Share

Bab 26: Pesan Guru

Satya menutup malam dengan yoga ringan dan meditasi. Kalut dan bingung sudah tercerabut dari hati. Ia sudah meminta maaf pada Lintang sehingga bisa tidur dengan tenang. Tidak lupa ia meminta Pak Pardi untuk segera pulang ke Solo.

Usai meditasi, Satya menghabiskan segelas jus apel seledri di teras belakang rumah sembari menatap langit. Kedua sudut bibirnya terangkat ketika melihat purnama yang menjelma wajah Lintang sementara bintang timur yang mengapung di langit menjelma wajah sang bunda. Kedua perempuan itu seolah tersenyum dan melambaikan tangan. Satya belum pernah merasa setenang ini sejak kepergian Bu Sekar.

Keesokan harinya, Satya memulai hari dengan penuh semangat. Ia harus merampungkan pekerjaan sesegera mungkin agar proses resign-nya lebih cepat. Perusahaan di Solo sudah menanti untuk diurus. Banyak rencana tersusun di kepalanya untuk membesarkan warisan kedua orang tuanya itu. Jika selama ini batik-batik mereka hanya berputar di Indonesia, Satya bertekat akan membawanya mene
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
Semoga Hanum mencintai orang lain
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu klo emang sangat mencintai Hanum y udah kmu cerein Lintang mumpung Lintang blum kmu sentuh .jangan kmu gantung dua2 nta perempuan itu
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status