Tiinnn!
Brak!
Bugh!
“Arrgghhh!” pekik Yasmin saat tubuhnya sudah terhempas di pinggir jalan.
Hari semakin gelap dan Yasmin terus berfikir agar bisa mendapatkan uang yang sudah dijanjikan oleh pamannya. Sebab itulah dia tidak cukup fokus dengan keadaan sekitar.
Plak!
Plak!
Plak!
Yasmin yang masih merintih tengah kesakitan perlahan mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia melihat kearah Yassmin yang tengah merintih kesakitan akibat mobil yang ia kendarai telah sedikit menyentuhnya.
“Apa semuanya baik-baik saja? Jika semuanya baik-baik saja segeralah bangun dan menyingkirlah! Karena mobil tuanku terhenti karena kau masih tersungkur disini!”
Kedua mata Yasmin terbelalak mendengar ucapan dari salah seorang yang datang kepada dirinya. Bukannya permintaan maaf yang ia dapatkan. Namun, justru meminta untuk segera berdiri dan bangun seperti tidak terjadi apa-apa.
Yasmin pun berusaha untuk bangun tanpa bantuan laki-laki yang mendatanginya. Dia segera mematuhi ucapan yang diperintahkan kepada dirinya.
“Arrggg!” erang Yasmin saat dirinya mencoba untuk kembali berdiri. Nampaknya kakinya sedikit terkilir. Dia kembali tersungkur dan kembalil memperambat laki-laki itu untuk pergi karena Yasmin masih menghalangi jalannya.
“Apa yang terjadi? Apakah ada masalah lain? Kenapa kau lama sekali mengurus semua ini?”
Yasmin mendengar suara lain dari laki-laki yang berdiri dihadapannya. Laki-laki itu berdiri tepat di belakang laki-laki yang sudah lebih dulu menghampiri dirinya. Dia terlihat sangat tampan dengan kemeja yang sangat rapi saat melepaskan kaca mata hitamnya untuk melihat apa yang sedang terjadi. seakan rasa sakit yang ada di kaki Yasmin hilang karena melihat ketampanannya.
“Apakah kakimu terkilir?”
“S-sepertinya iya. Taoi ini hanya masaslah kecil dan akan hilang dengan sendirinya!” ujar Yasmin masih berusaha dan memaksakan kakinya untuk tetap bisa melangkah.
“Aarrgghh!”
“Huufft! Baiklah! Aku akan bertanggung jawab atas ini! Juan, cepat bawa dia masuk ke dalam mobil dan bawa dia ke rumah sakit! Kita tidak punya banyak waktu!”
Gleg!
Yasmin menelan silavanya dengan cukup kuat. Tentu saja dia sama sekali tidak mengenal laki-laki yang ada dihadapannya. Namun, dia tidak bisa berbuat banyak lantaran kakinya yang terkilir dan beberapa luka kecil akibat terjatuh karena ulah pengawalnya yang membawa mobil.
Laki-laki itu langsung menopang Yasmin dan memasukkan Yasmin ke dalam mobil sedan BMW yang sangat mewah.
“Sepertinya laki-laki ini orang yang sangat kaya raya! Penampilannya serba mewah. Jam tangannya, sepatunya, dan pakainnya. Semuanya barang-barang yang sangat bernilai harganya. Mungkinkah dia bisa membantuku? Tuhan, apakah ini jalan yang kau berikan? Bertemu dengan orang kaya dan siapa tahu dia bisa memberikanku pekerjaan dalam waktu 3 hari dan menggajiku dengan gaji yang cukup besar?” Gumam Yasmin di dalam hati sembari memperhatiikan sangat detail pria yang ada dalam satu mobil dengannya.
“Kenapa? Kenapa menatapku dengan seperti itu?”
Yasmin terbelalak dengan teguran laki-laki itu.
“T-tidak! Hanya merasakan sakitnya saja!” dusta Yasmin.
“Ini uang ganti rugi untukmu! Terlepas dari semua biaya rumah sakit nanti. Aku tidak ingin berursan terlalu lama dengan dirimu. Jadi terimalah agar semua cepat selesai!”
Yasmin kembali tertegun melihat segepok uang yang diserahkan dengan begitu mudahnya dihadapannya. Dia baru saja memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang dengan secepat mungkin. Sementara laki-laki dihadapannya dengan begitu mudahnya menyerahkan uang bahkan tanpa menghitungnya lebih dulu.
“Kenapa diam lagi? Apakah semua ini kurang bagimu?” ujar laki-laki itu membangunkan lamunan Yasmin.
“O-ooh tidak, tuan! S-sepertinya anda tidak perlu memberikan uang sebanyak ini untukku. Anda mengantarkanku ke dokter dan menyembuhkan kakiku ini saja sudah cukup!” tolak Yasmin untuk mempertahankan harga dirinya.
Laki-laki itupun terkekeh mendengar Yasmin menolak pemberiannya. Sementara Yasmin mengernyitkan dahinya heran.
“Bagaimana mungkin perempuan sepertimu ini menolak pemberian uang dariku. Aku yakin kau tengah membutuhkan uang saat ini bukan?”
Kedua bola mata yasmin kembali membulat. Dugaan yang tepat terlontar dari mulut laki-laki tersebut. Walaupun terdengar cukup merendahkan Yasmin. Namun, memang benar kenyataannya.
Setelah beberapa menit di dalam perjalanan, Yasmin bersama dengan laki-laki itu tiba di sebuah rumah sakit. Benar saja semua perawatan dan pengobatan ditanggung oleh pria itu. Hanya beberapa menit pengobatan bersma dengan dokter dan Yasmin bisa langsung keluar dari UGD walaupun masih dalam kondisi sedikit pincang.
“T-terimakasih sekali lagi, tuan!” ujar Yasmin dengan nada bicara yang sopan.
Laki-laki itu kembali mengenakan kacamatanya dengan tanpa merespon ucapan terimakasih dari Yasmin.
“Supirku akan mengantarkanmu pulang ke rumah! Dan uang itu bisa kau ambil saja tanpa kembali menolaknya. Dia yang akan membawakannya untukmu! Jadi urusan kita selesai sampai disini!”
“T-tunggu, tuan!”
Yasmin dengan cukup lantang dan berani memberhentikan langkah laki-laki asing itu yang hendak meninggalkan dirinya. Dengan langkah terpincang-pincang, Yasmin berjalan mendekat dan ingin mengutarakan keinginannya.
“B-bisakah aku bekerja saja kepadamu? K-kau bisa menyuruhku apapun dan aku akan melakukan semua perintahmu! Aku memang membutuhkan uang! Tapi aku tidak ingin uang hanya berlandaskan belas kasihan saja.”
Laki-laki asing itupun kembali membalikkan tubuhnya melihat kearah Yasmin lekat. Tatapannya benar-benar sangat tajam. Sejak bersama dirinya, tidak ada satupun senyuman atau bahkan ucapan yang sedikit sopan untuk Yasmin.
“Apa keahlianmu? Sementara di rumahku beribu pelayan sudah sangat handal melayaniku!”
“A-apapun itu! A-aku juga bisa melayanimu seperti halnya pelayan yang lainnya! Bahkan lebih giat dan cekatan dari beberapa pelayanmu itu. Aku mohon berilah aku pekerjaan dalam 3 hari ini,” ujar Yasmin memohon kepada laki-laki asing itu.
“Tiga hari? Apa yang kau harapkan dari pekerjaan tiga hari itu?”
Gleg!
Yasmin terdiiam sembari menelan ludahnya. Dia bahkan sedikit berat untuk sekedar membuka mulutnya dan mengatakan perihal tujuannya mencari pekerjaan dengan waktu yang singkat itu.
“S-saya memerlukan pekerjaan agar bisa mendapatkan uang sebanyak 1,5 milyar dalam waktu tuga hari,” ujar Yasmin lemah.
Laki-laki asing itu mengernyitkan dahinya heran mendengar ucapan dari gadis kecil nan mungil dihadapnnya. Terdengar cukup matrealis.
“Huuft! Rasanya pekerjaan aneh apa yang bisa memberikanmu gaji sebanyak itu. kecuali-“
“Kecuali apa, tuan? Katakan saja! Pasti aku akan melakukannya!” sahut Yasmin dengan cukup antusias.
“Wanita panggilan untukku! Kau cukup menuliskan kontrak perjanjian berapa yang kau inginkan dalam waktu yang kau sebutkan tadi. Aku akan mengindahkan semua keinginanmu!”
“APA? WANITA PANGGILAN?”
Yasmin tersentak mendengar tawaran pekerjaan yang diberikan oleh dirinya. Tentu saja dia cukup faham dengan istilah itu. Banyak sekali memang dari kalangan CEO-CEO kaya raya yang melakukan hal itu hanya untuk menghamburkan uang-uangnya dan untuk mencapai kesenangannya sesaat.
“Aku tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk berbicara denganmu! Jika kau tidak menginginkannya tidak menjadi masalah untukku!” ujar laki-laki asing itu kembali mengenakan kaca mata hitamnya dan hendak melangkahkan kaki untuk meninggalkan Yasmin.
“B-baik, tuan! S-saya mau!”
Suasana sedikit hening saat mendengar keputusan yang diberikan oleh Yasmin. Bahkan Yassmin sendiri tidak tahu kenapa dia bisa menyetujui pekerjaan itu dengan mudahnya.
“Juan! Setelah kau mengantarkanku, kau bisa datang kembali menemuinya! Urus saja apa yang ia inginkan!” ujar laki-laki itu dengan singkat.
“B-baik, tuan!”
“Saya sudah memeriksanya dan obat yang ada di dalamnya memang berbeda, non! Saya juga sudah mengkonfirmasi rumah sakit bahwa mereka sama sekali tidak pernah mengeluarkan obat tanpa adanya surat rekomendasi dari pihak yang terkait. Jadi ini di luar dari rumah sakit, non!”Deg!Yasmin langsung terdiam mendengar penjelasan dari dokter. Dia langsung pergi ke rumah sakit tanpa mengurus neneknya setelah mengetahui neneknya telah tiada. Dia ingin mengetahui penyebab kematian Martha yang serba mendadak dan kekhawatirannya selama ini pun terjadi.“Paman! Aku yakin semua ini karena ulah paman!” gerutu Yasmin dengan penuh rasa amarah di dalam hatinya.“Baiklah, dok! Untuk mengetahui semuanya dengan lebih jelas, aku ingin melakukan autopsy!” ujar Yasmin mengambil keputusan sepihak. Sementara setelah pengumuman kematian dari Martha, Hans langsung mengambil Martha dari rumah yassmin untuk mengadakan pelepasan terakhir di rumah megahnya dengan menghadirkan semua kolega-kolega bisnisnya. Tentu saja h
Bugh!Setelah tiba di rumah, Yasmin langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia membuang nafassnya dengan cukup berat setelah satu hari yang cukup melelahkan bagi tubuh dan juga pikirannya. Pertemuan yang kesekian kali denga Brian membuat Yasmin kembali memikirkannya.“Non, nenek memanggil anda!” ujar suster membangunkan lamunan Yasmin.“Huuft! iya, sus! Aku akan segera ke kamar nenek!”Yasmin kembali menarik nafasnya panjang sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan sisa tenaga menuju ke kamar Martha.Ceklek!Perlahan dia membuka pintu kamar neneknya dan masuk tanpa lebih dulu mengetuk pintu. Seperti biasa suasananya cukup hening. Hanya terdengar suara dari monitor yang terus terpasang pada pergelangan tangannya untuk terus memantau kondisi kesehatannya.“Nenek? Apakah kau memanggilku?” ujar Yasmin saat dirinya sudah berada tepat di samping neneknya yang tengah berbaring untuk beristirahat.Dengan sekuat tenaga Martha membuka kedua matanya dan memaksaka
Hari minggu yang cukup berbeda dari biasanya bagi Yasmin. Pagi-pagi sekali dia harus berdandan rapi hanya untuk menemui pria yang sudah dijadwalkan oleh Martha untuk dirinya.“Aiih! Cucu nenek cantik sekali. Semoga berhasil, ya! Ingat! Jalani dengan normal. Nenek tidak ingin jika kau tidak menaruh hormat dengannya. Semua adalah kolega nenek, dan nenek akan memantaunya,” ujar Martha saat Yasmin tiba di kamarnya sebelum pergi.Yasmin membuang nafasnya berat.“Baiklah, nek! Yasmin pergi dulu!”“Semoga berhasil!”Yasmin pergi dengan menggunakan taxi seperti biasanya saat sedang ke kampus. Martha menyiapkan pertemuan mereka pada sebuah restaurant yang cukup berkelas. Padahal, justru selama ini dia akan datang pada restaurant-restaurant tersebut untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Namun, saat ini dia yang akan menjadi pengunjung di salah satu restaurant mewah itu.“Permisi, mbak! Reservasi atas nama nyonya Martha?”“Aah, ya! Dengan nona Yasmin?”Yasmin menganggukkan kepalanya lemah sembari
“Yasmin pulang!”Yasmin berteriak saat dirinya sampai di rumah tepat pukul 11 malam. Tempat yang pertama ia tuju adalah kamar Martha. Namun, ketika dia datang menemui neneknya di dalam kamar, hanya keheningan yang terasa.“Nenek! Yasmin pulang! Maaf hari ini Yasmin telat pulang dan tidak memberikan kabar kepada nenek. Ponsel Yasmin lowbet lupa untuk mengisi daya. Sementara Intan tadi lebih dulu mengajak Yasmin untuk pergi makan sebelum pulang, itulah sebabnya dia Yasmin pulang telat,” ujar Yasmin menjelaskan dengan suara pelan karena takut mengganggu istirahat sang nenek. Namun, Yasmin merasa cukup aneh dengan perempuan paruh baya yang tengah terlelap dihadapannya. biasanya Martha akan cepat merespon setiap kali mendengar suaranya. Tapi kali ini tidak. Dia masih dalam posisi yang sama terdiam tanpa bergerak sedikitpun.“Nenek? Kau sudah tertidur pulas, ya?” sambungnya.Martha masih terdiam tanpa berkutik sekalipun Yasmin mulai memegang tangannya dan sedikit menggoyang-goyangkan tubuhn
“Ini gaji kamu hari ini, ya! Aku harap untuk besok kau bisa datang lebih awal lagi jika gajimu ingin bertambah!”Bugh!Yasmin merebahkan tubuhnya sejenak pada tempat duduk di ruang istirahat karyawan pada tempat kerjanya. Dia melihat kearah jarum jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam.“Huuft! Sampai kapan hidupku seperti ini! Kali ini benar-benar terasa sangat melelahkan!” keluh Yasmin sembari memejamkan kedua matanya untuk beberapa menit saja.[“Carilah jodoh secepatnya! Nenek rasa itu akan memudahkanmu untuk menyelesaikan semua yang ingin kau capai. Dia juga akan melindungimu dari pamanmu yang s erakah itu!”]Ucapan Martha kepada dirinya terus terputar di dalam pikiran. Yasmin benar-benar terdesak dengan permintaan sang nenek yang terus-menerus mendesak agar dirinya secepatnya bisa menemukan jodoh. Pasalnya dia sama sekali tidak mempunyai seorang pria untuk saat ini.Yasmin langsung membuka kedua matanya lebar sembari membuang nafasnya berat.“Hufftt! Bagaimana bisa orang s
Yasmin sangat bersyukur bisa kembali pulang bersama dengan neneknya. Dia terlihat mengurus Martha dengan sangat baik sebelum meninggalkan dirinya untuk kembali bekerja.“Sebentar lagi kamu ulang tahun, ya! Memasuki usia 25 tahun. Nenek pikir usia itu sudah matang untuk kamu menikah!”Yasmin langsung menghentikan aktifitasnya terkejut dengan kalimat yang kembali keuar dari ucapan sang nenek. Sudah dua kali dia berbicara tentang jodoh kepada dirinya. Padahal Yasmin pun tidak pernah memikirkan hal itu. Dia benar-benar terus fokus untuk tujuannya.Yasmin menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan dan melangkahkan kakinya menghampiri sang nenek. Sementara Intan yang masih ada bersama dengan dirinya terus membantu Yasmin untuk membereskan beberaoa barang-barangnya yang baru saja ia bawa dari rumah sakit. Dia pun turut mendengarkan percakapan antara sahabat dengan neneknya.“Nenek! Ayolah! Kenapa nenek bersikeras menginginkan aku agar bisa cepat menikah? Yasmin masih harus menyelesaik