Ketika melihat Wira begitu perhatian padanya, Julian merasa sangat tersentuh. Ini karena dia tahu Wira memperlakukannya dengan tulus.Begitu Julian mengangkat kepalanya, Wira pun terperangah. Dia menatap Julian sambil mengernyit, lalu bertanya, "Huh? Di mana Julian?"Dewina dan Julian termangu mendengarnya. Dewina buru-buru menjelaskan, "Suamiku, ini Julian."Wira tercengang. Dia pun mengamati wanita yang berada di hadapannya, lalu tertawa dan berucap, "Jangan aneh-aneh, mana mungkin aku nggak mengenal Julian. Di mana dia?""Julian, aku masuk kamarmu, ya!" seru Wira sambil berjalan ke kamar Julian. Ucapan Wira ini sontak membuat Dewina merasa tidak berdaya. Suami bodohnya ini malah mencari Julian.Adapun Julian, dia tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa dengan bahagia. Dia bisa menilai bahwa Wira benar-benar mengkhawatirkannya. Meskipun telah melihat wajahnya yang begitu cantik, Wira tetap mencemaskan Julian yang jelek itu.Sejujurnya, Julian tidak pernah merasakan hal seperti ini, d
Meskipun wajah secantik ini memang bisa menyebabkan masalah ... mereka jelas-jelas tidak takut pada siapa pun! Kenapa Wira malah menyuruh Julian mengubah wajahnya seperti sebelumnya?"Suamiku, kamu baik-baik saja, 'kan? Kenapa menyuruh Julian mengubah wajahnya kembali? Wanita sangat mementingkan kecantikan. Julian akhirnya menggunakan wajah asli, tapi kamu menyuruhnya mengubahnya. Aku rasa ada yang salah dengan pikiranmu.""Julian, nggak usah dengarkan dia. Aku sangat suka melihat wajahmu ini. Wajah secantik ini sangat enak untuk dipandang. Suasana hatimu juga akan membaik kalau melihatnya," ujar Dewina sembari memelototi Wira dengan kesal."Sebenarnya, bukan aku yang membuat wajah itu. Teknik penyamaranku nggak sebagus itu." Julian ingin mengembalikan wajahnya yang sebelumnya, tetapi tidak memiliki kehebatan seperti itu.Wajah jelek itu dibuat oleh Biksu Baju Hijau. Itu sebabnya, Julian tidak bisa mengembalikan parasnya yang sebelumnya.Wira seketika paham mendengarnya. Dia menyahut,
Julian merasa sangat berterima kasih atas kebaikan Wira. Namun, dia tidak berbicara jujur karena tidak sanggup mengatakannya.Ada terlalu banyak poin penting dalam hal ini, juga banyak rahasia yang terlibat. Julian masih merasa ragu, apakah harus memberi tahu Wira atau tidak.Setelah melihat Julian baik-baik saja, Wira pun merasa lega. Namun, dia langsung menyuruh jaringan mata-mata untuk mencarikan tabib terbaik yang bisa mengobati Julian.Sejak saat itu, kediaman Raja Uttar selalu didatangi oleh tabib terkenal. Meskipun tahu dirinya tidak mungkin sembuh, Julian tidak menolak kebaikan Wira.Setiap hari, Julian berada di kediaman untuk diperiksa para tabib terkenal. Sayangnya, tidak ada yang tahu cara mengobatinya. Bahkan, banyak yang tidak mendeteksi penyakit dari tubuh Julian.Wira sungguh frustrasi dengan hasil ini. Dia juga tahu harapannya sangat kecil, tetapi merasa harus dicoba selagi masih memiliki peluang.Pada saat yang sama, Raja Ararya juga merasa sangat tertekan. Raja Kresn
Meskipun para bawahan agak ragu, mereka tetap mengangguk mengiakan.Tidak berselang lama, Raja Ararya dan Dwipangga tiba di kediaman Raja Kresna. Keduanya melompati tembok dan bersembunyi di kegelapan. Namun, ekspresi Dwipangga sontak berubah."Sepertinya nggak ada siapa pun di kediaman ini. Kenapa rasanya hening sekali? Pengawal pun nggak ada ...," ujar Dwipangga.Raja Ararya mengernyit mendengarnya. Dia menyahut, "Jangan-jangan, Raja Kresna tahu rencana kita ini?"Raja Ararya cukup terkejut. Jelas-jelas hanya mereka bertiga yang mengetahui rencana ini, apalagi sekarang sudah tengah malam. Mana mungkin ada yang membocorkan informasi?"Mungkin saja. Tapi, ada bagusnya juga, yang penting kita bisa menyelinap masuk." Dwipangga sama sekali tidak peduli. Dia membawa jalan dengan cepat, tetapi tetap berwaspada.Dalam sekejap, keduanya memasuki halaman belakang dan tiba di depan ruang kerja Raja Kresna. Sekarang sudah larut malam, tetapi lampu di dalam masih menyala. Selain itu, pintu bahkan
Yang ada di pikiran Raja Kresna hanya Kerajaan Agrel! Bisa dibilang, tanpa Raja Kresna, tidak akan ada Senia yang sekarang!Jika Raja Kresna tidak diam-diam membantu saat Senia berada di titik terendahnya, Kerajaan Agrel tidak akan berkembang sampai seperti ini!Adapun Raja Ararya, dia tidak mungkin bisa menguasai takhta!"Huh! Senia memang cukup hebat, tapi dia hanya seorang wanita! Sejak zaman dulu, kerajaan hanya akan runtuh jika dipimpin oleh wanita! Apa kamu nggak merasa bersalah pada mendiang raja?" ujar Raja Ararya.Mereka memang telah melihat kehebatan Senia, tetapi identitasnya sebagai seorang wanita tidak cukup untuk menguasai takhta."Kenapa memangnya kalau wanita? Selain itu, apa kamu lupa mendiang raja ingin membunuh kita pada saat sudah sekarat? Senia yang melindungi kita. Masa kamu sudah melupakan jasanya?" sahut Raja Kresna.Begitu mendengarnya, ekspresi Raja Ararya pun berubah sedikit. Ketika mendiang raja masih hidup dan tahu dirinya tidak bisa hidup lama lagi, dia be
Raja Kresna mengira Senia mengucapkan kata-kata indah itu hanya untuk menyenangkan mereka dan merebut kekuasaan di istana. Dia merasa itu hanya taktik licik. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, dia sadar bahwa Senia berbicara dari lubuk hatinya.Putra Mahkota saat ini bukanlah putra kandung Senia, melainkan satu-satunya keturunan mendiang raja. Selama beberapa tahun terakhir, mereka juga menyaksikan sendiri sepak terjang Senia.Raja Kresna pun percaya sepenuhnya pada wanita itu. Dia ingat pernah menemui Senia dan menceritakan harapan masa depannya atas Kerajaan Agrel. Dia bahkan membeberkan ambisinya untuk menaklukkan Kerajaan Nuala. Namun, ucapan Senia langsung membuat Raja Kresna mengenyahkan gagasan itu.Saat itu, Senia berkata, "Kita harus menunggu kesempatan bagus untuk menginvasi Kerajaan Nuala. Tapi, kalau Kerajaan Agrel terus memperjuangkan perkembangan, cepat atau lambat kita akan melampaui Kerajaan Nuala. Selain itu, tugas utamaku adalah mewariskan Kerajaan Agrel yang mak
Mendengar perkataan itu, ekspresi Raja Ararya menjadi sangat muram."Ternyata ... kamu memang sudah mengetahui semuanya!"Raja Ararya merasa agak marah. Dia sudah berusaha begitu lama, tetapi akhirnya tetap seperti ini. Dia merasa sangat puas."Raja Ararya, aku tahu kamu nggak puas, tapi sekarang kamu adalah seorang raja, kedudukanmu masih tinggi. Kelak, Gilang juga akan menjadi tangan kanan pangeran dan gelar bangsawanmu akan diwariskan. Tapi, kalau kamu mengambil risiko ini sekarang, semuanya akan lenyap. Gelar bangsawanmu dan semua milikmu, semuanya akan hilang! Kamu memang nggak memikirkan dirimu sendiri, tapi kamu juga nggak memikirkan Gilang?" kata Raja Kresna.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Raja Ararya berubah dan akhirnya menghelakan napasnya. Memang benar, dia masih memiliki seorang putra yang berbakti. Jika rencananya gagal, putranya pasti akan dibunuh. Bahkan seluruh keluarganya juga akan terlibat, tidak ada seorang pun yang akan selamat.Raja Ararya langsung terj
Saat kebingungan, Wira baru mengetahui ternyata yang dimaksud Julian adalah Senia. "Benarkah? Kapan dia kembali?"Setelah Wira bertanya, Julian baru berkata, "Besok dia akan kembali ke Kerajaan Agrel!"Mendengar perkataan itu, Wira baru menghela napas lega. Tanggung jawabnya akhirnya selesai dan hatinya merasa sangat gembira."Bagus sekali. Kalau dia sudah kembali, semuanya akan kembali normal dan juga saatnya aku kembali!" kata Wira sambil meregangkan pinggangnya. Suasana di Kerajaan Agrel memang bagus, tetapi tidak sebagus Dusun Darmadi.Keesokan paginya, Senia kembali dan langsung mengikuti rapat pagi. Melihat kepulangannya, semua orang merasa sangat gembira. Telah terjadi banyak peristiwa di Kerajaan Agrel selama beberapa waktu ini, tetapi untungnya tidak berdampak apa pun. Dia merasa sangat senang melihat hasil itu. Saat mengetahui Raja Ararya telah berhasil dibujuk oleh Raja Kresna, hatinya makin bersemangat. Selama bertahun-tahun ini, dia selalu tidak bisa mematahkan niat hati R
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m