Share

18. Khilaf

"Ibu....!" teriak kami serentak. Dengan sigap Mas Rendy membopong ibu ke kamarnya.

Bapakpun terlihat panik, tapi wajahnya memendam amarah begitu dalam. Aku sama khawatirnya dengan bapak. Hatiku hancur berkeping-keping. Hatiku hancur tercabik-cabik karena pengkhianatan mereka. Pengkhianatan dari orang-orang terdekatku, suamiku dan sahabatku sendiri? Mereka begitu tega bermain api di belakangku?

Aku mendekatkan minyak kayu putih ke hidung ibu, sambil sesekali memijat kepalanya berharap agar ibu cepat sadar. Bapak juga memijat telapak kaki ibu.

Tak berselang lama ibu sadar, wanita paruh baya itu langsung memelukku dengan erat. Air matanya tumpah tak tertahankan lagi. Ibu sepertinya sangat shock mendengar kenyataan ini.

Sebenarnya hatiku juga sangat sakit, aku tak bisa menahan hancurnya hatiku tapi aku sudah menyiapkan hatiku sejak lama tentang kemungkinan terburuk ini. Namun sungguh, aku tak pernah menyangka wanita selingkuhan suamiku itu adalah Santi, sahabatku sendiri.

"Rendy, bapak pe
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status