Share

Bab 91. Takdir.

Author: V3yach
last update Last Updated: 2025-12-22 13:32:22

“Karena Zahra yang aku kenal selalu mengenakan kerudung,” jawab Kayden dengan nada dingin. “Yang ini tidak.”

Kiara mendengus pelan. “Bang …”

Kayla juga ikut mencondongkan tubuhnya. “Kayden, mungkin dia punya alasan untuk melepasnya.”

“Dan nama Zahra bukanlah nama yang langka,” balas Kayden.

“Tapi perasaan tidak pernah bohong,” kata Kiara dengan tegas. “Aku ingat cerita Abang dulu.”

Kayden menatap adiknya. “Kamu terlalu berasumsi.”

“Tidak,” jawab Kiara cepat. “Aku yakin.”

Kayla memandang Kayden dengan lembut. “Nak … Mama tidak ingin kamu menyesal.”

“Apa maksud Mama?”

“Kalau memang ada kemungkinan dia adalah orangnya,” kata Kayla, “kenapa harus ditunda?”

Arvino mengangguk. “Tidak ada salahnya memberi kesempatan.”

Kayden mengusap wajahnya pelan. “Aku tidak mengambil keputusan berdasarkan perasaan.”

“Kadang,” Kiara memotong, “keputusan terbaik datang dari perasaan yang selama ini kamu tekan.”

Kayden menatap Kiara dengan tajam. “Kamu sok tahu.”

Kiara tetap tenang. “Karena aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
up lagi kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 92. Hari pertama kerja.

    Pagi itu, gedung Mahendra Group berdiri megah di depan Zahra. Kaca-kaca tinggi memantulkan sinar matahari, membuat jantungnya berdebar bukan karena terpesona, tetapi karena gugup. Zahra berhenti sejenak di depan pintu masuk, menarik napas dalam-dalam. “Bismillah,” bisiknya pelan. Dia melangkah masuk dengan hati-hati, mengenakan blazer sederhana berwarna krem dan rok hitam selutut. Rambut panjangnya dibiarkan tergerai rapi. Penampilannya sopan, tidak berlebihan, namun tetap anggun. HRD mengantarnya hingga ke lantai eksekutif. “Ruang CEO ada di ujung koridor,” kata staf itu dengan ramah. “Silakan masuk.” Zahra mengangguk. “Terima kasih, Mbak.” Koridor itu terasa sepi dan dingin. Setiap langkah Zahra terdengar jelas di telinganya. Hingga akhirnya ia berdiri di depan pintu besar bertuliskan CEO Kayden Mahendra. Tangannya terangkat, ragu sejenak, lalu mengetuk. “Masuk.” Suara itu datar, tegas, dan dingin. Zahra membuka pintu perlahan. Di dalam ruangan yang luas itu, Kayden berdi

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 91. Takdir.

    “Karena Zahra yang aku kenal selalu mengenakan kerudung,” jawab Kayden dengan nada dingin. “Yang ini tidak.” Kiara mendengus pelan. “Bang …” Kayla juga ikut mencondongkan tubuhnya. “Kayden, mungkin dia punya alasan untuk melepasnya.” “Dan nama Zahra bukanlah nama yang langka,” balas Kayden. “Tapi perasaan tidak pernah bohong,” kata Kiara dengan tegas. “Aku ingat cerita Abang dulu.” Kayden menatap adiknya. “Kamu terlalu berasumsi.” “Tidak,” jawab Kiara cepat. “Aku yakin.” Kayla memandang Kayden dengan lembut. “Nak … Mama tidak ingin kamu menyesal.” “Apa maksud Mama?” “Kalau memang ada kemungkinan dia adalah orangnya,” kata Kayla, “kenapa harus ditunda?” Arvino mengangguk. “Tidak ada salahnya memberi kesempatan.” Kayden mengusap wajahnya pelan. “Aku tidak mengambil keputusan berdasarkan perasaan.” “Kadang,” Kiara memotong, “keputusan terbaik datang dari perasaan yang selama ini kamu tekan.” Kayden menatap Kiara dengan tajam. “Kamu sok tahu.” Kiara tetap tenang. “Karena aku

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 90. Yakin.

    Seketika panggilan itu membuat Zahra terkejut, tetapi dia segera menoleh. “Iya, Pak?” Kayden menatapnya sejenak. “Jika diterima … kapan kamu siap untuk mulai bekerja?” Zahra tersenyum kecil. “Secepatnya.” Kayden mengangguk. “Baiklah.” Setelah itu, Zahra keluar dari ruangan tersebut, dan pintu tertutup, menciptakan suasana hening. “Kenapa, Pak?” tanya Daniel sambil melihat Kayden. Kayden tidak langsung menjawab. “Ada yang aneh,” gumamnya. “Aneh bagaimana?” “Rasanya …” Kayden menatap pintu yang sudah tertutup. “Saya sepertinya mengenalnya.” Daniel tersenyum kecil. “Mungkin dia hanya kandidat yang cocok.” “Mungkin,” jawab Kayden sambil menghela napas. Sementara itu, di lorong, Zahra berhenti sejenak dan bersandar pada dinding. “Kenapa wajahnya terasa sangat familiar …” Zahra menggeleng. “Tidak mungkin,” gumamnya pelan. “CEO itu terlalu dingin. Terlalu jauh, bukan Kayden yang aku kenal.” Dan tanpa mereka sadari, takdir baru saja mempertemukan dua orang yang sama-sama menol

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 89. Hari menegangkan.

    Masih di Gedung Mahendra Group yang terlihat sibuk seperti biasa. Di ruang HR, beberapa kandidat sudah duduk rapi menunggu giliran. Salah satunya adalah seorang perempuan berambut panjang yang diikat sederhana, mengenakan kemeja krem dan celana hitam. Wajahnya tenang, matanya fokus. Tidak ada hijab seperti sebelumnya. Tidak ada seragam kerja lamanya. Namun, ketenangan itu tetap sama. Ia menggenggam map berisi dokumen sambil menarik napas perlahan. “Tenang, Zahra,” bisiknya pada diri sendiri. Tak satu pun orang di ruangan itu tahu, bahkan Zahra sendiri, bahwa di lantai atas, seorang pria yang pernah diam-diam mencintainya sedang bersiap untuk bertemu dengannya … tanpa mengenali perubahan penampilannya. Hingga suara pintu terbuka memecah kesunyian. “Pelamar atas nama Zahra?” panggil seorang staf HR. Zahra berdiri. “Saya.” Langkahnya mantap, napasnya teratur, dia sama sekali tidak menyadari bahwa pria yang sedang dibicarakan dengan penuh decak kagum itu adalah sosok yang pernah

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 88. Interview kerja.

    Pagi itu, di rumah Mahendra, suasana sudah hidup meski matahari belum sepenuhnya terbit. Cahaya lembut menyinari ruang keluarga melalui jendela besar, memantulkan sinarnya di lantai marmer yang bersih. Di kamar utama, Kayla berdiri di depan lemari besar, memilihkan setelan jas untuk suaminya. Gerakannya cekatan dan tenang, hasil dari rutinitas yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun sebagai Nyonya Mahendra. “Yang biru tua atau abu-abu?” tanya Kayla sambil menoleh ke arah Arvino yang sedang merapikan dasinya. “Yang biru tua saja,” jawab Arvino santai. “Pertemuan hari ini cukup penting.” Kayla tersenyum dan menggantung jas itu dengan rapi. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari lantai atas. Kayden muncul mengenakan kemeja putih bersih dan celana hitam, rambutnya tersisir rapi, wajahnya tenang seperti biasa. Aura dingin dan berwibawa langsung terasa bahkan sebelum ia mengucapkan sepatah kata pun. Kayla berhenti sejenak untuk menatap putranya. “Ya ampun, anakku

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 87. Hari pertama interview.

    “Anakku …” suaranya serak. “Kamu terlalu baik.” Zahra pun meneteskan air mata, tetapi ia tetap tersenyum. “Bukankah Ayah yang selalu mengajarkan Ara untuk ikhlas dan kuat?” katanya pelan. “Sekarang giliran Ara untuk membuktikannya.” Pak Hendra mengusap wajahnya yang basah. “Zahra …” katanya setelah beberapa saat. “Kalau kamu mau ,Ayah masih punya tabungan di bank.” “Tabungan?” tanya Zahra seraya mengangkat kepalanya. “Iya,” Pak Hendra mengangguk. “Kalau kamu mau menggunakannya untuk membuka usaha … Ayah akan sangat senang.” “Tidak, Yah.” Zahra langsung menggelengkan kepala. Pak Hendra terkejut. “Kenapa?” “Itu untuk Ayah saja,” jawab Zahra tegas. “Untuk berobat, untuk kebutuhan Ayah.” “Tapi kamu juga butuh ,Nak ...” “Ara masih punya tabungan sendiri dari waktu kerja dulu,” potong Zahra. “Cukup untuk kebutuhan kita sekarang.” Pak Hendra menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. “Kamu tidak mau membuka usaha?” Zahra tersenyum kecil. “Belum terpikir, Yah.” “Ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status