"Aku minta maaf," ujar Angelica membuat Dayton menatapnya.
"Untuk apa?""Karena kamu sudah mau membelaku di depan semua orang, artikel baru saja muncul," ujar Angelica."Artikel? Tentangku?" tanya Dayton di susul dengan anggukan Angelica."Apa yang mereka katakan tentangku?""Semuanya memujimu.""Memujiku?""Hem, semua orang mengatakan bahwa kamu adalah pahlawan, karena menyelamatkanku, dan karir Rihana sudah berakhir, kontrak kerja dengan Romanov Agency telah di batalkan pihak Romanov," ujar Angelica."Jadi mereka mengatakan hal itu tentangku?""Semua majalah memuatnya.""Jadi maksudmu sekarang aku sudah di kenal?""Iya, kamu adalah pria satu-satunya idaman mereka.""Mereka?""Hem, mereka mengagumimu.""Dan kamu?""Aku juga," jawab Angelica membuat Dayton tersenyum kecil.Suara ribut dari luar sana terdengar samar-samar, Angelica menghampiri pintu begitu pun dengan Dayton, Angelica sangat tau siapa yang memiliki suara itu, Axen pria yang selama ini selalu mengejarnya."Axen? Aku aDi kamar, Angelica terdiam karena tak kuasa menahan rasa sedihnya ketika mendengar cerita Alice bahwa Arminda akan di jodohkan dengan Dayton, Angelica tak menceritakan kepada Alice tentang lamaran yang di lakukan Dayton semalam. “Aku tak pernah tau ternyata Arminda itu adalah kakakmu, Angel,” ujar Alice. “Hem, tak akan ada yang tahu, Alice. Karena di manapun aku tak pernah mengatakan bahwa Arminda adalah kakakku dan dia pun tak mengakuiku.” “Aku sudah mendengar semuanya dari Dayton jadi aku tahu bagaimana perasaanmu dan bagaimana hubunganmu dengan Arminda, tapi Dayton sudah menolak perjodohan itu mentah-mentah karena Dayton menentangnya tepat di hadapan ayahku,” ujar Alice mencoba menenangkan Angelica. Angelica terdiam dan tak menanggapi perkataan Alice. Suara ketukan pintu kamar terdengar membuat Alice membuka pintu kamarnya, Alice melihat sang mommy berdiri di depan pintu dengan membawa nampan berisi cemilan dan dua gelas susu. “Apa kalian
Angelica sejak tadi hanya bisa menatap Dayto, tatapan mereka menghujam lembut, ada desir kehangatan menyeruak hebat dalam hati keduanya, tatapan mereka berlangsung lama sampai Dayton tak kuasa menahan keinginannya mencium Angelica.Dayton mencium Angelica. memagutnya pasrah jika ternyata Angelica tak mau dan mendorongnya, tapi tak di sangka angelica membalas pagutan itu dan mereka saling membalas.Desir kehangatan menyeruak hebat, di dalam hati keduanya bersorak gembira, ini kah jodohku? Ini kah yang tuhan persiapkan? Persetan dengan Angelica bukan siapa-siapa. Itu tak penting bagi Daytonl, Angelica wanita … itu saja yang dilihat Dayton dari sosok Angelica.Dayton menghentikan pagutannya begitupun Angelica, pagutan itu terasa sangat manis, sangat-sangat manis, Angelica tak pernah menyangka bahwa Tuhan mempersiapkan jodoh untuknya adalah pria kaya di depannya, pria yang tak akan pernah bisa ia tandingi, pria tampan dan pria idaman semua wanita, Dayton baik hati, tampan, berpendidi
Angelica menatap Dayton, hangat menyeruak hebat dengan tatapan mereka, tatapan yang tidak biasa. Dengan gagahnya, Dayton menangkup bibir Angelica, dan memagutnya pelan, Angelica pun membalas pagutan itu. Tidak ada lagi yang harus ia takutkan, ia sudah bersama seorang pria yang begitu menghargainya, dan akan menjadikannya istri, hal itu membuat Angelica siap memberikan dirinya pada Dayton.Pagutan itu berubah menjadi liar, Dayton mengeratkan rengkuhannya di pinggang Angelica. Angelica mengalungkan kedua tangannya ke leher Dayton, dan merasakan nafsu seketika membangkitkan keduanya. Mereka berjalan menuju kamar yang ada dilantai bawah, tanpa melepas pagutannya. Mereka bagai ayam yang saling mematuk, nafsu menguasai keduanya. Dan, satu persatu mereka menanggalkan pakaian, dan membuangnya kesemberangan tempat. Hanya ada mereka berdua, jadi tak perlu takut untuk terlihat. Dayton menindih Angelica, dan menidurkannya di atas ranjang king size, kamar ini bukan kamar Dayton, namun kamar Ang
Angelica hendak masuk ke apartemen Dayton, namun Arminda menariknya agar menjauh dari kamar. Arminda menggenggam tangan Angelica begitu erat, sehingga perempuan yang merasa lemah, merasakan perih, ketika kuku-kuku kakaknya itu menggenggamnya kuat. “Lepaskan aku!” teriak Angelica, membuat Arminda menghempaskan tangannya dan membuatnya terseret. “Apa yang kau lakukan, Arminda, kau menyakitiku,” lirih Angelica. “Aku sudah mengatakan padamu untuk menjauh dari hidupku. Apa yang kau lakukan di sini? Pergi dan jangan kembali!” tekan Arminda, menggenggam tangan Angelica begitu erat, sehingga sesekali Angelica meringis sakit, namun ia mencoba menahannya. Ia tidak boleh berlaku kasar pada kakaknya, hanya ada mereka di dunia ini, apalagi mengingat sang ayah memberi amanah untuk menjaga kakaknya dan jangan pernah meninggalkannya. “Nak, jaga kakakmu, hanya kamu yang bisa menjaganya, dengan sikapnya yang seperti itu, ia bisa kecewa dan kehilangan segalany
Terakhir kali ia dekat dengan seorang wanita keturunan Spanyol, namanya Elsa Hammers, wanita yang berusia 28 tahun, namun semenjak Elsa pergi, Dayton tidak lagi mengenal wanita lain meski Lucia sering memaksanya bertemu dengan anak gadis temannya. Tak ada satu pun yang Dayton sukai, dan takdir pun membawanya bertemu Angelica, gadis biasa dengan karakter yang hebat, hidup mandiri disaat ia diasingkan oleh kakaknya sendiri, membuat Dayton terdorong untuk menolongnya. Awal pertolongan malah menumbuhkan benih cinta dihati keduanya.“Ahh ….” Dayton begitu menikmati permainan Angelica dibawah sana, dan nafsunya sudah sampai di ubun-ubun, ia menarik Angelica dan bertukar tempat. Kini, ia yang menindih Angelica, yang kini merona dengan sikap spontan Dayton.Setelah puas bercumbu, Dayton memasuki Angelica, yang kini siap untuk dimasuki, junior yang menjulang dan besar itu membuatnya menikmatinya, Angelica mengerang dan mendesah, kamar yang selalu menjadi tempat mereka bercinta kini dihujam
Angelica juga mengenakan Veil. Veil pun memiliki sejarah, Dahulu, di Yunani dan Roma kuno, kerudung berwarna mengaburkan pengantin perempuan dari kepala sampai kaki dan dimaksudkan untuk mengusir roh jahat. Selain menangkal roh dan menegaskan keunikan, penutup kepala ini ternyata sudah digunakan di berbagai daerah untuk menyembunyikan wajah pengantin perempuan sehingga pengantin lelaki nggak akan mengubah pikirannya sebelum pernikahan. Alasan lainnya yakni sebagai penutup kecantikan pengantin perempuan sehingga lelaki lain nggak akan terpikat pengantin pengantin dan membatalkan pernikahan. Setiap apa yang Angelica kenakan saat ini, memang memiliki sejarah yang benar-benar menarik ketika menyimaknya. Pernikahan Angelica memang memiliki sisi keunikan didalamnya, semua dipersiapkan dengan baik oleh Alice dan Lucia, juga beberapa WO, yang dipercayakan Lucia untuk mengurusnya. Pernikahannya juga akan di iringi Bridesmaid. Dulu, adanya pengiring pengantin dimaksudkan untuk menemani calon
Hyde Park atau Taman Hyde adalah salah satu taman terbesar yang berada di pusat kota London. Taman ini didirikan pada tahun 1637 dan mempunyai luas sebesar 142 hektar.Taman ini mempunyai lebih dari 4000 pohon, sebuah danau besar, padang rumput, serta berbagai bunga hias yang sangat indah. Selain itu, salah tempat wisata terbaik di London ini para pengunjung dapat berenang, bermain skateboard, dan bersepeda.Kemudian, taman ini juga mempunyai restoran tepi danau yang menghidangkan berbagai macam makanan. Tentu saja sangat cocok untuk para wisatawan termaksud para pengantin baru yang menjajaki setiap tempat.“Aku suka tempat ini,” lirih Angelica. “Dulu … sewaktu ayah dan ibuku masih hidup, aku selalu di ajak kemari untuk jalan-jalan, sudah sangat lama, aku tak ke sini.”Dayton menatap sang istri penuh haru, sungguh berat ujian Angelica selama ini, hal yang ia kagumi dari sosok wanita yang kini sudah menjadi istrinya, adalah Angelica yang tidak pernah mengeluh akan hidup yang suli
Arminda tengah merokok, sesekali tertawa sinis menatap foto pernikahan Angelica dan Dayton. Seharusnya ia yang ada di foto itu, bukan Angelica. Selalu saja merebut apa yang ia inginkan. Bukan Angelica yang harus menyandang marga Smith, namun dirinya, itu sudah tertulis pada keinginan mendiang ayah dan ibunya.Bagi Arminda, sikap Angelica persis seperti ibunya yang merebut apa yang bukan miliknya, dan hal itu benar-benar membuat kebencian Arminda memuncak.“Aku pastikan kau akan mati, Angelica,” gumam Arminda.“Kau sudah membuatku menderita, giliranku membuatmu menderita, beraninya kau mengambil posisiku, dan menjadi Nyonya Dayton Smith, itu tidak akan pernah aku terima,” gumam Arminda, seraya menyunggingkan senyum bak iblis yang siap menerkam semua orang.“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya sebuah suara seorang pria, siapa lagi jika bukan Axen.“Tentu saja aku di sini, bukannya ini tempatku tinggal sekarang?” tanya Arminda, balik.“Aku tahu. Tapi, bukannya kau harusnya beker