Home / Zaman Kuno / Perjalanan Sang Batara / 123. Para Pendekar Tua

Share

123. Para Pendekar Tua

Author: Gibran
last update Last Updated: 2025-07-31 06:06:59

Saat pertarungan terjadi di gerbang Selatan dan gerbang Timur, di dua gerbang lainnya yang sepi juga terjadi bentrok antar pendekar.

Di sebelah Utara dimana Nyai Laras, Nyai Sari dan Anggita bersama ratusan prajurit jaga, di serang dua pendekar hebat yang dulunya pernah menjadi penjahat kelas atas di dunia persilatan.

Di gerbang Barat juga diserang oleh dua pendekar hebat lainnya bersama beberapa pendekar muda. Di gerbang barat ini, Patih Sela Amarta lah yang menjaga pos yang tadinya di jaga oleh Jaka Geni.

Kita akan melihat apa yang terjadi di gerbang Utara terlebih dahulu. Dimana Nyai Laras dan Nyai Sari tengah berhadapan dengan dua pendekar tua. Yaitu yang pertama adalah Pendekar bernama Adinata alias Pendekar Rawa Biru.

Yang berasal dari Padepokan Rowo Ombo. Pendekar ini dikenal dengan ajian Segara Tiga Arah, Raungan Dari Rawa, Tinju Sakti Banaspati, dan Terjangan Seribu Kaki.

Dan satunya lagi adalah Gentala alias Pendekar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjalanan Sang Batara   251.Sura Jali

    Jaka Geni mempersiapkan tenaga dalamnya di tangan kanannya. Dan juga satu lagi di kaki kirinya. Sura Jali melesat ke arah Jaka Geni dengan tatapan mata dingin. Wujudnya sedikit seram setelah empat tangannya muncul di punggung siluman itu. "Tangan itu, aku harus menghindarinya..." batin Jaka Geni. Tangan kiri Sura Jali menghantam ke arah batok kepala Jaka Geni. Dengan cepat Jaka Geni memiringkan tubuh ke kanan hingga pukulan itu pun meleset. Lalu kaki kiri Jaka yang sudah di penuhi tenaga dalam menendang ke arah dada. Sura Jali menatap dengan pandangan kaget. Namun dia gunakan tangan kanan untuk menangkis. Buk! Kaki Jaka Geni menghantam lengan kiri Sura Jali. Tubuh siluman itu oleng ke kiri dimana tangan kanan Jaka Geni telah siap dengan tinjunya yang dipenuhi tenaga dalam. Tangan Jaka Geni melesat menuju rusuk kiri Sura Jali. Sedikit lagi mengenai tubuh lawan, tiba-tiba Sura Jali sedikit membelokkan tubuhnya ke kanan sehingga yang ada di depan Jaka Geni saat ini adalah punggun

  • Perjalanan Sang Batara   250.Kekuatan Yang Terlahir

    Jaka Geni bertarung tanpa henti dengan para siluman di hutan batu. Entah sudah berapa ratus siluman yang berhasil dia kalahkan. Yang membuat Jaka semakin bersemangat adalah setelah dia bisa mengalahkan siluman, ada sesuatu di dalam tubuhnya yang meningkat. Dari segi jurus dan kecepatan, Jaka sudah meningkat pesat. Tenaga dalam mulai terlahir kembali. Terbentuk dengan kekuatan baru. Meski belum sempurna. Para Siluman itu adalah siluman yang tengah menjalani hukuman di hutan batu. Mereka adalah siluman kelas bawah. Dan Jaka Geni bisa mengalahkan mereka dengan mudah. "Aku merasa kekuatanku meningkat sangat cepat!" batin Jaka. Dia merasakan kekuatan serangnya hampir sama dengan saat dia turun gunung pertama kali. Itu sudah cukup untuk bertarung melawan Pendekar sekelas Ki Damar. Namun Jaka Geni tidak cukup puas dengan itu. Dia ingin terus melatih tubuhnya sampai pada batasnya.~Hari ke sepuluh Jaka berlatih, ada satu kemajuan ya

  • Perjalanan Sang Batara   249.Mendapatkan Kekuatan Baru

    Nyai Lanjar membawa Jaka Geni menuju sebuah tempat yang terlihat seperti hutan batu. Batu-batu menjulang tinggi di kawasan itu. "Ini tempatmu berlatih. Tenang saja, meski lama di dunia ini, di dunia nyata sana hanyalah sebentar. Sebagai perbandingan, kamu berlatih di sini selama sepuluh hari, di dunia nyata sana kamu hanya berlatih selama satu hari." kata Nyai Lanjar. Jaka Geni menatap takjub. Dia kagum dengan semua yang ada di kerajaan Nyai Lanjar. "Kamu begitu baik padaku, kelak aku akan menolong rakyatmu Nyai," kata Jaka Geni membuat wajah Nyai Lanjar memerah. "Jaka, aku... Aku mau memberimu sesuatu," ucap Nyai Lanjar sedikit ragu. Jaka Geni menatapnya sesaat. "Apa yang mau kau berikan padaku?" tanyanya. "Tapi, ah sudahlah. Lain kali saja," kata Nyai Lanjar. Jaka langsung menggenggam jari Nyai Lanjar. "Katakan saja Nyai, sepertinya kamu malu untuk mengatakan nya. Aku tidak akan membuatmu mal

  • Perjalanan Sang Batara   248.Pintu Yang Terkunci

    Mata Nyai Lanjar menatap Jaka Geni dengan tatapan aneh. "Bagaimana kau tahu tentang istana Ratu Ambarwati? Apakah kau pernah di sana?" tanya Nyai Lanjar dengan wajah penuh selidik. Jaka Geni sedikit khawatir jika dia jujur kepada Nyai Lanjar tentang istrinya Ratu Ambarwati. Melihat tanggapan Nyai Lanjar yang seolah tidak suka mendengar nama Ratu Ambarwati membuat Jaka Geni berpikir untuk tidak menceritakan tentang siapa dan ada hubungan apa antara dia dan Ratu Ambarwati. "Aku pernah menyelamatkan Putri Kerajaan Sigaluh. Dia di culik oleh siluman Kampung Setan. Kebetulan sekali Kampung Setan itu adalah wilayah Kerajaan Wates." ujar Jaka mencoba untuk tidak menceritakan semua tentang Ratu Ambarwati. "Lalu, apa yang kau lakukan di Kampung Setan itu?" tanya Nyai Lanjar. "Aku menyelamatkan Putri, menghancurkan kampung laknat itu!" jawab Jaka penuh semangat. Nyai Lanjar tersenyum kecil. "Apakah kau tidak

  • Perjalanan Sang Batara   247.Istana Laut Utara

    "Bagaimana anak muda, apakah kau setuju menjadi pengikut ku selama tiga tahun?" tanya Nyai Lanjar sambil tersenyum menampakkan kecantikan yang luar biasa. "Tunggu dulu Nyai, apakah sebenarnya kau mempunyai hubungan dengan Ratu Laut Selatan?" tanya Jaka Geni yang masih penasaran. Wanita itu menghela nafas panjang. "Aku adalah abdi Kanjeng Ratu Laut Selatan. Di kerajaan laut, dia adalah Ratu terkuat dengan banyak abdi di seluruh lautan. Aku hanyalah salah satunya, apakah kau sudah puasa dengan jawaban itu?" tanya Nyai Lanjar masih dengan keadaan duduk bersimpuh di hadapan Jaka. Pemuda itu terdiam beberapa saat. "Tahukah Nyai, mata hijau ini aku dapat dari siapa?" tanya Jaka Geni. Mata Nyai Lanjar menatap tajam. Lalu sejurus kemudian dia tersenyum. "Mata itu adalah milik Blorong, Panglima Perang Ratu Laut Selatan. Itu sebabnya aku penasaran dengan mata hijau milikmu. Berkat itu kau bisa melihat semua makhluk yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa." kata Nyai Lanjar. "Benar N

  • Perjalanan Sang Batara   246.Siluman Laut Utara

    Kapal besar itu mulai berlayar meninggalkan dermaga besar kerajaan Telaga Mulya. Angin berhembus cukup kencang. Bendera perdagangan di kibarkan menjulang tinggi di atas tiang. Jaka Geni dan Utari Dewi duduk di geladak kapal. Di sana ada Ki Wongso dan beberapa pendekar dari rombongan lain juga. Orang tua yang di kelilingi para pendekar muda itu akan bercerita tentang sebuah cerita turun temurun dari para pedagang antar negara. "Di laut utara ini konon ada satu ekor makhluk yang kita sebut sebagai Siluman Laut Utara. Wujudnya adalah seekor ular raksasa. Bahkan kepalanya saja sebesar kapal ini!" kata Ki Wongso mulai bercerita. Semua yang mendengar takjub jika benar kepala Ular itu sebesar kapal yang mereka tumpangi itu. "Apakah Ki Wongso pernah melihat siluman itu Ki?" tanya salah satu Pendekar dari Pandan Arang. Ki Wongso tersenyum. "Pernah sekali. Apakah kalian mau mendengar cerita dariku ini? Ini cerita lama ku saat mengawal rom

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status