Share

Bab 6

Author: Venus
Cecil terbaring di rumah sakit selama dua hari, sementara Bryan tidak pernah muncul lagi.

Cecil membuka status WhatsApp Bryan. Benar saja, Bryan sedang bersama dengan Yovita, tampak tak terpisahkan.

Di status WhatsApp Bryan ada foto Yovita. Setiap unggahan di status WhatsApp-nya selalu berkaitan dengan Yovita tanpa terkecuali.

Sungguh konyol. Cecil yang adalah pacar resminya saja tidak pernah muncul di status WhatsApp Bryan.

Dulu setiap kali Cecil memikirkan hal ini, emosinya akan melonjak. Selama enam tahun bersama Bryan, dia sudah disiksa hingga menjadi seorang wanita yang suka mengeluh.

"Melepaskan hubungan yang buruk seperti ini juga bisa dianggap sebagai pembebasan." Cecil tersenyum pahit.

Kondisi tubuhnya sudah hampir pulih, jadi Cecil membereskan barang-barangnya, lalu mengurus prosedur untuk keluar dari rumah sakit.

Sebentar lagi Cecil akan meninggalkan Kota Havana, jadi dia harus bertemu dengan Melisa.

Melisa Sutaji adalah sahabat terbaik Cecil. Setelah lulus, dia dan Cecil sama-sama tinggal di Kota Havana. Cecil melakukannya demi cinta, sementara Melisa demi bisnisnya. Mereka berdua menjalankan sebuah kedai kopi bersama.

"Melisa, bisakah aku menjual sahamku di kedai kopi ini padamu dengan harga murah? Aku sudah berjanji pada orang tuaku untuk pulang kampung dan menikah. Aku nggak akan kembali lagi ke Kota Havana lagi," ujar Cecil.

"Aku nggak salah dengar, 'kan? Kamu ingin meninggalkan Bryan dan menikah dengan orang lain?" tanya Melisa.

Melisa menatap Cecil dengan wajah terkejut. Dia hampir tidak percaya dengan telinganya sendiri.

Cecil sudah menduga bahwa Melisa akan bereaksi seperti ini. Siapa suruh dulu Cecil terlalu mencintai Bryan, selalu mengatakan bahwa dia hanya akan menikah dengan Bryan di kehidupan ini. Jika memikirkannya sekarang, Cecil merasa seperti sedang menampar wajahnya sendiri.

Cecil berpura-pura tersenyum santai sambil membalas, "Ya. Setelah menyelesaikan urusan yang ada selama beberapa hari ini, aku akan langsung pulang. Nanti kamu harus datang untuk menjadi pengiring pengantinku."

Mereka sudah mencurahkan banyak usaha untuk kedai kopi ini. Melisa berpikir bahwa karena Cecil bersedia mengalihkan saham kedai kopi padanya, berarti dia sudah bertekad untuk pergi.

"Baiklah. Karena kamu sudah berpikir untuk nggak menggantungkan diri pada satu pohon saja, aku sebagai teman merasa senang untukmu," kata Melisa.

Melisa meminta Cecil untuk membuat kontrak. Setelah keduanya menandatangani kontrak, Cecil sudah sepenuhnya menyelesaikan semua urusannya di Kota Havana.

Begitu keluar dari kedai kopi, Cecil menerima telepon dari Bryan.

"Ayahku pulang. Dia menyuruhku membawamu pulang untuk makan bersama. Bibi sudah menyiapkan semuanya di rumah. Kamu di mana? Aku akan menjemputmu."

Cecil awalnya tidak ingin pergi. Namun, dia berpikir bahwa tampaknya Ayah Bryan belum mengetahui anaknya ini ingin menunda pernikahan lagi.

Bagaimanapun juga, Cecil akan pergi sebentar lagi. Lebih baik dia menggunakan kesempatan ini untuk memperjelas semuanya dengan Paman Dirga, agar tidak ada kebingungan di kemudian hari.

Tak lama kemudian, Bryan menjemputnya dengan membawa mobil. Cecil sedang berdiskusi dengan ibunya melalui WhatsApp tentang masalah pernikahan.

Ketika ekor mata Bryan menangkap kata "pernikahan", ekspresi di wajahnya sedikit berubah.

"Bukankah aku sudah menyuruhmu memberi tahu orang tuamu kalau pernikahannya ditunda? Apa kamu nggak memberi tahu mereka?" tanya Bryan.

Reaksi Bryan ini membuat hati Cecil terasa sakit. Pria ini tahu bahwa penundaan pernikahan yang berulang kali tidak akan bisa diterima oleh orang tua Cecil. Jadi, Bryan memilih melepaskan tanggung jawab, lalu melemparkan semua masalah pada Cecil.

Ketika bersama dengan Bryan, Cecil yang selalu menghadapi semua badai. Sementara Bryan hanya menonton dengan dingin.

Cecil tertawa pelan. "Aku sudah mengatakannya, kamu tenang saja. Aku nggak memaksa menikah denganmu."

Bryan terdiam sejenak, lalu membuka mulut untuk menjelaskan, "Kamu salah paham, bukan itu maksudku. Aku hanya ...."

"Sudahlah, nggak perlu membicarakannya lagi." Cecil tidak memberinya kesempatan menjelaskan, langsung membuka pintu kursi penumpang depan, lalu masuk.

Cecil naik ke mobil, lalu menurunkan kaca jendela untuk menatap ke luar. Angin yang bertiup membuat bulu matanya yang halus dan panjang bergetar lembut. Di antara mereka berdua, tidak ada lagi percakapan.

Saat Cecil dan Bryan baru bersama, wanita itu selalu punya banyak hal untuk dibicarakan. Namun, sekarang keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi dengan Bryan sudah menghilang bersama dengan cintanya.

Sesampainya di kediaman Keluarga Jayadi, Cecil dan Bryan masuk bersamaan satu demi satu.

Ayah Bryan, Dirga Jayadi, adalah seorang pengusaha. Biasanya dia sangat tegas terhadap Bryan, tetapi di depan Cecil, dia adalah seorang Ayah yang penyayang.

"Cecil sudah datang. Aku sudah menyuruh Bibi Sarti membuat banyak makanan kesukaanmu. Makanannya akan disajikan sebentar lagi."

Baru saja Dirga selesai bicara, Paula Laksmana dan Yovita turun dari tangga dengan bergandengan tangan.

Begitu melihat Cecil, pasangan ibu dan anak itu sama-sama tidak menunjukkan ekspresi yang ramah.

Saat makan, Yovita sengaja bersikeras duduk di antara Bryan dan Cecil, bahkan merengek meminta Bryan mengambilkan makanan untuknya.

"Yang tumbuh bersama sejak kecil memang memiliki perasaan yang berbeda." Paula berbicara sambil menatap Cecil dengan penuh makna.

Perut Cecil merasa mual, tidak nafsu makan sama sekali. Dia meletakkan sendoknya, lalu berkata kepada Dirga.

"Paman, pernikahanku dan Bryan nggak jadi diadakan. Bryan sudah mengatakan tentang hal ini pada Paman, 'kan?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 23

    Cecil mengira teman Bryan atau teman sekolah dulu yang mengurus pemakaman Bryan, jadi dia tidak terlalu ambil pusing.Dalam perjalanan pulang, Cecil pergi ke supermarket untuk membeli susu bubuk bagi anaknya. Namun, dia malah diculik oleh seorang pria bertopi kasti yang membawa pisau."Cecil, kenapa hidupmu begitu beruntung? Kenapa kamu begitu bahagia?"Cecil segera menyadari bahwa orang yang menculiknya adalah Yovita yang diusir dari rumah oleh Dirga.Setelah mengetahui Cecil diculik, satpam supermarket yang membawa tongkat pun bergegas datang untuk melawan si penjahat.Seseorang yang berada di dekat situ juga menelepon polisi."Yovita, jangan gegabah. Polisi akan segera datang. Kamu nggak akan bisa kabur. Apa pantas membahayakan dirimu sendiri?"Pisau di tangan Yovita tampak sangat tajam. Bilahnya mengiris kulit Cecil dan darah mengalir.Cecil tidak menyangka Yovita akan membuntutinya dan hendak membunuhnya.Pasti Yovita yang mengambil jenazah Bryan. Itu menunjukkan betapa dalamnya r

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 22

    Sebelum Cecil sempat menjawab, suara Evan terdengar dari belakang."Kenapa? Bukankah alasannya sudah jelas? Kamulah yang pertama kali mengkhianati perasaan Cecil, kamulah yang menyakitinya! Beraninya kamu mempertanyakannya sekarang?"Evan memegang semangkuk kemasan pangsit. Dia berjalan menghampiri Cecil dan merangkul bahu istrinya."Cecil sekarang istriku. Kami sudah punya akta nikah dan sah menjadi suami istri. Bukankah sudah agak terlambat bagimu untuk datang dan menyatakan cintamu pada istriku saat ini?""Selama enam tahun, kamu punya banyak sekali kesempatan untuk menyelamatkan hubungan kalian. Tapi, coba ingat baik-baik apa yang telah kamu lakukan. Cecil nggak berutang apa pun padamu, jadi jangan coba-coba membuatnya merasa bersalah. Jangan bilang kamu mencintainya lalu menyesal. Satu-satunya orang yang kamu cintai sedari awal adalah dirimu sendiri. Kamu menyesal bukan karena kehilangan orang yang paling kamu cintai, tapi karena kamu kehilangan orang yang paling mencintaimu."Kat

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 21

    Dirga pun mengusir Yovita dari rumah saat Yovita masih menjalani pemulihan pasca melahirkan. Anak yang Yovita lahirkan juga Dirga kirim ke panti asuhan.Dirga hanya setuju mengizinkan Bryan menikahi Yovita karena Yovita mengatakan bahwa dia sedang mengandung anak Bryan.Karena Bryan sekarang menjadi orang cacat, Dirga berharap bisa melatih cucunya menjadi penerusnya.Itu sebabnya Dirga, yang selalu peduli dengan reputasinya, mengabaikan kritik semua orang dan mengizinkan Bryan menikah dengan Yovita.Pada akhirnya, rencananya gagal. Cucunya bahkan tidak memiliki darah Keluarga Jayadi!Dirga bertekad tidak akan hancur begitu saja. Seperti kata orang, selama masih ada gunung, maka tidak akan kekurangan kayu bakar. Dirga harus melindungi dirinya sendiri agar bisa bangkit kembali.Karena putranya, Bryan, sudah tidak berguna lagi, Dirga memutuskan untuk memeras setiap sisa nilai yang dimiliki Bryan.Dirga diam-diam memindahkan asetnya ke luar negeri dan kemudian mengganti nama perwakilan huk

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 20

    Karena takut Cecil akan khawatir, Evan tidak pergi ke rumah sakit untuk berobat setelah diselamatkan.Sebaliknya, dia menahan rasa sakit yang parah dan pulang untuk merawat Cecil.Baru setelah kondisi kandungan Cecil stabil, Sinta berani menceritakan pengalaman mendebarkan malam itu kepada Cecil."Evan anak yang baik. Semua orang itu nggak berani turun menolong ayahmu, hanya dia yang berani. Kalau bukan karena dia, ayahmu mungkin ...."Cecil tidak tahu ada kejadian seperti itu. Setelah mendengarkan penjelasan ibunya, Cecil memeluk Evan dan menangis tersedu-sedu. Air mata dan ingusnya pun menetes ke baju Evan."Kenapa kamu nggak memberitahuku? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku? Kamu harus memberitahuku kalau sampai ada apa-apa lagi ke depannya! Kamu nggak boleh menyembunyikan apa-apa dariku lagi!"Evan mengacak-acak rambut Cecil. "Gadis bodoh, aku nggak mungkin membiarkan anak kita lahir tanpa seorang kakek. Dia ayahmu sekaligus ayahku. Tugasku adalah menyelamatkannya. Aku nggak memb

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 19

    Cecil akhir-akhir ini sering merasa mengantuk dan dia sudah terlambat datang bulan selama hampir sebulan.Evan pun menemani Cecil ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Evan sangat gembira ketika menerima hasil pemeriksaan."Sayang, kamu hamil! Aku akan jadi seorang ayah!"Cecil sedikit termangu saat melihat hasil pemeriksaan yang Evan pegang."Aku benar-benar hamil?"Evan menyerahkan laporan itu kepada Cecil. "Tentu saja sungguhan."Cecil membaca hasil pemeriksaan itu dengan tidak percaya.Evan memegang pipi Cecil dan mencium keningnya."Sayang, kamu harus istirahat yang cukup. Serahkan semua pekerjaan rumah padaku. Jaga kesehatanmu baik-baik. Kehamilan memang berat, tapi aku pasti akan menjagamu dengan baik."Meskipun Cecil belum siap menjadi seorang ibu dan anak ini adalah hasil dari sebuah insiden, ketika dia melihat ekspresi bahagia Evan, semua kekhawatiran Cecil langsung lenyap.Ya, dengan Evan di dekatnya, dia tidak perlu khawatir tentang apa pun.Begitu mendengar kabar Cecil hamil,

  • Penungguan Berakhir Pahit   Bab 18

    Saat Bryan naik ke panggung untuk menjalani prosesi pernikahan, Cecil baru mengetahui bahwa Bryan terluka parah dalam kecelakaan mobil waktu itu.Selain terkejut dan syok, Cecil juga jadi merasa kasihan terhadap Bryan.Bryan yang dulu begitu angkuh dan diidolakan banyak gadis kini telah menjadi seperti ini. Cecil tidak dapat membayangkan betapa besar pukulan ini bagi Bryan.Cecil jadi merasa sedikit menyesal. Jika dia tidak memutuskan hubungan dengan Bryan seperti itu dan Bryan tidak datang ke Kota Muria untuk mencarinya, mungkin nasib pria itu tidak akan seperti ini.Evan menyadari perubahan suasana hati Cecil, jadi dia meremas tangan istrinya dan menghiburnya."Jangan bersedih. Setiap orang bisa tertimpa kesialan ataupun keberuntungan kapan saja. Itu bukan salahmu."Sebagai pengantin pria, Bryan sama sekali tidak tersenyum. Dia justru tampak seperti orang yang tidak bisa merasakan apa-apa lagi.Ibarat robot, Bryan bekerja sama dengan pembawa acara untuk menyelesaikan proses pernikaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status