Dalam enam tahun ini, Cecil pernah berpikir untuk melepaskan Bryan. Namun, setiap kali dia ingin berbalik pergi, Bryan akan melunakkan sikapnya, mencoba menahannya.

Ini sudah terjadi berulang kali. Hati Cecil sudah tenggelam dalam keputusasaan, kehangatan dan harapannya sudah direnggut, hanya tersisa kesengsaraan.

Dulu Cecil tidak seperti ini. Dia adalah orang yang optimis dan ceria, selalu memancarkan semangat.

Namun, sekarang Cecil menjadi orang yang sensitif dan mudah marah. Dia mengeluh setiap hari, seperti wanita cerewet yang meratapi nasibnya sendiri.

Selalu mengalah pada orang lain membuat Cecil kehilangan jati dirinya. Tiba-tiba, Cecil merasa bahwa sosok di cermin itu sangat asing, sangat menyedihkan.

Cecil tidak ingin lagi terus terlibat dengan Bryan. Karena Bryan tidak peduli dengan hubungan mereka, Cecil juga bisa mengganti mempelai prianya menjelang pernikahan!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 23

    Cecil mengira teman Bryan atau teman sekolah dulu yang mengurus pemakaman Bryan, jadi dia tidak terlalu ambil pusing.Dalam perjalanan pulang, Cecil pergi ke supermarket untuk membeli susu bubuk bagi anaknya. Namun, dia malah diculik oleh seorang pria bertopi kasti yang membawa pisau."Cecil, kenapa hidupmu begitu beruntung? Kenapa kamu begitu bahagia?"Cecil segera menyadari bahwa orang yang menculiknya adalah Yovita yang diusir dari rumah oleh Dirga.Setelah mengetahui Cecil diculik, satpam supermarket yang membawa tongkat pun bergegas datang untuk melawan si penjahat.Seseorang yang berada di dekat situ juga menelepon polisi."Yovita, jangan gegabah. Polisi akan segera datang. Kamu nggak akan bisa kabur. Apa pantas membahayakan dirimu sendiri?"Pisau di tangan Yovita tampak sangat tajam. Bilahnya mengiris kulit Cecil dan darah mengalir.Cecil tidak menyangka Yovita akan membuntutinya dan hendak membunuhnya.Pasti Yovita yang mengambil jenazah Bryan. Itu menunjukkan betapa dalamnya r

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 22

    Sebelum Cecil sempat menjawab, suara Evan terdengar dari belakang."Kenapa? Bukankah alasannya sudah jelas? Kamulah yang pertama kali mengkhianati perasaan Cecil, kamulah yang menyakitinya! Beraninya kamu mempertanyakannya sekarang?"Evan memegang semangkuk kemasan pangsit. Dia berjalan menghampiri Cecil dan merangkul bahu istrinya."Cecil sekarang istriku. Kami sudah punya akta nikah dan sah menjadi suami istri. Bukankah sudah agak terlambat bagimu untuk datang dan menyatakan cintamu pada istriku saat ini?""Selama enam tahun, kamu punya banyak sekali kesempatan untuk menyelamatkan hubungan kalian. Tapi, coba ingat baik-baik apa yang telah kamu lakukan. Cecil nggak berutang apa pun padamu, jadi jangan coba-coba membuatnya merasa bersalah. Jangan bilang kamu mencintainya lalu menyesal. Satu-satunya orang yang kamu cintai sedari awal adalah dirimu sendiri. Kamu menyesal bukan karena kehilangan orang yang paling kamu cintai, tapi karena kamu kehilangan orang yang paling mencintaimu."Kat

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 21

    Dirga pun mengusir Yovita dari rumah saat Yovita masih menjalani pemulihan pasca melahirkan. Anak yang Yovita lahirkan juga Dirga kirim ke panti asuhan.Dirga hanya setuju mengizinkan Bryan menikahi Yovita karena Yovita mengatakan bahwa dia sedang mengandung anak Bryan.Karena Bryan sekarang menjadi orang cacat, Dirga berharap bisa melatih cucunya menjadi penerusnya.Itu sebabnya Dirga, yang selalu peduli dengan reputasinya, mengabaikan kritik semua orang dan mengizinkan Bryan menikah dengan Yovita.Pada akhirnya, rencananya gagal. Cucunya bahkan tidak memiliki darah Keluarga Jayadi!Dirga bertekad tidak akan hancur begitu saja. Seperti kata orang, selama masih ada gunung, maka tidak akan kekurangan kayu bakar. Dirga harus melindungi dirinya sendiri agar bisa bangkit kembali.Karena putranya, Bryan, sudah tidak berguna lagi, Dirga memutuskan untuk memeras setiap sisa nilai yang dimiliki Bryan.Dirga diam-diam memindahkan asetnya ke luar negeri dan kemudian mengganti nama perwakilan huk

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 20

    Karena takut Cecil akan khawatir, Evan tidak pergi ke rumah sakit untuk berobat setelah diselamatkan.Sebaliknya, dia menahan rasa sakit yang parah dan pulang untuk merawat Cecil.Baru setelah kondisi kandungan Cecil stabil, Sinta berani menceritakan pengalaman mendebarkan malam itu kepada Cecil."Evan anak yang baik. Semua orang itu nggak berani turun menolong ayahmu, hanya dia yang berani. Kalau bukan karena dia, ayahmu mungkin ...."Cecil tidak tahu ada kejadian seperti itu. Setelah mendengarkan penjelasan ibunya, Cecil memeluk Evan dan menangis tersedu-sedu. Air mata dan ingusnya pun menetes ke baju Evan."Kenapa kamu nggak memberitahuku? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku? Kamu harus memberitahuku kalau sampai ada apa-apa lagi ke depannya! Kamu nggak boleh menyembunyikan apa-apa dariku lagi!"Evan mengacak-acak rambut Cecil. "Gadis bodoh, aku nggak mungkin membiarkan anak kita lahir tanpa seorang kakek. Dia ayahmu sekaligus ayahku. Tugasku adalah menyelamatkannya. Aku nggak memb

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 19

    Cecil akhir-akhir ini sering merasa mengantuk dan dia sudah terlambat datang bulan selama hampir sebulan.Evan pun menemani Cecil ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Evan sangat gembira ketika menerima hasil pemeriksaan."Sayang, kamu hamil! Aku akan jadi seorang ayah!"Cecil sedikit termangu saat melihat hasil pemeriksaan yang Evan pegang."Aku benar-benar hamil?"Evan menyerahkan laporan itu kepada Cecil. "Tentu saja sungguhan."Cecil membaca hasil pemeriksaan itu dengan tidak percaya.Evan memegang pipi Cecil dan mencium keningnya."Sayang, kamu harus istirahat yang cukup. Serahkan semua pekerjaan rumah padaku. Jaga kesehatanmu baik-baik. Kehamilan memang berat, tapi aku pasti akan menjagamu dengan baik."Meskipun Cecil belum siap menjadi seorang ibu dan anak ini adalah hasil dari sebuah insiden, ketika dia melihat ekspresi bahagia Evan, semua kekhawatiran Cecil langsung lenyap.Ya, dengan Evan di dekatnya, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun.Begitu mendengar kabar Cecil hamil,

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 18

    Saat Bryan naik ke panggung untuk menjalani prosesi pernikahan, Cecil baru mengetahui bahwa Bryan terluka parah dalam kecelakaan mobil waktu itu.Selain terkejut dan syok, Cecil juga jadi merasa kasihan terhadap Bryan.Bryan yang dulu begitu angkuh dan diidolakan banyak gadis kini telah menjadi seperti ini. Cecil tidak dapat membayangkan betapa besar pukulan ini bagi Bryan.Cecil jadi merasa sedikit menyesal. Jika dia tidak memutuskan hubungan dengan Bryan seperti itu dan Bryan tidak datang ke Kota Muria untuk mencarinya, mungkin nasib pria itu tidak akan seperti ini.Evan menyadari perubahan suasana hati Cecil, jadi dia meremas tangan istrinya dan menghiburnya."Jangan bersedih. Setiap orang bisa tertimpa kesialan ataupun keberuntungan kapan saja. Itu bukan salahmu."Sebagai pengantin pria, Bryan sama sekali tidak tersenyum. Dia justru tampak seperti orang yang tidak bisa merasakan apa-apa lagi.Ibarat robot, Bryan bekerja sama dengan pembawa acara untuk menyelesaikan proses pernikaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status