Share

Kontrak Dimulai!

Author: Afi Qinai
last update Last Updated: 2025-02-24 21:30:50

Juan menyodorkan kertas kosong untuk kemudian bisa diisi oleh Yassmin apa sasja yang harus dipenuhi dengan tuannya. Peluh keringat Yasmin bahkan bercucuran saat dia mulai menulisnya.

“I-ini kontrak perjanjiannya!”

“Kau bisa menandatanganinya disini!”

“T-tapi, bisakah aku meminta gaji dimuka sebesar 1,5 milyar itu?” ujar Yassmin sambil menggigit jari mengatakan keinginannya dihadapan Juan.

“Seperti yang sudah dikatakan oleh tuan Brian tadi. apapun yang kau minta dank au tuliskan di dalam kontrak akan dipenuhi.”

Yasmin berusaha mengusir rasa takutnya. Karena memang ini untuk kali pertama dia bekerja untuk melayani seorang CEO muda kaya raya. Walaupun CEO itu sangat tampan dan mustahil jika seorang perempuan bisa menolaknya. Tapi tetap saja ada perasaan takut karena untuk pertama kalinya.

 “Baiklah, nona! Semua persyaratanmu sudah disetuji oleh tuan Brian. Kau bisa bersiap untuk segera ikut dengan kami.”

Deg!

Sementara itu, Juan memberikan perintah kepada supir yang sudah mengantarkan Yassmin sampai ke rumahnya untuk mengambilkan sebuah koper hitam dari dalam mobil. Dia menunjukkan sebuah cek dan menyerahkannya saat itu juga dihadapan Yasmin.

“Ini adalah cek dan sudah tertulis nominal yang sudah anda minta. Anda bisa mencairkannya kapanpun itu,” jelas Juan menyodorkan secarik kertas kecil dihadapan Yasmin.

“Oh astaga! Aku mendapatkan uangnya! Aku bisa menjemput dan membawa nenek kembali dengan uang ini,” gumam Yasmin benar-benar sangat gembira saat ia mendapatkan uang yang ia inginkan.

“Silahkan anda bersiap untuk pergi menemui tuan, Brian!”

“A-apakah itu dilakukan sekarang juga?”

“Tentu saja! Mungkin dalam beberapa jam kedepan tuan Brian sudah menyelesaikan pekerjaannya.”

Gleg!

Kesenangan Yasmin langsung sirna saat mendengar penjelasan dari Juan.

“B-baiklah! T-tunggu sebentar saja! Aku akan bersiap!” jawawb Yasmin dengan cukup terpaksa.

Setelah pengajuan kontrak dan persetujuan, akhirnya Yasmin pun mengikuti perintah yang sudah disampaikan Juan. Dia membawa beberapa keperluan untuknya kemudian meninggalkan rumah sepetak kecil untuk memulai pekerjaan barunya dalam tiga hari kedepan.

Beberapa menit perjalan tidak terlalu terasa bagi Yasmin karena kendaraan super mewah yang membawa dirinya. Kedua matanya langsung disuguhkan pada sebuah rumah bak istana yang memiliki pagar luar yang tinggi dan besar. Dia bahkan bisa membuka secara otomatis tanpa sentuhan orang sama sekali.

Gradak!

Gleg!

“Astaga! Ini rumah benar-benar bak istana. Halamannya benar-benar sangat luas. Bahkan lebih luas halaman rumah ini dibanding dengan kampusku. Perusahaan sebesar apa yang digarap oleh laki-laki ini. Aku yakin jika sahamnya cukup besar terdapat di berbagai macam perusahaan. Bahkan aku yakin dia juga masih memiliki perusahaan di luar negri,” gumam Yasmin. Bahkan Yasmin sendiri tidak berhenti melihat setiap sudut halaman rumah yang benar-benar terlihat sangat indah.

“Huufft! Aku jadi teringat masa kecilku! Aku juga pernah tinggal di tempat seluas dan semegah ini. Benar-benar sangat indah dan hangat karena di dalamnya ada papa, mama dan juga yang selalu menyayangi aku dan memanjakan aku.Tapi sekarang semua itu telah hilang sirna begitu saja!” sambungnya.

“Nona! Silahkan turun! Saya akan mengantar anda untuk masuk ke ruang kerja tuan Brian. Beliau sudah menunggu nona di dalam!” ujar Juan membangunkan lamunan Yasmin.

“B-baiklah!”

Langkah demi langkah dilalui oleh Yasmin. Saat pintu rumah utama terbuka, terbuka juga kedua mata Yasmin. Banyak sekali ornament American classic di setiap sudut rumah itu. Hal itu menjadikan rumah ini terlihat memang seperti istana.

“Aku bahkan seperti seorang putri di rumah ini. semua orang hormat dan tunduk kepadaku!” gerutu Yasmin di setiap langkah kakinya.

Tok! Tok!

“Masuklah!” perintah seseorang yang terdengar dari balik pintu ruangan yang cukup besar.

Ceklek!

“Silahkan masuk, nona!”                                  

“Hah? Aku? Lalu apa yang akan aku lakukan? Apakah aku langsung bekerja begitu saja?” tanya Yasmin yang terlihat massih cukup bingung dengan tugasnya.

“Bisa jadi, nona!”

Gleg!

Perasaan yang cukup khawatir, tegang, dan gugup tengah menyelimuti Yasmin saat ini. Perlahan tapi pasti dia berjalan menuju ruangan yang berukuran dua kali lipat dengan rumah yang ia tempati. Langkahnya sangat pelan tapi cukup terdengar di telinga laki-laki asing bernama Brian.

“Dengar! Aku sudah membayarmu cukup mahal untuk semua kontrak yang kau ajukan! Jadi aku harap kau tidak akan pernah membantah perintahku dan mengecewankanku!” ujar Brian dengan nada sedikit mengancam.

Yasmin yang baru saja berdiri dengan sempurna cukup tegang saat kalimat yang tiba-tiba saja terlontar dari mulut Brian.

“B-baik, tuan!”

“Bagus! Kau akan tinggal disini selama 3 hari sesuai permintaanmu. Dan selama itu juga kau harus melayaniku dengan cukup baik! Pelayanku akan menjemputmu dan membawamu ke dalam kamar pribadimu. Untuk saat ini aku belum bisa menyentuhmu. Karena aku masih memiliki beberapa pekerjaan. Kau bisa gunakan waktu itu dengan beristirahat! Aku tidak ingin di saat aku membutuhkanmu, kau masih terlihat tidak cukup sehat seperti itu!”

Yasmin melihat perban yang masih membalut pada kaki kirinya. Memang masih terasa sedikit nyeri jika dipakai untuk berjalan. Namun, hal itu bisa diatasi oleh Yasmin.

“Apakah kau mengerti ucapanku?”

Yasmin tersentak dengan kalimat Brian yang tiba-tiba meninggi. Dia tahu jika perempuan yang ada dihadapannya terlihat tidak memperhatikan pembicaraannya.

“M-mengerti, tuan!” jawab Yasmin singkat.

“Bagus! Sekarang pergilah!”

Benar saja, ketika Yasmin baru keluar dari ruang kerja Brian. Dia sudah di sambut satu pelayan yang tengah menunduk hormat kepada dirinya.

“Mari, nona! Saya akan mengantarkan nona menuju kamar nona!” ucapnya dengan sangat sopan. Yasmin merasa kembali ke dalam dunia yang sudah ia tinggalkan beberapa puluh tahun yang lalu saat ini. dia tersenyum sedikit getir sembari menganggukkan kepalanya lemah.

“Ini kamar, nona!”

Yasmin tersentak saat dirinya baru saja tiba di dalam kamar yang super mewah, beberapa pelayan lain juga turut masuk dengan membawakan menu makan malam dan beberapa gaun tidur mewah.

“Setelah anda membersihkan badan anda dan mengenakan gaun tidur itu, anda bisa menikmati makan malam yang sudah kami siapkan, nona!” sambung pelayan yang sudah mengantarkan dirinya ke dalam kamar. Sementara Yasmin terlihat masih tertegun dengan semua yang ia lihat di depan matanya.

“Apakah anda memerlukan yang lainnya, nona?”

“K-kurasa, tiadk! Ini bahkan lebih dari cukup! Trimakasih!” jawab Yasmin dengan terperangah.

“Bak, nona! Kami akan meninggalkan anda. Anda bisa menggunakan telepon genggam itu dengan menekan nomor 6. Itu saluran khusus untuk saya jika anda memerlukan sesuatu!”

“Baiklah!”

Pelayan itupun pergi meninggalkan Yasmin seorang diri di dalam tempat tidur yang akan menjadi miliknya selama 3 hari.

Bugh!

Yasmin langsung merebahkan tubuh lelahnya pada kasur empuk berukuran king size yang amat sangat nyaman.

“Perempuan panggilan? Maafkan Yasmin, nek! Tapi 3 hari dan itu Yasmin lakukan agar bisa mendapatkan kembali nenek dari tangan paman!” ujar yassmin masih tidak menyangka jika dirinya akan menjadi perempuan panggilan CEO tampan nan kaya raya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Rumah Duka

    “Saya sudah memeriksanya dan obat yang ada di dalamnya memang berbeda, non! Saya juga sudah mengkonfirmasi rumah sakit bahwa mereka sama sekali tidak pernah mengeluarkan obat tanpa adanya surat rekomendasi dari pihak yang terkait. Jadi ini di luar dari rumah sakit, non!”Deg!Yasmin langsung terdiam mendengar penjelasan dari dokter. Dia langsung pergi ke rumah sakit tanpa mengurus neneknya setelah mengetahui neneknya telah tiada. Dia ingin mengetahui penyebab kematian Martha yang serba mendadak dan kekhawatirannya selama ini pun terjadi.“Paman! Aku yakin semua ini karena ulah paman!” gerutu Yasmin dengan penuh rasa amarah di dalam hatinya.“Baiklah, dok! Untuk mengetahui semuanya dengan lebih jelas, aku ingin melakukan autopsy!” ujar Yasmin mengambil keputusan sepihak. Sementara setelah pengumuman kematian dari Martha, Hans langsung mengambil Martha dari rumah yassmin untuk mengadakan pelepasan terakhir di rumah megahnya dengan menghadirkan semua kolega-kolega bisnisnya. Tentu saja h

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo    Kehilangan

    Bugh!Setelah tiba di rumah, Yasmin langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Dia membuang nafassnya dengan cukup berat setelah satu hari yang cukup melelahkan bagi tubuh dan juga pikirannya. Pertemuan yang kesekian kali denga Brian membuat Yasmin kembali memikirkannya.“Non, nenek memanggil anda!” ujar suster membangunkan lamunan Yasmin.“Huuft! iya, sus! Aku akan segera ke kamar nenek!”Yasmin kembali menarik nafasnya panjang sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan sisa tenaga menuju ke kamar Martha.Ceklek!Perlahan dia membuka pintu kamar neneknya dan masuk tanpa lebih dulu mengetuk pintu. Seperti biasa suasananya cukup hening. Hanya terdengar suara dari monitor yang terus terpasang pada pergelangan tangannya untuk terus memantau kondisi kesehatannya.“Nenek? Apakah kau memanggilku?” ujar Yasmin saat dirinya sudah berada tepat di samping neneknya yang tengah berbaring untuk beristirahat.Dengan sekuat tenaga Martha membuka kedua matanya dan memaksaka

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Nge-Date

    Hari minggu yang cukup berbeda dari biasanya bagi Yasmin. Pagi-pagi sekali dia harus berdandan rapi hanya untuk menemui pria yang sudah dijadwalkan oleh Martha untuk dirinya.“Aiih! Cucu nenek cantik sekali. Semoga berhasil, ya! Ingat! Jalani dengan normal. Nenek tidak ingin jika kau tidak menaruh hormat dengannya. Semua adalah kolega nenek, dan nenek akan memantaunya,” ujar Martha saat Yasmin tiba di kamarnya sebelum pergi.Yasmin membuang nafasnya berat.“Baiklah, nek! Yasmin pergi dulu!”“Semoga berhasil!”Yasmin pergi dengan menggunakan taxi seperti biasanya saat sedang ke kampus. Martha menyiapkan pertemuan mereka pada sebuah restaurant yang cukup berkelas. Padahal, justru selama ini dia akan datang pada restaurant-restaurant tersebut untuk mencari pekerjaan paruh waktu. Namun, saat ini dia yang akan menjadi pengunjung di salah satu restaurant mewah itu.“Permisi, mbak! Reservasi atas nama nyonya Martha?”“Aah, ya! Dengan nona Yasmin?”Yasmin menganggukkan kepalanya lemah sembari

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Kandidat Jodoh

    “Yasmin pulang!”Yasmin berteriak saat dirinya sampai di rumah tepat pukul 11 malam. Tempat yang pertama ia tuju adalah kamar Martha. Namun, ketika dia datang menemui neneknya di dalam kamar, hanya keheningan yang terasa.“Nenek! Yasmin pulang! Maaf hari ini Yasmin telat pulang dan tidak memberikan kabar kepada nenek. Ponsel Yasmin lowbet lupa untuk mengisi daya. Sementara Intan tadi lebih dulu mengajak Yasmin untuk pergi makan sebelum pulang, itulah sebabnya dia Yasmin pulang telat,” ujar Yasmin menjelaskan dengan suara pelan karena takut mengganggu istirahat sang nenek. Namun, Yasmin merasa cukup aneh dengan perempuan paruh baya yang tengah terlelap dihadapannya. biasanya Martha akan cepat merespon setiap kali mendengar suaranya. Tapi kali ini tidak. Dia masih dalam posisi yang sama terdiam tanpa bergerak sedikitpun.“Nenek? Kau sudah tertidur pulas, ya?” sambungnya.Martha masih terdiam tanpa berkutik sekalipun Yasmin mulai memegang tangannya dan sedikit menggoyang-goyangkan tubuhn

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Galau

    “Ini gaji kamu hari ini, ya! Aku harap untuk besok kau bisa datang lebih awal lagi jika gajimu ingin bertambah!”Bugh!Yasmin merebahkan tubuhnya sejenak pada tempat duduk di ruang istirahat karyawan pada tempat kerjanya. Dia melihat kearah jarum jam yang sudah menunjukkan hampir tengah malam.“Huuft! Sampai kapan hidupku seperti ini! Kali ini benar-benar terasa sangat melelahkan!” keluh Yasmin sembari memejamkan kedua matanya untuk beberapa menit saja.[“Carilah jodoh secepatnya! Nenek rasa itu akan memudahkanmu untuk menyelesaikan semua yang ingin kau capai. Dia juga akan melindungimu dari pamanmu yang s erakah itu!”]Ucapan Martha kepada dirinya terus terputar di dalam pikiran. Yasmin benar-benar terdesak dengan permintaan sang nenek yang terus-menerus mendesak agar dirinya secepatnya bisa menemukan jodoh. Pasalnya dia sama sekali tidak mempunyai seorang pria untuk saat ini.Yasmin langsung membuka kedua matanya lebar sembari membuang nafasnya berat.“Hufftt! Bagaimana bisa orang s

  • Perempuan Panggilan Untuk Ceo   Datang Meminta Warisan

    Yasmin sangat bersyukur bisa kembali pulang bersama dengan neneknya. Dia terlihat mengurus Martha dengan sangat baik sebelum meninggalkan dirinya untuk kembali bekerja.“Sebentar lagi kamu ulang tahun, ya! Memasuki usia 25 tahun. Nenek pikir usia itu sudah matang untuk kamu menikah!”Yasmin langsung menghentikan aktifitasnya terkejut dengan kalimat yang kembali keuar dari ucapan sang nenek. Sudah dua kali dia berbicara tentang jodoh kepada dirinya. Padahal Yasmin pun tidak pernah memikirkan hal itu. Dia benar-benar terus fokus untuk tujuannya.Yasmin menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan dan melangkahkan kakinya menghampiri sang nenek. Sementara Intan yang masih ada bersama dengan dirinya terus membantu Yasmin untuk membereskan beberaoa barang-barangnya yang baru saja ia bawa dari rumah sakit. Dia pun turut mendengarkan percakapan antara sahabat dengan neneknya.“Nenek! Ayolah! Kenapa nenek bersikeras menginginkan aku agar bisa cepat menikah? Yasmin masih harus menyelesaik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status