Share

PKJ 48

Dimas tertegun mendengar ucapan Della, hingga menepuk jidatnya sendiri. "Malam pertama yang benar-benar sial," gerutu Dimas.

"Baiklah, tunggu sebentar." Dimas pun berjalan keluar kamar.

Dimas berjalan menuruni anak tangga, rumahnya sudah sepi karena mungki orang-orang sudah beristirahat. Hingga Dimas menghentikan langkah ketika sampai di tengah anak tangga, menengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan dan menunjukkan pukul 11 malam.

"Apa masih ada minimarket yang buka di sekitar sini?" tanyanya pada diri sendiri.

Hingga Dimas teringat kakak kembarnya, diantara mereka pasti ada yang punya pembalut untuk Della. Dimas kembali naik dan tak jadi turun, kamar pertama yang ditujunya adalah kamar Anggit, kakak pertamanya.

"Kak, kamu sudah tidur?" Dimas memanggil seraya mengetuk pintu, tapi sepertinya sang kakak sudah beristirahat.

Dimas mendesau, lantas berjalan ke kamar kakak keduanya. Dimas melakukan hal sama, mengetuk dan memanggil.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status