Beranda / Zaman Kuno / Perjalanan Sang Batara / 87. Pertarungan Berdarah (2)

Share

87. Pertarungan Berdarah (2)

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-13 06:07:44

Dengan amarah yang meledak, Rakabumi kerahkan ajian sakti yang pernah merenggut nyawa Pendekar Tongkat Emas atau Ki Maranggi. Yaitu Ajian Bumi Menghisap Arwah.

Kali ini, Pendekar Muka Setan menghantamkan kedua tinjunya sekaligus ke lantai granit berlapis baja itu dengan keras.

Melihat lawan menggunakan ajian pamungkas, Jaka Geni langsung duduk bersila lalu alirkan tenaga dalam ke seluruh tubuh.

Dengan satu ledakan kanuragan, Jaka menyebarkan aura tenaga dalamnya dengan kuat. Gelombang kekuatan yang menerjang ke arahnya tertahan beberapa meter di hadapan Jaka Geni.

Semua mata yang melihat dibuat takjub dengan apa yang Jaka Geni lakukan.

Rakabumi tidak kalah terkejutnya saat melihat ajian sakti miliknya dengan mudah bisa ditahan.

"Bagaimana bisa..." geram Rakabumi tidak percaya. Dia coba tingkatkan tenaga dalam di kedua tangannya. Namun tetap saja tidak bisa menembus kekuatan kanuragan yang Jaka kerahkan.

Beberapa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perjalanan Sang Batara   87. Pertarungan Berdarah (2)

    Dengan amarah yang meledak, Rakabumi kerahkan ajian sakti yang pernah merenggut nyawa Pendekar Tongkat Emas atau Ki Maranggi. Yaitu Ajian Bumi Menghisap Arwah. Kali ini, Pendekar Muka Setan menghantamkan kedua tinjunya sekaligus ke lantai granit berlapis baja itu dengan keras. Melihat lawan menggunakan ajian pamungkas, Jaka Geni langsung duduk bersila lalu alirkan tenaga dalam ke seluruh tubuh. Dengan satu ledakan kanuragan, Jaka menyebarkan aura tenaga dalamnya dengan kuat. Gelombang kekuatan yang menerjang ke arahnya tertahan beberapa meter di hadapan Jaka Geni. Semua mata yang melihat dibuat takjub dengan apa yang Jaka Geni lakukan. Rakabumi tidak kalah terkejutnya saat melihat ajian sakti miliknya dengan mudah bisa ditahan. "Bagaimana bisa..." geram Rakabumi tidak percaya. Dia coba tingkatkan tenaga dalam di kedua tangannya. Namun tetap saja tidak bisa menembus kekuatan kanuragan yang Jaka kerahkan. Beberapa

  • Perjalanan Sang Batara   86. Pertarungan Berdarah

    Jaka Geni tertawa melihat wajah Rara Wilis yang penasaran setengah mati bagaimana dia bisa tahu tentang Kampung Setan itu. "Kau sudah gila ya!?" tanya Rara Wilis dengan nada keras. Jaka menghentikan tawanya. "Baiklah wanita cantik, aku akan bercerita." ucap Jaka membuat Rara Wilis melotot ke arahnya. "Jangan suka memuji. Pujian itu racun yang berbahaya jika ternyata mempunyai maksud lain!" kata Rara Wilis membuat Jaka jadi bertanya-tanya, apakah wanita ini pernah mempunyai kekasih? "Aku pernah ke Kampung Setan untuk menyelamatkan Putri Maharani atau Dewi Mentari. Laweni, demit yang katanya saudara Lawe Segara, telah menculik Putri saat gadis itu sedang mandi. Dan akan dijadikan tumbal tolak bala. Aku menolongnya dan meratakan tempat terkutuk itu. Bahkan membunuh Laweni dengan tanganku sendiri." ucap Jaka. Rara Wilis terlihat tercekat mendengar ucapan Jaka Geni. Wajahnya sedikit pucat. "Apakah yang kau ucapkan benar? Kau tidak se

  • Perjalanan Sang Batara   85. Dewi Mawar Biru

    Wanita bercadar merah itu menatap Jaka dengan tatapan tajam. "Lawe Segara juga meminta obat penawar itu dariku. Bahkan lebih tepatnya merampas. Untungnya aku masih mempunyai beberapa pil penawar. Jika tidak, kamu sudah mati." ucap wanita itu terlihat sedikit kesal. Jaka merasa, wanita itu telah di paksa atau di ancam oleh orang yang bernama Lawe Segara itu. Jaka sendiri tidak mengenal siapa itu Lawe Segara. "Bisakah kau beritahu aku siapa namamu?" tanya Jaka yang masih penasaran dengan nama wanita itu. Sorot mata wanita itu mulai berubah, kembali teduh seperti sedia kala. Dia berjalan dan duduk kembali di tepi ranjang. "Namaku Rara Wilis. Di dalam rimba persilatan aku dikenal dengan nama Dewi Mawar Biru." jawab wanita yang punya nama indah, Rara Wilis. "Kau tentunya sudah tahu siapa aku. Hanya saja aku penasaran kenapa kau menolongku? Padahal kau dan aku tidak saling mengenal." tanya Jaka penasaran kenapa wanita berjuluk Dewi Mawar Biru i

  • Perjalanan Sang Batara   84. Racun Siluman Ular

    Jaka merasa sedikit mual dan pusing. Tidak biasanya dia merasakan hal itu. Dengan wajah sedikit pucat, dia masuk ke dalam ruangannya lalu ambruk di atas kasur empuk. Pintu kamarnya masih sedikit terbuka. Jaka tidak menyadari ada satu sosok berkelebat mengikutinya sejak dari arena pertarungan. "Kenapa dengan diriku? Aku merasa sangat lelah..." batin Jaka lalu memejamkan mata karena dia merasa sangat nyaman di atas kasur. Saat matanya terpejam, bibir Pendekar itu mulai terlihat berubah warna menjadi hijau lumut. Pemuda itu terlihat menggigil kedinginan. Entah racun apa yang masuk ke dalam tubuhnya melalui ciuman dari Si Bencong Kembang Arum itu. Jaka yang mempunyai ilmu Agni Maya tak bisa menetralkan racun itu dalam tubuhnya. Sebegitu kuatnya racun itu hingga kekuatan Agni Maya tak bisa menahan. Tiba-tiba melesat satu sosok berpakaian biru dengan cadar merah di wajahnya. Matanya terbelalak lebar saat melihat keadaan Jaka Geni yang tengah menggig

  • Perjalanan Sang Batara   83. Adu Ilmu kanuragan (4)

    Aji Pamungkas membungkuk hormat kepada lawannya Indramayu. Pendekar dari Puncak Ciremai itu membalas dengan sopan. Gong pun di pukul dengan keras pertanda pertandingan terakhir di babak adu ilmu kanuragan di mulai. Dua pendekar saling pasang kuda-kuda. Aji Pamungkas tak banyak menunda, dia langsung kerahkan jurus Gerakan Angin Berduri yang sempat membuat Lake Wera si Setan Golok Abang terluka. Indramayu yang telah mengetahui jurus unik itu tak tinggal diam. Dia juga mempunyai jurus unik yang mirip dengan Gerakan Angin Berduri. Nama jurusnya adalah Hembusan Badai Ciremai. Jurus milik Aji Pamungkas adalah kecepatan dan melukai, sedangkan jurus milik Indramayu adalah kecepatan menghindar dan bertahan. Dua jurus sakti ini pun membuat banyak mata tertuju pada gerakan dua pendekar yang hampir tidak terlihat oleh mata telanjang. Mereka yang mempunyai tenaga dalam tinggi bisa mengetahui gerakan kedua pendekar yang tengah bertarung tersebut.

  • Perjalanan Sang Batara   82. Adu Ilmu Kanuragan(3)

    Semua penonton tak mengira akan mendapat pertunjukan gila dari Pendekar bencong bernama Kembang Arum itu. Jaka Geni lebih tak menyangka lagi di cium oleh bencong macam dia. Ketika semua orang merasa lucu dan terhibur dengan hal itu, Panglima Karna dan Lawe Segara menanggapinya dengan berbeda. "Kau yakin, si banci itu bisa di andalkan?" tanya Panglima Karna. Lawe Segara mengangguk. "Tenang saja paduka, pemuda itu tak akan menyadarinya. Mungkin butuh waktu satu hari untuk racun itu masuk merata ke dalam tubuhnya. Besok saat babak terakhir sayembara dimulai, Nayaka bisa dengan mudah menghabisinya." kata Lawe Segara dengan senyum bangga. Panglima Karna pun merasa senang dengan kinerja orang kepercayaan nya tersebut. Ternyata Kembang Arum adalah salah satu suruhan Panglima Karna. Dia ditugaskan meracuni Jaka Geni dengan cara mencium. Cara yang tidak lazim ini tidak akan menjadikan para penonton dan Raja curiga. Racun itu sangat kuat sehingga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status