Share

Chapter 4

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-09 10:17:10

Yerin duduk di depan sebuah minimarket. Di kantung kreseknya berisi beberapa bahan makanan titipan ibunya. Ia menyesap minuman kaleng itu hingga tandas. Lalu membuangnya ke tempat sampah yang ternyata lumayan jauh dari tempatnya duduk.

“BRAAK.”

Naas. Bukannya sampai di tempat sampah. Melainkan terkena kepala seseorang. Yerin yang panik segera menghampiri orang itu.

“Maaf, maaf saya tidak sengaja.” Yerin buru-buru menunduk.

“Kau lagi,” desis seseorang tidak suka. “Apa kau begitu suka denganku hingga ingin terus bertemu denganku?”

Yerin mendongak. Arsen, kakak Bastian. Kesialan apa lagi? Tidak di sekolah—tidak di sini. Ia harus bertemu dengan pria arogan itu lagi.

“Bukan seperti itu, Pak. Saya tidak sengaja.” Yerin sangat ingin mengumpat. Tapi ia masih tahan. Demi citra baiknya sebagai guru BK.

Arsen mengambil kaleng yang terjatuh di samping kakinya. “Apa yang harus kulakukan. Aku sangat marah,” ucapnya sambil memainkan kaleng tersebut.

Yerin mundur beberapa langkah. “Aku tidak—maksudnya saya tidak sengaja. Sungguh.”

Sama saja mengajak ribut Singa yang sudah biasa mengamuk. Yerin menatap Arsen yang terlihat sangat kesal. “Sebagai permintaan maaf, saya akan membelikan anda apapun yang anda inginkan.”

“Apapun?” Arsen mengernyit. “Apapun yang aku inginkan?”

Bodohnya Yerin langsung menangguk. Dan disinilah mereka akhirnya. Di dalam minimarket dengan Arsen yang mengambil snack dan minuman yang sangat banyak.

Yerin meremas kedua tangannya. Uangnya sangat menipis. Butuh waktu seminggu lagi sampai ia gajian. “Sebenarnya—” Ia berhenti saat Arsen menatapnya tajam.

“Tidak jadi.” Yerin meringis dan tertawa dengan canggung.

Arsen menyerahkan barang belanjaannya pada Yerin. Sehingga mau tidak mau Yerin yang membawanya. Sampai di kasir—Yerin meletakkan belanjaan tersebut supaya bisa dihitung.

Yerin sendiri sibuk mencari uangnya di sakunya. Sakunya itu ada banyak. Di saku celananya dan di saku hoddienya. Arsen yang melihatnya berdecak pelan—akhirnya pria itu mengeluarkan kartunya dan menyerahkan pada kasir.

“Terima kasih.”

Yerin mendongak. Ia melihat Arsen sudah keluar dan membawa barang belanjaannya.

“Eh tunggu.” Yerin mengejar Arsen. “Anda membayar sendiri. Lain kali saya akan mentraktir anda sebagai permintaan maaf.”

Arsen mengedikkan bahu. “Tidak usah. Lagipula aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.”

SKAK!

Yerin membuka mulutnya lebar. Bagaimana bisa pria bisa berkata sepedas ini pada perempuan. “Anda kira saya mau bertemu anda lagi?”

Yerin berkacak pinggang. “Tentu saja tidak. Astaga aku bisa gila.” Menyugar rambutnya kasar. “Bertemu anda dua kali dalam sehari adalah hal yang paling sial. Anda pikir anda begitu menarik hingga saya mengejar anda?”

Yerin menggeleng. “Lihat—muka anda seperti Banteng kebelet pipis.”

Arsen mengerjapkan mata dengan ucapan Yerin. “Kau berani—”

“Cukup!” Yerin merentangkan telapak tangannya di depan wajah Arsen. “Saya tidak bisa menahan kekesalan saya. Mulai saat ini semoga kita tidak akan pernah bertemu. BYE!”

Berjalan cepat menjauh. Namun Yerin kembali lagi.

Ia mendekati Arsen. Mengambil tangan pria itu. Kemudian menaruh lembaran uang itu di tangan Arsen. “Sudah selesai.”

“Siapa yang bilang kau boleh membayarku dengan uang recehan ini?!” Arsen semakin kesal. Namun tangannya tetap memegang uang recehan yang diberikan Yerin.

“Meski recehan itu tetap uang. Pokoknya urusan kita selesai! Aku tidak ingin berurusan dengan Banteng sepertimu!”

Setelah itu Yerin berlari sekencang-kencangnya. Hampir menabrak tong sampah namun tidak sampai jatuh.

“Hah!” Arsen berdecih dengan sangat kesal. “Aku akan memberimu pelajaran!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 165

    Yerin dan Arsen berjalan di tepi sungai. Sungai yang terkenal indah dan dikunjungi banyak orang ketika sore sampai malam hari. Tangan mereka saling bergandengan tangan. Yerin menghela nafas dalam. Dulu ia sering bersama adiknya berlari di sini. Yerin meremas pelan tangannya—bukan tangannya. secara tidak sadar ia meremas tangan Arsen juga. “Kenapa? Kamu tidak nyaman di sini?” tanya Arsen. Yerin menggeleng. “Tidak….” “Jujur saja..” Arsen meraih tangan Yerin satunya lagi. “Tanganmu berkeringat. “Tidak nyaman ya di sini?” “Aku hanya…” Yerin memejamkan mata sebentar. “mengingat adikku…” Bukannya marah Arsen terlihat khawatir. Lagipula untuk apa marah? Mereka ke sini untuk menyembuhkan luka Yerin. “Kita pergi saja ya?” “Aku juga ingin di sini.” Yerin menatap sekelilingnya. “Bagaimana kalau kita makan di minimarket itu?” Menunjuk sebuah minimarket yang tidak jauh dari sungai. Di sana ada mesin pemasak mie otomatis. Yerin mengajak Arsen ke sana. Seingatnya dulu

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 164

    Di sebuah restoran. Yerin bersama Arsen menemui orang tuanya. Canggung. Meja yang berisi 4 orang itu tidak ada yang bersuara. Yerin menatap tangan ibunya yang terluka. Pasti banyak bekerja… Yerin menatap ayahnya—keadaan mereka sama. Katanya mereka saling mencintai. Tapi mereka saling menyakiti saat Yeonwoo pergi. Akhirnya memilih untuk berpisah. Arsen merasa tatapan ayah Yerin sedikit membuat bulu kuduknya merinding. Arsen berdehem sebentar. “Perkenalkan saya Arsen.” Yerin menjelaskan apa yang dikatakan Arsen pada ayahnya. Ayahnya hanya mengangguk saja. “Bagaimana keadaan kalian?” tanya Yerin. “Mama baik-baik saja.” ibu Yerin menjawab. Sejak pindah ke Indonesia, bahkan untuk sekedar panggilan saja Yerin mengubahnya. “Appa baik-baik saja?” tanya Yerin pada ayahnya. Saat berkomunikasi dengan ayahnya, Yerin menggunakan bahasa Korea. *Appa=ayah “Appa sehat.” Tersenyum meski sedikit canggung. matanya tidak terlepas dari Arsen. Pertama kalinya bisa melihat

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 163

    Di sebuah pemakaman yang asri. Sebuah nisan yang bertuliskan nama Choi Yeonwoo. Yerin meletakkan bunga di atas makam adiknya. Air matanya tidak bisa dibendung lagi. “Mian…” lirihnya. “Nuna baru ke sini setelah bertahun-tahun…” Yerin mengusap air matanya. Arsen yang berada di sampingnya mengusap punggungnya pelan. Yerin mengajak Arsen untuk duduk di rumput langsung. “Gimana kabar kamu?” tanya Yerin menatap batu nisan adiknya. “Nuna pergi dan menjalani hidup baru. Nuna jadi Guru BK. Nuna juga sudah menikah. ada banyak hal yang sudah terjadi. Tapi Nuna tidak bisa memberitahu kamu secara langsung….” Yerin mengambil tangan Arsen. “Ini suami, Nuna.” “Annyeonghaseyo..” Arsen menunduk sebentar. Yerin tersenyum pelan. “Dari mana belajarnya?” “Melihat di internet sebentar. apa benar?” tanya Arsen. Yerin mengangguk. “Benar.” “Aku suami kakak kamu.” Arsen berkata dengan canggung. Arsen mengambil sapu tangannya. Di usapkannya di pipi Yerin yang basah. Istrinya itu tidak

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 162

    21++ Lantai yang dingin. Tidak menjadi halangan. Malah menjadi suatu hal yang menantang bagi mereka. Yerin terlentang di atas lantai kamar hotel mereka. Arsen berada di bawahnya. Kepala pria itu berada di antara selangkangannya. Tubuhnya menggigil tapi juga panas. Menggigil karena lantai yang dingin, tapi juga panas karena sapuan lihda dari suaminya di bawah sana. Yerin bergerak dengan gelisah. “Ahh hmmmph!” Arsen menyesap milik Yerin di bawah sana. menjulurkan lidahnya samapi ke dalam milik Yerin. “Sayang… enak sekali ahh,” desahan Yerin. Arsen mencecap habis cairan yang berada di dalam milik istrinya. Membersihkannya meski nanti ia juga akan mengisinya lagi dengan cairan kental miliknya. “Sayang..” Yerin meremas dadanya sendiri. “Sepertinya aku…” Arsen meremas puncak dada istrinya itu lebih keras dan liar. Mencubitnya dan memelintirnya sesekali. Sedangkan mulutnya di bawah sana tidak berhenti menyesap dan melumat milik istrinya. “Ahh hmmph aku tidak

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 161

    21++ Di dalam ruangan yang seharusnya dingin. Tapi bagi mereka berdua malah terasa sangat panas dipenuhi oleh gairah. Cinta yang membara menghantarkan hasrat yang tinggi. Yerin berpegang pada tembok di saat Arsen kembali menghujam miliknya dari belakang. Satu tangannya dibawa ke belakang. Pinggangnya di cengkram oleh jemari Arsenn. “Ahh! Hmpph!” Yerin mendongak. milik Arsen memenuhi miliknya keluar dan masuk. “Kamu nikmat sayang ohh!” Arsen meraih buah dada Yerin yang bergerak. Meremasnya kuat dan memelintirnya. “Ahh! Jangan akh ahh!” Yerin menggeleng. “Nikmat babe…” Arsen mengecup punggung Yerin. Hotel mahal ini… Pasti kedap suara. Tapi Yerin sebenarnya takut kalau suaranya bisa didengar. Tapi mengingat betapa mahalnya hotel ini, pasti ada privasi yang dijaga untuk pelanggan. Tidak peduli lagi meski suara desahannya terdengar keras. Yerin terserentak pelan saat tubuhnya ditarik. Jatuh ke atas pangkuan suaminya dengan milik mereka yang masih menyatu.

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 160

    21++ Pakaian yang mereka gunakan mulai berjatuhan ke bawah. Satu persatu kain yang membalut tubuh mereka hilang. Berganti dengan tubuh mereka yang sama sekali tidak menggunakan apapun. Kulit mereka saling bersentuhan. Menghantarkan gairah manis namun juga liar. Arsen mendorong tubuh Yerin di tembok. Menyatukan kedua tangan istrinya itu ke atas. lalu, miliknya yang berada di bawah mulai melesak masuk. Masuk ke dalam milik istrinya. “Ahh!” Yerin memejamkan mata. Benda keras itu masuk ke dalam miliknya dan memenuhi miliknya. Arsen menunduk—mencium bibir Yerin dengan rakus. Perlahan mulai bergerak. “Babe…” racau Arsen. Rasanya masih sama ketika mereka pertama kali melakukannya. Candu… Tidak ada yang namanya bosan. Bahkan Arsen sama sekali tidak bisa memikirkan apapun saat percintaan hebat mereka sedang berlangsung. Seakan otaknya berhenti untuk bekerja. Arsen menekan miliknya maju dan mundur. Memasukkannya sampai ke dinding terdalam mili

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status