Share

bab 20

"To...tolong jangan hancurkan pondok kami!"

Para prajurit kerajaan mulai menghancurkan beberapa kemah. Mereka juga sebenarnya tidak ingin melakukan ini. Namun, ini adalah perintah dari Kerajaan. Utusan timur akan datang sebagai perwakilan perdamaian antara bangsa Barbar dan kerajaan Bamaraya, dan pihak kerajaan tidak ingin kawasan Mekaragung yang menjadi tempat pertemuan, dianggap sebagai salah satu ibu kota provinsi yang kumuh.

"Tidaaak!!"

"Jangan!!"

"Dasar prajurit kejam! biadab!"

"Kami akan tinggal dimana? Huhuhu..."

"Pondokku..."

"Huhuhu..."

Suara tangis dan teriakan ada dimana-mana, kini kemah mereka terbakar oleh api. Bahkan jika mereka melawanpun, mereka hanya akan babak belur. Seperti para pemuda yang mencoba melawan, namun pada akhirnya hanya mengalami kekalahan. Para prajurit itu memiliki tubuh yang bugar, sedangkan mereka hanya warga miskin yang bahkan tidak memiliki tenaga. Bagaimana bisa melawan prajurit?!

Pandu menangis meratapi kemah mereka yang terbakar, ia merasa mun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status