Share

Akan aku lakukan apapun untuk anak ku

"Dira, Dira..," Langkah Ulfa tertahan saat melihat anak dari temannya sedang berbicara dengan orang asing. Ia segera berlari untuk mengambil Dira.

"Anda siapa?" Ulfa menarik Dira yang kini dihadapan Eugine. Eugine kembali berdiri, ia memberikan kartu namanya dan mengatakan jika ia adalah suruhan Camelia.

"Saya diminta ibunya anak ini untuk membawanya." Eugine menyentuh pipi Dira, sekedar menjawilnya gemas.

'Camelia, Apa Camelia punya kenalan orang seperti ini?' suara hati Ulfa bermonolog

"Saya tidak bisa percaya dengan anda! Lagipula, saya diminta ayah anak ini untuk menjaganya. Mungkin sebentar lagi ayahnya akan datang menjemput!" katanya berani. Eugine sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman itu. Ia malah menantang.

"Maksudmu lelaki yang sudah berniat membunuh istrinya itu. Ia membiarkan istrinya berlari di antara hujan dan hampir saja mati tertabrak mobil yang lewat!" Eugine mengungkapkan fakta membuat Ulfa melotot tajam. Ia tahu, Derdy tidak berperasaan tapi tidak pernah menyangka kalau pria itu amat tega. Dan setelah tahu rasanya ia tidak ikhlas memberikan pengasuhan Dira pada lelaki itu.

"Kalau kau ingin menemui Camelia. Kau bisa ikut denganku!" lanjut Eugine terlihat sangat yakin. Dira yang mendengar nama ibunya disebut-sebut jadi merengek minta ikut.

"Tante aku mau ketemu Ibu!" pintanya amat memelas.

Atas permintaan Dira, Ulfa akhirnya menyetujui saran Eugine. Ia juga begitu penasaran dan ingin melihat keadaan Camelia sebenarnya.

Mereka sama-sama menaiki mobil mewah berlogo bintang tiga. Sebelum sampai memasuki mobil. Ternyata Derdy sampai. Ia ingin menemui Dira sebentar sebelum kembali berkutat dengan dunia malam.

"Hah, siapa dia?" Derdy merasa sangat marah waktu melihat anaknya dibawa orang asing. Ia fikir, Ulfa bisa menjaga Dira dengan baik. Ternyata ia wanita yang abai. Sebagai ayah, Derdy tidak terima Dira dimasukkan ke dalam mobil orang asing. Ia menarik Eugine sebelum pria itu masuk. Segera menghadiahkan Eugine pukulan. Karena tidak siap, lelaki itu jadi terpelanting ke tanah

"Siapa kau?!" Derdy menunjuk Eugine dengan murka. Meski keadaannya juga carut marut tapi Derdy merasa masih bisa melawan pria itu. Cepat Eugine mengamankannya. Ia menerjang Derdy dan membalikkan tubuhnya. Tangannya di kebelakangi dan ditahan oleh satu tangan Eugine.

"Aahk, lepas.., lepas!" Sayangnya sekuat apapun Derdy melerai pegangan. Rasanya semua mustahil. Eugine memiliki kekuatan lebih besar darinya. Bisa dilihat dari otot tubuhnya yang keras itu. Apalagi, Eugine terlatih.

"Mulai sekarang. Lupakan anak dan istrimu," desis Eugine tepat di telinga Derdy. Ia juga menaiki lutut dan menghantamkannya ke pinggul lelaki itu. Suara erangan kesakitan keluar dari mulut Derdy.

Ketika yang sama Dira ingin berteriak tetapi Ulfa memeluknya kencang agar Dira tidak bisa melihat kekerasan tersebut. Entah mengapa ia jauh lebih percaya dengan pria yang baru ia temui ketimbang Derdy, suami temannya.

Derdy melemah, nafasnya juga tersenggal menahan sakit dan dengan mudahnya Eugine melempar pria keji itu ke jalan. Baginya, masih banyak urusan penting ketimbang mengurusi pria itu.

Di dalam mobil, Eugine bergumam sendiri "Kau gak perlu takut. Dia tidak apa-apa!" jelasnya yang mungkin ditujukan untuk Dira. Eugine sebenarnya tidak suka menakuti anak kecil seperti Dira.

***

Dira dan Ulfa sampai di rumah sakit tempat Camelia dirawat. Saat Eugine mempertemukan ibu dan anak itu. Keduanya langsung berpelukkan dan menangis bersamaan. Seolah-olah perpisahan beberapa hari ini amat berat dilalui.

"Dira, kamu gak papa sayang. Kamu baik-baik saja kan?" ujar Camelia sembari mengecek tubuh anaknya. Memang pikiran ini konyol, tapi ia sempat berfikir kalau suaminya juga tega menyakiti Dira, anak mereka. Ia gak tahu sampai mana alkohol bisa mempengaruhi fikiran orang.

Ulfa terlihat amat lega. Ia juga duduk di samping Camelia.

"Apa kau yang menjaga Dira, Ulfa?" tanya Camelia. Ulfa cuma mengangguk seraya tersenyum harus. Langsung keduanya berpelukkan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Dira seandainya kamu tidak ada!"

Ulfa membalas pelukkan Camelia "Kau gak boleh bilang seperti itu. Karena sebenarnya Derdy pun menyayangi Dira. Ia bahkan menitipkan anak ini karena rasa tanggung jawabnya!" balas Ulfa. Ia gak mau mengatakan kalau tadi bertemu Derdy dan berakhir perkelahian. Ia cuma takut semuanya semakin merunyamkan perasaan Camelia.

"Ahk, yah!" gumam Camelia. Benar apa yang Ulfa katakan. Bagaimanapun Derdy adalah ayah Dira. Ia jadi bimbang. Apa rumah tangga yang terlanjur koyak itu masih bisa diselamatkan.

Setelah cukup lama bercengkrama. Eugine menarik Dira dari pelukkan Camelia.

"Aku membawanya supaya kau tahu, kalau Tuan Tetsu sama sekali tidak berbohong. Jika kamu mau mengikuti permainan ini. Kami pastikan anakmu akan selamat," ia berdesis hingga cuma Camelia yang mendengarnya. Sedang kebetulan Ulfa sedang di toilet

"Tapi maaf, Tuan. Saya bahkan tidak mengerti rencana apa yang ingin kalian kerjakan sampai harus melibatkan orang kecil seperti ku!"

Eugine sebenarnya merasakan kasihan pada Camelia. Hati kecilnya juga ragu melakukan ini. Hanya, ia tidak pernah gagal menjalankan misi yang diberikan Tetsu.

Tetsu bukan hanya majikan baginya. Tapi ia juga penolong. Dahulu, sebelum bekerja disini Eugine memiliki hutang yang banyak. Hampir saja ia ingin dibunuh oleh para tengkulak. Dan saat itu cuma Tetsulah yang berani membantunya. Jadi sampai kapanpun, Eugine akan berbakti pada Testu dan keluarga. Tidak peduli, sesulit dan semustahil apapun isi perintahnya.

"Soal itu, biar Tuan Tetsu yang akan menjelaskan. Kebetulan hari ini kau sudah boleh pulang. Dan kau akan dibawa menemui Tuan Testu di apartemennya. Sementara anak dan temanmu itu akan tinggal ditempat lain.

Sungguh, semuanya seakan sudah difikirkan secara matang oleh Tetsu Harada. Sekali saja berurusan dengan tuan keji macamnya. Maka, semuanya tidak bisa lagi kembali seperti semula.

Camelia pun merasa geram. Baiklah, kalau pria itu mau menemuinya, ia juga gak akan keberatan. Apalagi yang menjadi tawanannya adalah Dira, anak gadisnya. Mungkin istilah keluar mulut buaya lalu masuk ke mulut singa agaknya dialami Camelia.

***

Seperti ucapan Eugine. Dira dan Ulfa diajak ke rumah utama Tuan Testu yang dimana disana juga ditinggali Chiya, adik kesayangan Tetsu yang mengalami PTSD setelah kejadian naas menimpanya. Awalnya Ulfa ragu mengikuti. Namun, setelah Camelia meyakinkan jika semua baik-baik saja. Ulfa mau mengikutinya.

Camelia melakukan itu semata tidak ingin membuat Dira dan temannya cemas. Ia sudah cukup berterima kasih karena temannya mau menjaga Dira ketika ia tidak ada.

'Kalaupun aku kembali. Pastinya Mas Derdy tidak akan melepaskan aku. Apa aku bisa meminta bantuan pria itu untuk terbebas darinya?' Di dalam mobil menuju apartemen, Camelia terus berfikir semua tawaran Tetsu. Menjadi tawanan dalam satu bulan sepertinya tidak begitu buruk. Ia juga yakin, pria kaya itu punya alasan yang kuat hingga memakainya dalam misi rahasia. Lagipula, ia tidak ingin menaruh curoga diawal. Mungkin kalau ia menjalani semua perintah. Dira dan dirinya akan kembali hidup bahagia.

'Dira.., Ibu akan melakukan apapun untukmu, Nak!' senandikanya dalam hati. Bahkan jika taruhannya nyawa sekalipun ia ikhlas asal Dira bisa hidup bahagia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status