Home / Romansa / Perawan Untuk Om Duda / Petaka Kehamilan Sepupu

Share

Petaka Kehamilan Sepupu

Author: Daisyster
last update Last Updated: 2022-06-08 19:55:43
“Pa, jangan tarik-tarik, dong!” protes Selma, kaki gadis itu tertatih mengimbangi sang ayah yang melangkah lebar sambil menenteng lengannya.

Bruk!

Setelah memaksa Selma duduk di sebelah Damar, Sasmara memelototi gadis itu. “Diam, jangan banyak ulah!” peringatnya.

Gadis itu kesusahan menelan saliva, lantas merapatkan dua lembar bibirnya secara paksa. Ternyata memang benar, ia kelewat terlambat di pertemuan krusial itu. Lihat, seluruh akar hingga cabang keluarga Vallence sudah berjajar lengkap–kecuali Sana–di ruang tamu Kakek Sagara, bahkan seorang Panji yang bukan siapa-siapa saja ikut hadir di sana. Gadis yang semula memberontak itu terpaksa hening setelah dirasuki atmosfer tidak ramah dari orang-orang di sekitar.

“Tama!”

Pita suara Kakek Sagara memecut dari arah pintu utama, meneriakkan nama sang putra sulung. Netranya sama sekali tidak berkedip, menjurus pada satu orang yang tengah menenangkan tangisan sang istri. Langkah demi langkah semakin mendekat, membuat nuansa tegang kian
Daisyster

Allo, readers ter-luvv. Jangan lupa masukkan ke rak dan tinggalkan review, ya. Salam sayang, Selmara Vallence dan Panji Antaraxa.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
kayaknya panji suka sm selma
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perawan Untuk Om Duda   Kakak Ipar

    “Oh, jadi ini istrimu?” Tekankan sekali lagi, Selma benci ditatap remeh sedemikian itu. Rasanya percuma memperkenalkan diri manis-manis tadi. Inikah alasan orang-orang meremehkannya, karena dandanan childish dan tidak glamour seperti kebanyakan konglomerat lainnya? Hati-hati, khodam-nya kerap bangkit saat sensitif seperti ini. Andai Panji tidak melarang, sudah sejak tadi suaranya nyalak kepada pria yang konon katanya adalah kakak ipar suaminya itu. “Ekhem! Kenapa Kak Gerald dan Kak Mega nggak datang di hari pernikahan kita?” Panji menumpuk dua kakinya, tiada berniat melonggarkan tautan tangan dari Selma. “Oh, maaf soal itu,” ucap Gerald, tetapi terkesan tidak serius. “Sebenarnya aku baru saja pulang dari Singapore, sejak sebulan lalu berlibur di sana. Dan ternyata adikku satu ini benar-benar berhasil menggandeng royal princess Tuan Vallence, ‘ya? Kupikir kamu juga tidak bodoh untuk tahu tujuanku ke mari,” terang pria itu, sejak tadi tidak meluruskan se

  • Perawan Untuk Om Duda   Tamu Dadakan, Auto Batal

    “Punggung kamu kenapa, sih?” “Nggak tahu, ish! Jangan banyak tanya, ngapa, sih, Om!” Ditanya baik-baik, sahutannya malah galak. Panji gatal sendiri sejak tadi memperhatikan Selma memijit-mijit punggung sambil sesekali memuntiri leher. Apa itu kode untuk servis tambahan? Selagi mereka sudah ada di rumah, malam pun sebentar lagi membayang. Tidak salah, bukan? Namun, Panji harus menepati janjinya terlebih dahulu untuk tidak meminta aneh-aneh hingga urusan mereka di Swiss nanti selesai. Melihat istrinya berdiri, Panji menutup dokumen yang ada di pangkuannya. “Mau ke mana?” tanyanya, meletakkan folder tebal itu ke samping remote televisi. “Mau ke kamar sebentar,” pamit Selma, kemudian melangkah lesu hingga setiap langkahnya benar-benar dikawal mata sang suami sampai pijakan tangga terakhir. Pet! Setelah mematikan siaran televisi, Panji menyusul gadis itu. Namun, tidak sesudut pun dari kamar luas itu menampakkan kebaradaan

  • Perawan Untuk Om Duda   Suisse on Planning

    “Ck! Carikan posisinya, aku tidak mau tahu!” Bipp! Panji cekatan memutus sambungan mobile handsfree yang semula dikomunikasikan dengan Dafa. Ia memberikan tugas yang gampang-gampang susah untuk sekretarisnya itu, sementara dirinya sendiri memburu keberadaan sang istri. “Renjani sialan!” Panji menginjak gas lebih dalam. “Aku yakin dia tidak bodoh untuk tahu kabar pernikahanku dengan Selma. Tcih! Untuk itukah dia datang, ingin mengacau?” Black Jaguar yang menggotongnya itu lihai menyelinap di antara arus lalu lintas yang ramai lancar. Memang bukan jam-jam genting, jadilah jalanan metropolitan itu sedikit mendukung pergerakannya dalam mencari Selma. Kendati demikian, di mana ia harus menginjak rem? Ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi sama sekali. Ting! Sebuah pesan masuk dari Dafa menunjukkan sebuah lokasi dengan keterangan ‘Nyonya’ di bawahnya. Panji segera mengikuti titik koordinat itu sambil sedikit memuji kelihaian sekreta

  • Perawan Untuk Om Duda   99% Related

    “Dafa, kenapa dia bisa sampai ke sini!” Sambil gelagapan dipelototi bos-nya, Dafa menjelaskan, “A–anu, Tuan, s–saya juga tidak tahu. Saya juga baru melihat Nyonya di sini.” “Call me ‘Nona’, please!” desis Selma, menambahi beban Dafa dengan lirikan pedasnya. Syut! “Ikut aku!” Panji menarik gadis itu menuju ke ruangannya, tetapi kaki mereka dihentikan paksa begitu mendapati wanita yang masih anonim itu berdiri di depan pintu. “Ini siapa, Panji?” Wanita berjas tosca itu meneliti penampilan Selma dari ujung ke ujung, lantas berakhir nyengir aneh. Ingin rasanya Selma mencolok mata yang menatapnya remeh itu. Memangnya kenapa dengan kaos dan jeans yang ia kenakan? Ia yakin wanita itu akan pingsan saat melihat banderol harganya, tetapi sayang embel-embel itu mungkin sekarang sudah dibakar atau entah apa di tempat pembuangan. “Dafa!” Pekikan Panji menguar di sepanjang lorong. Dengan tergopoh-gopoh, Dafa tampil di had

  • Perawan Untuk Om Duda   Kantor Om Suami

    “Silakan, Nyonya.” Daripada teh yang disuguhkan padanya, mata Selma lebih tertarik pada maid yang mempersembahkan minuman itu. “Panggil ‘Nona’ aja, nggak, sih?” tanyanya, seraya memangku dagu. Tak! Benturan cangkir dan tatakannya semakin dramatis oleh pelototan mata Panji. “Kamu bercanda?” timpal pria yang kemas dengan setelan kantornya itu. “B–baik, Nona, maafkan saya.” Maid itu hampir tersedak napasnya sendiri, lalu segera undur diri ke dapur, diikuti tiga maid lain yang telah selesai merapikan sisa hidangan pagi di meja. Tentu para maid itu jauh lebih mengenal seperti apa perangai Panji bila pelototan matanya sudah menyala, sehingga mereka pilih segera menyingkir daripada terkena imbasnya. Namun, mereka belum tahu jika permaisuri baru di istana itu memiliki keberanian lebih untuk memecundangi ekspresi seram sang raja. “See, bibi itu nggak keberatan. Apa masalah Om?” tanya Selma, matanya sambil melirik ke arah kepergian maid-nya tadi.

  • Perawan Untuk Om Duda   Dia-lo-gue Pagi

    “Tuan, apakah ada sesuatu dengan Nyonya?” Lirikan sebal Panji berpindah pada seorang maid yang menatap takut-takut di sampingnya. Ia tebak, pekikannya mengganggu wanita paruh baya itu, apalagi saat ini kondisinya tidak dalam balut pakaian yang benar. Sebentar, amarah Panji masih berusaha disurutkan sebelum akhirnya menjelaskan sesuatu pada pekerjanya itu. “Tidak ada,” elak Panji. “Pergilah beristirahat, besok kau harus mulai bekerja!” titahnya, tanpa lupa ditambahi tatapan menusuk. Setelah maid itu menyingkir dari pandangannya, Panji pun beringsut ke ruangan lain. Ia bisa saja merogoh kunci cadangan dan menghabisi Selma saat itu juga. Namun, rasa-rasanya lelah sekali untuk memulai perdebatan. Jadilah, ruang kerja dengan tambahan set kamar minimalis itu menemani lelapnya malam ini. Bumb! Setelah mendebamkan tubuhnya ke ranjang, Panji membayangkan atap putih yang menaung di ruangannya itu melukiskan wajah Selma. “Awas, kamu! Kita lihat saja, siapa yang akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status