Share

Keputusan

Author: Susi_miu
last update Huling Na-update: 2025-01-21 12:59:54

“Bagaimana pertengkaran kalian? Sudah baik – baik saja? Jadi, kita bisa bertemu kembali secara bebas?”

Andai saja bisa seperti itu, Barbara tidak akan disergap kekhawatiran berlebihan. Ntahlah—rasanya dia harus menunggu saat – saat yang tepat, menunggu saat dia merasa cukup yakin untuk mendeklarasikan segala bentuk keputusan tak terduga di hidupnya.

Ini pilihan sulit. Memutuskan hubungan bersama Samuel sama seperti melempar dirinya ke dalam kolam beku yang Abihirt buat. Barbara akan tergelincir, jatuh, tidak berdaya, seolah hanya akan terperangkap oleh sikap dingin pria itu.

Tidak ada jalan keluar. Semengerikan apa pun bayangan dalam benaknya, dia tidak akan pernah tahan terus menghadapi sikap tenang Abihirt atau ketika suaminya benar – benar serius mengabaikan apa pun yang tampak begitu jelas.

Menyedihkan.

Barbara menghela napas kasar. Sesaat menatap Samuel sambil memikirkan apa yang akan pria itu katakan nanti. Ada satu bagian tidak tepat dari pern
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Perjanjian Terlarang   Kelegaan

    “Ms, apa yang Anda lakukan?” Moreau masih terisak parah, tetapi secara tak terduga ... suara Gabriel muncul ... menarik perhatiannya supaya kembali ke permukaan. Butuh usaha keras sekadar menenangkan diri. Ketika berhasil melakukannya, secara tentatif pula Moreau memutuskan untuk mengangkat wajah. Dia menekan kelopak mata sendiri terlalu kuat; sekarang dampaknya, pemandangan di sekitar cukup buram dan diperlukan waktu beberapa saat sekadar melihat situasi yang sedang dihadapi lebih jelas. Moreau menelan ludah kasar setelah menoleh dan justru mendapati Gabriel menjulang tinggi di belakang—sambil memegangi segelas kopi, seolah tidak terjadi apa pun; dan pria itu tidak menyesali sebuah kehilangan “Abi ... aku menangisi Abi.” Dengan polosnya Moreau menambahkan jawaban, tetapi dia malah mendapati Gabriel mengangkat sebelah alis tinggi. Barangkali ada sesuatu yang salah? Benak Moreau bertanya – tanya; naluri murni dalam dirinya mendesak untuk berpikir

  • Perjanjian Terlarang   Kematiannya

    Dari mana Abihirt mendapatkan foto dua bayi ketika mereka masih begitu merah? Mungkinkah Lore? Benaknya bekerja sangat cepat untuk menemukan jawaban. Tidak. Moreau tidak akan marah jika Abihirt membutuhkan foto anak – anak mereka untuk mengingatkan bagaimana segala bentuk keputusan yang pria itu ambil di masa lalu adalah kesalahan besar. Lagi pula, memang tidak ada gunanya jika Moreau ingin meledak. Tidak melihat tindakan Abihirt sebagai ancaman. Sudah seharusnya mereka memulai; memperbaiki kesalahan di masa lalu dengan hati – hati, tetapi apakah dia masih pantas berharap bahwa pria itu akan baik – baik saja? Dengan cepat, Moreau menyingkirkan air yang jatuh merambat di sudut matanya. Dia perlu tahu informasi tambahan. Gabriel sedang tidak di rumah sakit, meski cukup yakin pria itu akan segera kembali. Mungkin perawat akan mencarinya. Tidak dimungkiri, Moreau bahkan tidak bisa menghitung sudah berapa lama dia menyembunyikan diri di sin

  • Perjanjian Terlarang   Penyesalan di Akhir

    Perhatian Moreau lurus terpaku pada ruang rawat darurat. Sempat ingin menerobos masuk saat kali pertama petugas medis memberikan pertolongan serius kepada Abihirt—yang sungguh, sudah tidak sadarkan diri selama perjalanan. Sekarang tidak tahu bagaimana. Sangat bertanya – tanya berapa lama mereka akan selesai? Akankah dia mendengar berita bagus tentang mantan ayah sambungnya?Pelbagai kekacauan di benak Moreau membentuk terjangan ombak besar. Dia tidak bisa membayangkan seperti apa sebuah kehilangan setelah dulu ... harus mati – matian menyingkirkan bayangan tentang pria itu.Abihirt telah berusaha melakukan banyak hal. Moreau tidak akan memaafkan diri sendiri sampai sesuatu yang benar – benar buruk terjadi. Seperti dia tidak akan memaafkan Abihirt jika pria itu tidak mau bertahan.“Ms, sebaiknya Anda membersihkan diri terlebih dahulu.”Tubuh Moreau sedikit tersentak saat suara Gabriel merambat di balik bahunya.

  • Perjanjian Terlarang   Jangan Tutup Matamu

    Moreau mengerti; dia bergeser sampai di ujung. Menunggu Gabriel mengatur posisi supaya kepala Abihirt ada di pangkuannya. Sementara, mereka tidak punya pilihan sekadar membiarkan kaki panjang pria itu menekuk terhadap ruang tersisa. Pintu mobil di tutup. Demikian Gabriel langsung berlari ke arah kemudi. “Kita harus ke rumah sakit, Gabriel. Cepat!” Moreau menggenggam jemari Abihirt erat. Tidak peduli bagaimana sebagian tubuhnya telah dilumuri darah. Pria itu sama sekali tidak terlihat memiliki niat untuk memberi tanggapan. Dia takut bahwa ternyata Abihirt benar – benar tak akan bisa memberi respons. Takut jika ungkapan yang pernah dia lepaskan langsung di hadapan pria itu, justru menjadi alasan bagi alasan bagi Abihirt supaya menyerah. Moreau bisa melihat bahwa ada saat – saat di mana Abihirt terlihat lelah dengan kehidupan yang pria itu jalani. Tidak. Dia menggeleng tegas. Dengan hati – hati menyentuh wajah Abihirt dan berkata, “Buka matamu,

  • Perjanjian Terlarang   Mungkin yang Akan Hilang?

    “Kau mau ke mana?”Suara pria itu seperti menahan rasa sakit, tetapi bentuk kekhawatiran Moreau tidak tersampaikan, mengingat sedang didesak kebutuhan untuk mencari anting yang hilang. Masih dengan minat menerobos pergi; dia dipaksa mundur begitu satu tangan Abihirt benar – benar mencengkeram di garis bahunya.“Bajingan itu sudah melarikan diri. Sebaiknya kita juga pergi, mengerti?” pria itu meneruskan.Moreau menatap bingung ketika tiba – tiba Abihirt nyaris membungkuk. Namun, naluri pria itu sekadar mendesis membuat situasi terasa berbeda. Dia menggeleng cepat. Barbara sudah mengambil semua yang dimiliki di masa lalu. Kehilangan kali ini tidak akan pernah menjadi bagian yang dia harapkan.“Anting pemberian ayahku hilang. Mungkin terlepas saat aku berusaha melarikan diri. Kau bisa tunggu di mobil, sementara aku akan pergi mencarinya.”Kebetulan Abihirt mengatakan Tigo sudah pergi. Moreau yakin pria

  • Perjanjian Terlarang   Yang Hilang

    “Kau masuk ke dalam perangkapku ....” Tawa mengerikan seakan menggema di langit malam. Pria ini lagi .... Moreau masih mengingat setiap detil hal di wajah itu. Bekas pukulan Abihirt bahkan masih membekas tipis – tipis di sana—terhadap siraman lampu mobil yang menyorot cukup terang. Moreau menelan ludah kasar. Berusaha untuk tetap tenang sambil sesekali melangkahkan kaki ke belakang. Berharap bisa sesegera mungkin masuk ke dalam mobil dan melarikan diri. Ironi. Semua bergantung dengan cara yang salah kali pertama dia memutuskan sekadar beranjak keluar. Sekarang, nyaris tidak ada ruang melarikan diri. Moreau berusaha memberontak. Pria itu mencengkeram lengannya terlalu kuat dan bagian paling dia waspadai adalah ancaman dari senjata tajam yang digenggam dan diarahkan begitu dekat. “Kau bisa memanggilku Tigo, Sayang. Mari bersenang – senang sebelum aku menghabisi nyawamu.” Tidak. Kewarasan Moreau masih mencoba mengambil andil. Masih dengan usaha m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status