Share

Bab 6

"Kamu kenapa sih, Mas? Sekarang kok jarang makan di rumah, nggak mau dibawain bekal," tanya Wina ketika aku menolak sarapan, dan tidak mau membawa bekal yang sudah dia siapkan.

"Nggak pa-pa, hampir tiap hari ada aja yang bawa makanan, masak iya aku tolak, nggak enak," bohongku.

Padahal aku males makan masakan Wina yang itu-itu saja. Lagi pula aku males bawa bekal dari rumah, kayak anak TK aja. Mending aku makan di warungnya Riyanti, rasanya enak plus bisa menatap wajah cantiknya.

"Beneran itu alasannya? Bukan karena ada alasan lain?" tanyanya curiga.

"Alasan lain apa? Kamu jangan ngarang ya?"

"Mungkin aja kamu lebih suka makan di warung Mbak Janda, yang sekarang lagi viral itu."

"Mbak Janda?" Aku membeo ucapan Wina.

"Iya, warung sotonya Mbak Riyanti. Warga baru kompleks ini."

"Kamu itu ngarang, aku memang pernah makan di sana, tapi nggak setiap hari juga. Nggak bosen apa, makan soto terus," sangkalku. Padahal aku hampir setiap hari makan di warung itu. Bagiku tidak ada kata bosa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status