Home / Romansa / Perfect Mate / Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

Share

Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

Author: Penyedap Rasa
last update Last Updated: 2022-06-07 21:16:41

"Dira, Dira..," Langkah Ulfa tertahan saat melihat anak dari temannya sedang berbicara dengan orang asing. Ia segera berlari untuk mengambil Dira.

"Anda siapa?" Ulfa menarik Dira yang kini dihadapan Eugine. Eugine kembali berdiri, ia memberikan kartu namanya dan mengatakan jika ia adalah suruhan Camelia.

"Saya diminta ibunya anak ini untuk membawanya." Eugine menyentuh pipi Dira, sekedar menjawilnya gemas.

'Camelia, Apa Camelia punya kenalan orang seperti ini?' suara hati Ulfa bermonolog

"Saya tidak bisa percaya dengan anda! Lagipula, saya diminta ayah anak ini untuk menjaganya. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan datang menjemput!" katanya berani. Eugine sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia malah menantang.

"Maksudmu lelaki yang sudah berniat membunuh istrinya itu. Ia membiarkan istrinya berlari di antara hujan dan hampir saja mati tertabrak mobil yang lewat!" Eugine mengungkapkan fakta membuat Ulfa melotot tajam. Ia tahu, Derdy tidak berperasaan tapi tidak pernah menyangka kalau pria itu amat tega. Dan setelah tahu rasanya ia tidak ikhlas memberikan pengasuhan Dira pada lelaki itu.

"Kalau kau ingin menemui Camelia. Kau bisa ikut denganku!" lanjut Eugine terlihat sangat yakin. Dira yang mendengar nama ibunya disebut-sebut jadi merengek minta ikut.

"Tante aku mau ketemu Ibu!" pintanya amat memelas.

Atas permintaan Dira, Ulfa akhirnya menyetujui saran Eugine. Ia juga begitu penasaran dan ingin melihat keadaan Camelia sebenarnya.

Mereka sama-sama menaiki mobil mewah berlogo bintang tiga. Sebelum sampai memasuki mobil. Ternyata Derdy sampai. Ia ingin menemui Dira sebentar sebelum kembali berkutat dengan dunia malam.

"Hah, siapa dia?" Derdy merasa sangat marah waktu melihat anaknya dibawa orang asing. Ia fikir, Ulfa bisa menjaga Dira dengan baik. Ternyata ia wanita yang abai. Sebagai ayah, Derdy tidak terima Dira dimasukkan ke dalam mobil orang asing. Ia menarik Eugine sebelum pria itu masuk. Segera menghadiahkan Eugine pukulan. Karena tidak siap, lelaki itu jadi terpelanting ke tanah

"Siapa kau?!" Derdy menunjuk Eugine dengan murka. Meski keadaannya juga carut marut tapi Derdy merasa masih bisa melawan pria itu. Cepat Eugine mengamankannya. Ia menerjang Derdy dan membalikkan tubuhnya. Tangannya di kebelakangi dan ditahan oleh satu tangan Eugine.

"Aahk, lepas.., lepas!" Sayangnya sekuat apapun Derdy melerai pegangan. Rasanya semua mustahil. Eugine memiliki kekuatan lebih besar darinya. Bisa dilihat dari otot tubuhnya yang keras itu. Apalagi, Eugine terlatih.

"Mulai sekarang. Lupakan anak dan istrimu," desis Eugine tepat di telinga Derdy. Ia juga menaiki lutut dan menghantamkannya ke pinggul lelaki itu. Suara erangan kesakitan keluar dari mulut Derdy.

Ketika yang sama Dira ingin berteriak tetapi Ulfa memeluknya kencang agar Dira tidak bisa melihat kekerasan tersebut. Entah mengapa ia jauh lebih percaya dengan pria yang baru ia temui ketimbang Derdy, suami temannya.

Derdy melemah, nafasnya juga tersenggal menahan sakit dan dengan mudahnya Eugine melempar pria keji itu ke jalan. Baginya, masih banyak urusan penting ketimbang mengurusi pria itu.

Di dalam mobil, Eugine bergumam sendiri "Kau gak perlu takut. Dia tidak apa-apa!" jelasnya yang mungkin ditujukan untuk Dira. Eugine sebenarnya tidak suka menakuti anak kecil seperti Dira.

***

Dira dan Ulfa sampai di rumah sakit tempat Camelia dirawat. Saat Eugine mempertemukan ibu dan anak itu. Keduanya langsung berpelukkan dan menangis bersamaan. Seolah-olah perpisahan beberapa hari ini amat berat dilalui.

"Dira, kamu gak papa sayang. Kamu baik-baik saja kan?" ujar Camelia sembari mengecek tubuh anaknya. Memang pikiran ini konyol, tapi ia sempat berfikir kalau suaminya juga tega menyakiti Dira, anak mereka. Ia gak tahu sampai mana alkohol bisa mempengaruhi fikiran orang.

Ulfa terlihat amat lega. Ia juga duduk di samping Camelia.

"Apa kau yang menjaga Dira, Ulfa?" tanya Camelia. Ulfa cuma mengangguk seraya tersenyum harus. Langsung keduanya berpelukkan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Dira seandainya kamu tidak ada!"

Ulfa membalas pelukkan Camelia "Kau gak boleh bilang seperti itu. Karena sebenarnya Derdy pun menyayangi Dira. Ia bahkan menitipkan anak ini karena rasa tanggung jawabnya!" balas Ulfa. Ia gak mau mengatakan kalau tadi bertemu Derdy dan berakhir perkelahian. Ia cuma takut semuanya semakin merunyamkan perasaan Camelia.

"Ahk, yah!" gumam Camelia. Benar apa yang Ulfa katakan. Bagaimanapun Derdy adalah ayah Dira. Ia jadi bimbang. Apa rumah tangga yang terlanjur koyak itu masih bisa diselamatkan.

Setelah cukup lama bercengkrama. Eugine menarik Dira dari pelukkan Camelia.

"Aku membawanya supaya kau tahu, kalau Tuan Tetsu sama sekali tidak berbohong. Jika kamu mau mengikuti permainan ini. Kami pastikan anakmu akan selamat," ia berdesis hingga cuma Camelia yang mendengarnya. Sedang kebetulan Ulfa sedang di toilet

"Tapi maaf, Tuan. Saya bahkan tidak mengerti rencana apa yang ingin kalian kerjakan sampai harus melibatkan orang kecil seperti ku!"

Eugine sebenarnya merasakan kasihan pada Camelia. Hati kecilnya juga ragu melakukan ini. Hanya, ia tidak pernah gagal menjalankan misi yang diberikan Tetsu.

Tetsu bukan hanya majikan baginya. Tapi ia juga penolong. Dahulu, sebelum bekerja disini Eugine memiliki hutang yang banyak. Hampir saja ia ingin dibunuh oleh para tengkulak. Dan saat itu cuma Tetsulah yang berani membantunya. Jadi sampai kapanpun, Eugine akan berbakti pada Testu dan keluarga. Tidak peduli, sesulit dan semustahil apapun isi perintahnya.

"Soal itu, biar Tuan Tetsu yang akan menjelaskan. Kebetulan hari ini kau sudah boleh pulang. Dan kau akan dibawa menemui Tuan Testu di apartemennya. Sementara anak dan temanmu itu akan tinggal ditempat lain.

Sungguh, semuanya seakan sudah difikirkan secara matang oleh Tetsu Harada. Sekali saja berurusan dengan tuan keji macamnya. Maka, semuanya tidak bisa lagi kembali seperti semula.

Camelia pun merasa geram. Baiklah, kalau pria itu mau menemuinya, ia juga gak akan keberatan. Apalagi yang menjadi tawanannya adalah Dira, anak gadisnya. Mungkin istilah keluar mulut buaya lalu masuk ke mulut singa agaknya dialami Camelia.

***

Seperti ucapan Eugine. Dira dan Ulfa diajak ke rumah utama Tuan Testu yang dimana disana juga ditinggali Chiya, adik kesayangan Tetsu yang mengalami PTSD setelah kejadian naas menimpanya. Awalnya Ulfa ragu mengikuti. Namun, setelah Camelia meyakinkan jika semua baik-baik saja. Ulfa mau mengikutinya.

Camelia melakukan itu semata tidak ingin membuat Dira dan temannya cemas. Ia sudah cukup berterima kasih karena temannya mau menjaga Dira ketika ia tidak ada.

'Kalaupun aku kembali. Pastinya Mas Derdy tidak akan melepaskan aku. Apa aku bisa meminta bantuan pria itu untuk terbebas darinya?' Di dalam mobil menuju apartemen, Camelia terus berfikir semua tawaran Tetsu. Menjadi tawanan dalam satu bulan sepertinya tidak begitu buruk. Ia juga yakin, pria kaya itu punya alasan yang kuat hingga memakainya dalam misi rahasia. Lagipula, ia tidak ingin menaruh curoga diawal. Mungkin kalau ia menjalani semua perintah. Dira dan dirinya akan kembali hidup bahagia.

'Dira.., Ibu akan melakukan apapun untukmu, Nak!' senandikanya dalam hati. Bahkan jika taruhannya nyawa sekalipun ia ikhlas asal Dira bisa hidup bahagia.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perfect Mate   Malam Menggairahkan

    Camelia memegangi batang kenikmatan itu dengan tangan bergetar. Berusaha seperti apapun, tangannya tidak bisa menyelimuti batang milik Tetsu yang besar dan panjang itu. Camelia jadi menelan liurnya kasar. Bagaimana kalau benda itu ia paksa masuk ke dalam rongga mulutnya. Mungkin Camelia bisa muntah dalam sekejap. Cukup lama Camelia menimbang seolah tidak memperdulikan erangan frustasi dari bibir Tetsu."Cepat Camelia. Kau gak bisa terus cuma menatapnya," ucap Tetsu dengan aksen yang masih kental. Camelia berdehem. Tetsu dinilainya sangat tidak sabaran. Camelia akhirnya tidak sengaja menyentuh ujungnya. Tidak disangka. Ini lebih lembut daripada sisinya yang tegang berurat. Camelia seakan mendapat mainan baru. Ia memutar ujung jarinya di sana."Ahk, Camelia!" Merasa Tetsu sudah kehabisan kesabaran. Camelia langsung memasukkan benda itu ke mulutnya. Tentunya sangat penuh. Lelaki itu sungguh besar sampai Camelia menitikkan air mata. Itupun baru setengahnya.Tetsu bergelinjang. Tangannya

  • Perfect Mate   Kau Boleh Memimpin Camelia

    Wacana bunuh diri sudah ada dalam benaknya. Sudah cukup lama ia berjalan menyeret langkah kaki seraya menahan linu. Tetsu memutuskan tidak peduli dengan hidupnya. Saat ini ia hanya mau pergi selamanya. Namun, masalahnya bunuh diri tidak semudah seperti yang diucapkan. Meski kini ia sudah berdiri di jembatan perorangan. Menatap dengan pengharapan kosong juga kekecewaan tak terbendung lagi. Disela itu ada bayang seorang gadis kecil memanggilnya dengan riang "Koko..!" Suara Chiya mengisi indera pendengarannya. Tetsu menangis tersedu. Ia paling tidak kuasa meninggalkan Chiya sendiri. Apalagi ayah mereka bukan seperti yang ia fikirkan. Celak itu membawa Tetsu pada fikiran jika ayahnya juga bisa menyakiti Chiya sama sepertinya. Tetsu menggeleng penuh. Tidak, ia gak mau Chiya merasakan kesakitan ini. Jika memang diam adalah syarat utama dari ayahnya. Maka Tetsu berusaha diam.Flashback Off.Tetsu masih termenung. Sesekali menghela nafas panjang. Diceritakan beberapa kali pun hatinya tetap sa

  • Perfect Mate   Korban KDRT

    "Lantas anda membenci orangtua anda karena itu?" Camelia mencoba bangun dengan memakai sikut tangan. Apalagi Tetsu sudah menyingkir dari atasnya dan terduduk sambil melamun. Tatapannya kini melayang. Sebelumnya tidak ada yang bertanya alasan ia membenci ibunya."Tidak semudah itu, Camelia." Suara Tetsu terdengar lirih dan kecewa. Kepalanya menunduk dengan helaan nafas berat.Sementara Camelia terus menatapnya dengan dahi berkerut khawatir. Andai ia bisa memahami sedikit saja semua sikap pria itu, mungkin suatu saat nanti hal itu bisa menjadi keuntungan untuknya. Lagipula, ia rasa dirinya gak bisa bekerja sama tanpa saling memahami. Semua fikiran buruk berusaha ia tepis. Kini Camelia mencoba melihat Tetsu dengan pandangan manusia biasa. Pernah berbuat salah dan bisa juga kecewa. Tetsu menatap Camelia kembali. Aura Camelia membawa kedamaian hingga bibirnya dengan mudahnya berceloteh hal paling pribadi. Rahasia yang ia tutupi. Bahkan disangkalnya karena tak ingin terlihat berbeda."Aku y

  • Perfect Mate   Mencoba Memahami

    Hentakkan kaki Tetsu seakan sinyal untuk beberapa orang berusaha menyangjung sang don juan dengan cara menundukkan kepala. Di belakang pria itu ada seorang wanita yang kesulitan mengatur langkah kakinya. Sesekali Camelia juga merapatkan area kewanitannya yang terasa masih linu seakan milik Tetsu masih menancap di dalam sana."Selamat siang, Tuan!" sapa salah satu pelayan santun. Pelayan itu terlihat kaget karena Tetsu tidak membawa calon istrinya ke dalam perjalan panjang itu. Memang orang Tetsu mengatakan tuannya akan datang bersama wanita, tapi tidak bilang siapa wanita itu. Lalu kru kapal memprediksi jika wanita itu adalah calon istrinya yang beberapa waktu lalu wajahnya tersiar di media. Wanita cantik dari negeri sakura yang akan menjadi calon istrinya. Persis seperti asal usul Tetsu sendiri. Tentunya wanita yang bersanding dengan Tetsu juga punya kualifikasi yang lain. Tak lain anak dari penguasaha terbesar baik di negerinya maupun di negeri orang. Yah. Pernikahan bisnis sebentar

  • Perfect Mate   Biar Aku yang menanggungnya

    Tetsu merebahkan Camelia di jok mobil Kakinya dikangkangi tanpa melepas penyatuan mereka di bawah sana. Karena sempit, kepala Camelia jadi terangkat dan ia jadi bisa melihat sendiri moment penyatuan mereka untuk pertama kali. Ia menutup mata dan memalingkan wajah. Tapi Tetsu justru bahagia."Bagaimana Camelia. Lihat, keduanya sangat serasi kan. Mereka adalah pasangan yang sempurna," ucap Tetsu merasa telah menemukan ladangnya untuk bercocok tanam meski ia tidak mengharapkan hasil apapun.Tetsu yang adalah korban broken home, tidak pernah berfikir punya keluarga kecil utuh, dilengkapi istri dan anak miliknya. Tidak, itu terlalu mustahil dan menggelikan untuknya. Tetsu mengatur posisi lantas mulai memajukan panggulnya membuat miliknya melesat begitu cepat ke dalam Camelia."Ahk," suara keduanya saling bersautan merasa linu juga nikmat disaat yang sama.Sisi lain hati Eugine masih dilanda rasa cemburu, entah apa yang ia fikirkan. Tetapi pria itu malah mengebut, sesekali berjalan zigzag

  • Perfect Mate   Puaskan aku, Camelia!

    Terpaksa Camelia menghadap Tetsu. Tangannya yang dingin membelai rahang tegas Tetsu. Tetsu menanti dengan sabar, meski dari tatapannya seakan menuntun Camelia untuk melakukan perintah dengan cepat. Perlahan Camelia mendekati birai berwarna soft pink itu karena Tetsu tidak suka merokok. Kalaupun terpaksa, ia akan memakai pembatas cerutu agar bibirnya tidak menghitam. Spontan Camelia membasahi bibir, pertama kalinya ia harus mencium pria lain. Hal itu membuatnya gugup luar biasa. Dan Tetsu sudah berhasil memancing Camelia untuk berselingkuh secara perlahan. Tangan hangat Tetsu singgah di samping pipi Camelia. Menautkan helaian rambutnya ke belakang telinga. Camelia juga mulai mendekati bibirnya ke bibir Tetsu. Matanya terpejam, dan entah dirinya atau Tetsu yang mendekat. Yang jelas bibir mereka kini saling bertaut. Dengan kaku Camelia melumat bibir Tetsu. Gerakkannya menunjukkan jika ia tidak pandai berciuman. Merasa disulut gairahnya, Tetsu mencekal pipi Camelia dan ikut menyesap bi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status