Home / Young Adult / Penyesalan tanpa Akhir / Dua : Peresmian Berpisah

Share

Dua : Peresmian Berpisah

Author: Na Shinta
last update Last Updated: 2023-05-03 17:59:54

DUA : PERESMIAN BERPISAH

ANJALI melihat kosong ke arah Agam dan Anya. Keduanya tengah mengantre di tukang jagung bakar. Sesekali anak dan ayah itu terlihat melempar gurauan yang membuat keduanya tertawa.

'Kalau kita mau jadi pergi ke pasar malam, kuharap kau tidak terlalu dekat dengan saya dan Anya.'

Anjali tersenyum miris mendengar syarat aneh yang keluar dari mulut suaminya. Bener-bener gila dan tidak masuk akal, namun tak ayal Anjali menurutinya. Perempuan itu benar-benar menjaga jarak dengan anak dan suaminya. Anjali sungguh tidak mau merusak suasana hati suaminya yang akan berimbas dengan kebahagiaan Anya. Anjali lakukan ini demi putri tersayangnya.

"MAMAAA SINII!"

Anjali terkesiap. Pandangannya tertuju pada lambaian tangan Anya. Rupanya anak gadis menyuruh mendekat padanya. Sebelum beranjak dari tempatnya, Anjali sempat melirik wajah Agam. Namun hanya tatapan datar yang di tampilkan pria itu.

"MAMAA KATA PAPA AYOK SINII CEPETAN,"

Tidak percaya apa yang di dengar nya barusan. Anjali kembali melempar tatapan pada Agam. Kali ini ada anggukkan kecil dari pria itu. Tanpa sadar Anjali tersenyum dan melangkah mendekat.

"Kata papa sekarang kita mau kemana lagi ma? Langsung pulang atau main ke tempat lain?" Celoteh Anya begitu Anjali sudah di dekat mereka.

Anjali melirik jam tangannya. Jarum pendek menunjukkan pukul 21.15. Ini sudah lewat dari jam malam putrinya. Lagipula kalau mereka memaksakan main takutnya Anya masuk angin dan sakit.

"Gimana kalau kita pulang aja. Ini sudah kemaleman sayang, besok lagi mainnya ya? Iya kan papanya Anya?" Anjali meminta persetujuan dari suaminya itu. Namun bukannya menjawab Agam malah menggaruk tengkuk kepalanya. Anjali paham betul kalau calon mantan suaminya itu tengah salah tingkah.

"Beneran Pa besok kita bisa main lagi?"

Barulah ketika Anya menyentuh pipinya, Agam mengangguk ragu, "Iya,"

Keheningan yang terjadi sejak mereka memasuki mobil. Anya yang sudah tertidur pulas sejak 20 menit lalu tidak lagi berceloteh mengisi kecanggungan di dalam mobil.

Sedari tadi yang dilakukan Anjali hanya memandang pemandangan malam lewat kaca mobil. Sesekali membenarkan letak tubuh Anya yang bergerak-gerak agar kembali nyaman.

"Anya milik kita. Hak asuh Anya pasti ada di kamu. Namun kalau dia memilih tinggal bersamaku nantinya, dengan senang hati aku akan menerima Anya, Ryanti pasti akan senang menjaga dan merawat Anya."

Bibir Anjali berkedut mendengarnya. Umur Anya yang baru 3 tahun, sangat memungkinkan hak asuh ada ditangannya. Anjali bersyukur setidaknya dia tidak akan kesepian. Namun ada rasa tidak enak dibenaknya kalau Anya tinggal bersamanya. Dirinya takut Anya tidak terbiasa dengan kehidupan yang akan dilaluinya kelak.

Terbiasa dengan kemewahan dan bergelimang harta, Anjali takut Anya tidak akan bahagia kalau memilihnya.

"Besok surat perceraian akan diantarkan oleh pengadilan kuharap kamu langsung menandatanginya supaya proses perceraian kita segera selesai."

Anjali hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Agam.

"Bang," panggil Anjali pelan. Entah kenapa memikirkan nasib Anya sungguh mengganggu pikirannya. Sepertinya dia harus segera membicarakan hal ini dengan Agam.

"Hmm,"

"Aku bukannya gak mau merawat Anya. Hanya saja kamu tau sendiri keadaan ku bagaimana sekarang. Aku takut Anya tidak bahagia kalau tinggal bersamaku. Bolehlah kalau aku menitip Anya padamu. Aku berjanji aku akan mengambil Anya darimu setelah aku mampu."

"Apa maksudmu dengan kata menitip. Anya juga anakku bukan hanya anakmu! Kamu dengar kata menitip benar-benar menganggu dan menyinggung ku!" Suara Agam terdengar dingin.

Anjali menutup mulutnya. Dirinya sadar perkataannya begitu kejam dan kasar. Tidak seharusnya dia berkata seperti itu.

"Maaf," cicit Anjali menyesal.

"Sudah aku katakan kalau Anya memilihku dengan senang hati aku akan menerimanya."

Tidak mau kemarahan calon mantan suaminya melebar, Anjali memilih diam. Lagipula dirinya juga sudah sangat lelah.

Seperkian detik akhirnya Anjali tertidur pulas menyusul putrinya ke alam mimpi.

Pagi hari ketika dia membuka mata. Dikejutkan dirinya sudah berada di dalam kamar lengkap dengan selimut membungkus sebagian tubuhnya.

Anjali mengernyit heran, ingat betul kalau semalam dia tertidur di dalam mobil. Apa Agam yang membawanya ke sini?

Anjali menyibakkan selimut berniat hendak membersihkan diri. Namun melihat Agam yang baru saja keluar dari pintu kamar mandi segera mengurungkan niatnya. Agam sudah sangat rapi dengan stelan kantornya.

"Bang, maaf aku kesiangan." Anjali menatap Agam takut. Alih-alih marah seperti dugaan Anjali, Agam hanya mengangguk.

Anjali bengong sebentar melihat reaksi Agam yang tidak seperti biasanya.

"Bang, aku tidak sempat memasak untukmu pagi ini," kata Anjali menjelaskan.

"Iya,"

"Kamu tidak marah?"

"Aku akan sarapan bersama Riyanti pagi ini."

Hati Anjali mencelos mendengar jawaban dari Agam. Lebih menyakitkan dari biasanya. Anjali rasa, Agam mendingan marah karena tidak dimasakkan pagi ketimbang mengeluarkan perkataan itu.

Pantas saja Agam tidak marah karena dia akan sarapan bersama sang pujaan hati.

Anjali mengangguk kecil, "Terimakasih sudah membawaku ke kamar semalam."

Anjali masuk ke dalam kamar mandi tanpa menyempatkan menoleh pada Agam. Rasanya tidak sanggup kalau harus melihat muka Agam pagi ini. Seharusnya dia tidak terlalu berharap di saat perceraian sudah di depan mata. Kebahagiaan pernikahan yang dia dambakan hanyalah mustahil dia dapatkan.

Tanpa Anjali sadari, Agam menatap kepergian dirinya dengan tatapan sulit diartikan.

Siangnya benar saja, perwakilan dari pengadilan membawakan surat perceraian yang dimaksud Agam malam tadi. Tanpa menunggu lama lagi Anjali segera menandatangani seperti keinginan Agam.

Kalau perceraian ini adalah solusi dari akhir rumah tangganya. Anjali akan terima. Kebahagiaan yang direncakan sirna begitu tangannya menari di atas surat materai.

Semuanya sudah jelas. Anjali gagal mempertahankan rumah tangganya.

"Jaliii, kenapa kamu menangis, Nak?"

Anjali mengusap pipinya kasar.

"Sejak kapan Mama di sini? Maaf jali tidak sadar," Anjali menyalimi tangan mertuanya.

"Sejak kamu menangis. Kamu ada masalah dengan suamimu?"

Mendengar pertanyaan dari mertuanya Anjali yakin, Agam tidak memberitahu mamanya tentang perceraian ini.

Anjali pikir dia tidak ada berhak memberitahu mamanya tentang ini. Biarlah Agam yang bercerita.

Anjali menuntun mamanya masuk ke dalam rumah. Membiarkan wanita paruh baya itu menyimpan ribuan keanehan dibenaknya.

"Siapa orang tadi, Jali?"

"Siapa, Ma?"

Terlihat mama mertuanya menghembuskan napas pelan. "Kayaknya dia dari pengadilan agama keliatan dari mobilnya. Apa yang terjadi, Nak? Kamu mau bercerai dengan Agam?"

Anjali diam seribu bahasa. Tidak tau harus bersikap bagaimana. Kedatangan mama nya benar-benar tidak terpikirkan olehnya.

"Maaf, Anjali gagal mempertahankan pernikahan Anjali, Ma. Maaf Anjali tidak memenuhi permintaan mama untuk menjadi menantu mama selamanya."

Tidak bisa membendung air matanya lagi, Anjali menangis keras di dalam dekapan mama mertuanya. Bukan hanya gagal menjaga pernikahan dari perceraian tapi dirinya gagal juga mewujudkan permintaan mama mertuanya.

"Mama tidak menyalahkan kamu atas ini, Jali. Kamu tidak harus meminta maaf. Sepantasnya mama yang minta maaf sudah memaksa kamu menjalani kehidupan bersama Agam. Mama tau kamu tidak bahagia hidup selama tiga taun bersama pria yang tidak kamu cintai. Mama minta maaf, Nak."

Anjali menggeleng tidak setuju dengan penuturan mama mertuanya. Anjali begitu menikmati hidup bersama Agam.

"Semoga kamu hidup bahagia Nak. Kamu akan tetap menjadi menantu mama sampai kapanpun,"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan tanpa Akhir    Extra Chapter : Pertemuan Terakhir

    #CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.

  • Penyesalan tanpa Akhir    END : Langit yang Bercahaya

    #CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHaii wargaaaGimana kabar kalian sekarang?Semoga bae bae terus ya biar bsa baca cerita aku yang lainnya, wkwkwk.Sorry banget semalem chapter ini ke up gaess 😭 Terimakasih klian sudah nunggu sampe akhir. ❤️HOWAAA GAK KERASA BESOK SUDAH BERGANTI TAHUN LAGIISELAMAT TAUN BARU GAEESSSSEMOGA TAHUN SELANJUTNYA AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA.SEMOGA SEMUA HARAPAN DAN CITA-CITA KALIAN SATU PER SATU TERKABUL YA!!BAHAGIA SELALU UNTUK KALIAN ❤️Chapter 35 aku up di jam-jam terakhir 2023. Gimana perasaan kalian nemenin aku sampe chapter 35? TIGAPULUH LIMA : ENDOkey enjoy reading!!***"Itulah masa laluku, Mas,"Perempuan yang tengah mengusap perut besarnya tersenyum sembari menerawang kenangan masa lalu yang enggan hilang itu. Sudah 10 tahun berlalu baru kali ini dia menceritakan kisah pilu itu kepada orang lain."Jadi itu sebabnya kamu mau ngasih nama anak kita Agamza Viran Alathas, hm?" Perempuan itu mengangguk semangat. Kemudian menoleh sembari melempar

  • Penyesalan tanpa Akhir    TIGAPULUH EMPAT : KECELAKAAN MAUT.

    #CIPIKA-CIPIKI PENGARANG Aku mau mengucapkan maaf sebesar-besarnya kalau ada ketikan aku yang kurang sreug dan menyinggung perasaan kalian. Aku tidak bermaksud begitu. Iya aku penulis kecil yang tidak tau etika. Mohon maaf sama kalian. Kalau ada kesalahan jangan sungkan untuk tegur aku. Tetapi teguran yang beretika juga. Oh iya, sebentar lagi ini end, mau ada cerita baru lagi gak buat ngegantiin MR? Sebenarnya udah ada di draft tinggal publish nih. Gimana, spill sinopsisnya? Jamin gak kalah seru dari MR 🌝😘Okey lah enjoy reading wargaa 😘 jangan lupa vote dulu ya.TIGAPULUH EMPAT : KECELAKAAN MAUT.***"Ben, tolong bantu saya untuk mencari Anya. Kamu cukup kasih tau saya ke keberadaan putri saya sisanya biar saya yang urus,""Baik, Pak," Agam mengakhiri panggilannya. Kini dia tengah berkemas untuk pulang ke rumah di bantu Anjali dan mamanya. Agam sudah boleh pulang sekarang, walaupun tidak memungkinkan untuk berkeliaran dan melakukan hal berat. Itu sebabnya dia meminta bantuan

  • Penyesalan tanpa Akhir    TIGAPULUH TIGA : SEBATAS TANGGUNGJAWAB.

    TIGAPULUH TIGA : SEBATAS TANGGUNGJAWAB.***"Ma, Bang Agam koma," Di sebrang telepon terdengar suara teriakan tertahan dari mama Agam. Anjali yakin pasti mama mertuanya itu shock berat mengetahui keadaan putranya. Semalam Anjali tidak langsung mengabari mama Agam. Anjali lebih memilih menjaga Agam semalaman ketimbang harus merepotkan mama Agam. Di benaknya, Anjali menyalahkan dirinya sendiri atas keadaan Agam sekarang.Kalau saja Agam tidak mencarinya pasti keadaan pria itu stabil tidak akan collapse seperti sekarang. Anjali menghembuskan napas pelan. Dokter bilang jahitan di kepala Agam yang belum mengering itu terbuka. Sepertinya kepalanya juga mengalami benturan yang mengakibatkan cedera berat pada kepala.Anjali tidak tahu kalau keadaan Agam bisa seburuk ini. Anjali juga tidak tahu, apa Agam sempat terjatuh sehingga kepalanya terbentur? Atau ada seseorang yang sengaja ingin melukai Agam saat mencarinya?Anjali mengusap wajahnya kasar. Ketika dia menoleh matanya menangkap dari kej

  • Penyesalan tanpa Akhir    TIGAPULUH DUA : HARAPAN AGAM

    TIGAPULUH DUA : HARAPAN AGAM***"Reksa ... apa yang kamu lalukan?" Genangan darah yang semakin meluas tidak mampu menggerakkan kaki Anjali untuk mendekat dan menutup sumber darah tersebut. Kedua kaki perempuan itu seolah dilem rapat dengan lantai. Seharusnya Anjali segera bergerak sebelum tubuh Agam mati karena kekeringan. Entah karena pengaruh alkohol atau memang Reksa sudah tidak waras. Pria itu malah tertawa terbahak lalu lesehan di lantai. Matanya menatap Anjali, "Aku gak berniat membunuhnya aku tidak sengaja." Anjali menggelengkan kepalanya. Kalau dia tidak bergerak Agam sungguhan akan meninggal. Sekarang Reksa sudah tidak bisa diandalkan. Anjali mengumpulkan keberaniannya dan mengenyahkan semua pikiran buruk. Perlahan kakinya bergerak sedikit demi sedikit ke arah tubuh Agam yang sudah tidak sadarkan diri. "Bang Agam..." Anjali berhasil duduk di depan wajah Agam. Tangannya bergetar hebat mengangkat kepala Agam ke pangkuannya. Ketakutan Anjali memuncak ketika darah mengucur

  • Penyesalan tanpa Akhir    TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI

    TIGAPULUH SATU : TIDAK BOLEH PERGI#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAI GAIS SELAMAT MALAMSEPERTINYA KITA BUTUH VISUAL AGAM SAMA REKSA YA? ADA YANG MAU NYUMBANG AKTOR GANTENG BUAT MEREKA? SEBELUM KE INTI AKU MAU TAU DONG KESAN DAN PESAN KALIAN TENTANG CERITA INI. BOLEH YA ❤️KOLOMNYA ADA DISINI ✍️OKEDEH CHECK IT OUT!!***Masih sangat pagi ketika Agam membuka matanya. Pria itu menahan rasa pegal di kakinya yang menekuk sejak malam. Wajah teduh Anjali ketika tertidur menjadi fokus Agam saat ini. Wajah perempuan yang entah sejak kapan menempati pikirannya. Agam paham, dia bodoh untuk menyadari rasa cinta untuk perempuan yang ada di dekapannya. Sewaktu kehadiran Ryanti hatinya menjadi gamang. Dia tidak mampu berpikir jernih untuk memutuskan masa depannya dengan bijak. Berkali-kali dia menyakiti Anjali dengan sikapnya. Bahkan Agam tidak pernah menganggap Anjali ada. Setiap kali Anjali berbuat baik dan menaruh perhatian padanya, Agam akan merasa jijik dan tak segan mengeluarkan kata tajam dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status