Share

Mengejutkan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 12:06:04

Upaya melarikan diri yang tidak sia – sia. Napas Moreau terengah menatap pantulan cermin. Seseorang dengan wajah pucat—bahkan benar – benar berantakan sedang berusaha menenangkan diri. Moreau tidak tahu apa lagi yang bisa dia lakukan setelah ini. Ketika Barbara menyadari kedatangan yang begitu lambat di acara pernikahan, langkahnya langsung meninggalkan orang – orang di sekitar.

Tidak ada tempat bersembunyi yang tepat selain kamar mandi hotel. Moreau masih bingung apa yang harus dilakukan usai menerima kenyataan bahwa semalam tindakan terlarang telah melampaui batas.

Secara harfiah—kejadian bersama pria asing itu tidak akan terjerembab ke dalam rumpang paling rumit. Mereka tidak memiliki hubungan darah. Pria itu hanya akan menjadi ayah sambung Moreau, walau ada satu hal penting ... dia akan merasa canggung ketika mereka berada di satu atap bersama.

Moreau yakin dia seharusnya bisa menjadi mandiri, andai Barbara memberikan izin. Hanya saja wanita itu menganggap Moreau sebagai aset dan tidak akan membiarkan satu langkah saja Moreau mengangkat koper keluar dari gedung peninggalan ayah kandungnya. Moreau juga tidak tahu cara membujuk. Sejauh yang dia sadari, Barbara adalah wanita anti kritik. Selama ini tidak pernah ada bantahan.

Moreau mengembuskan napas putus asa. Dengan lengan terulur, dia memutar keran. Air – air segera memercik, sementara telapak tangannya mulai menadah untuk kemudian membasuh wajah.

Moreau ingin lebih tenang. Mungkin setelah ini bisa meninggalkan hotel, membiarkan Barbara menikmati hari pernikahan bersama suami baru. Mereka terlihat serasi dengan ketimpangan usia, tetapi itu karena Moreau mengakui bahwa ibunya cantik.

Air keran segera dimatikan. Secara perlahan dia kembali menegakkan tubuh dan bercemin—mematut wajah membasah diliputi beberapa bulir menetes dari rahang. Moreau hanya mengamati, antara menyesali keputusan pergi ke bar semalam atau tidak tiba beberapa menit lebih cepat, dan membuat pernikahan itu dibatalkan. Ironi. Keduanya bukan prospek bagus. Sama seperti dia harus menghadapi situasi buruk ketika pintu diketuk agak kasar di luar sana.

Siapa?

Moreau bertanya – tanya bingung. Namun, memutuskan untuk mengambil langkah mendekat. Ragu sekali ujung jarinya menyentuh gagang pintu. Dan begitu pintu kamar mandi dibuka. Moreau luar biasa terkejut mendapati pria asing itu sedang menjulang tinggi, yang bersamanya di kamar hotel tadi pagi.

Apa yang pria itu ingin lakukan dengan menyusulnya? Di mana Barbara? Moreau sudah begitu takut. Tiba – tiba suara serak dan dalam dalam yang sensual mengatakan sesuatu untuk memberitahu.

“Kau dicari ibumu.”

Moreau mendadak diliputi perasaan gugup. Rasanya tidak ada satu pun hal yang bisa dia pikirkan sekadar menanggapi pria ini. Hanya berniat melangkahkan kaki, tetapi sentuhan di pergelangan tangan menuntut Moreau untuk mengamati genggaman yang mantap maupun erat di sana. Dia segera menengadah. Seringai samar berkedut di hadapannya. Mengerikan, dan sekali lagi pria itu memberi kesan mengejutkan.

“Untuk apa kau mengunci pintu?”

Moreau bertanya waspada sembari mengambil langkah mundur, tetapi Abihirt memiliki alasan serius usai mengetahui gadis yang telah dia tiduri semalam secara resmi menjadi putri sambungnya.

Sialan, Abihirt melihat bercak merah di ranjang. Namun, harus bersikap seolah – olah tidak menemukan apa pun dari sisa percintaan semalam, meskipun sepanjang perjalanan dia tidak dapat meninggalkan ingatan dari tubuh yang begitu indah, yang menegaskan bahwa beberapa gelas koktail tidak secara utuh merenggut kesadarannya.

“Jadi kau adalah Moreau?”

Menyentuh tubuh Moreau adalah satu tindakan ‘harus’, untuk menyingkirkan efek membakar dari minuman perangsang. Abihirt akan menganggap itu semacam suatu kecelakaan singkat. Roki yang mendorong tubuhnya menuju meja bar di mana Moreau setengah menjatuhkan wajah di sana—terlihat seperti gadis putus asa, hingga Abihirt tidak punya pilihan selain menawarkan ranjang hotel.

“Ada yang perlu kubicarakan.”

“Kau akan memberitahu ibuku?”

Cukup dengan rambatan suara serak dan dalam dalam yang sensual di telinganya. Mendadak, Moreau memiliki firasat buruk. Dia menatap waspada struktur wajah yang tegas diliputi antisipasi penuh. Sayangnya, hampir tidak ada petunjuk dari ekspresi datar itu.

“Tidak akan kuberitahu ibumu tentang apa pun.”

Ada sedikit kelegaan, tetapi Moreau harus menahan napas ketika Abihirt mengambil langkah lebih dekat. Memojokkan secara perlahan hingga pinggulnya menyentuh pinggir westafel.

“Kau sudah menjadi ayah sambungku sekarang. Dan mungkin lebih baik aku memanggilmu dengan sebutan yang layak,” ucap Moreau sarat nada penolakan. Tidak tahu apa yang diingikan pria bermata kelabu yang menatap intens ke arahnya. Antisipasi dalam diri Moreau akan menjadi gumpalan besar setelah pria itu perlahan mengambil langkah mundur.

“Aku tidak suka dipanggil dengan sebutan ayah atau apa pun yang berkaitan oleh gadis sebesar ini. Umurmu mungkin sekitar 19 tahun?”

Itu benar. Namun, Moreau tidak mengatakan sesuatu sekadar mengiyakan. Hanya menunggu waktu yang tepat sampai Abihirt melangkahkan kaki meninggalkan udara di sekitar terasa hening. Sepertinya dia perlu mengingat bahwa pria tersebut memiliki sesuatu untuk diungkapkan. Apakah niatnya urung? Atau karena Moreau membuat pria bertubuh itu jangkung tersinggung?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Kemarahan Lore

    Moreau akan sangat menyalahkan Abihirt, karena pria tua mesum—yang memasang wajah penuh bangga, menatap Lore dan Arias tanpa rasa bersalah. Tidakkah Abihirt berpikir ini terlalu berbahaya bagi anak - anak? Sepertinya butuh aturan serius untuk menjelaskan bagaimana hubungan mereka bekerja.Moreau menarik napas sesaat, demi memastikan dia tidak terlihat berlebihan di depan Lore dan Arias.“Mommy tadi melihat kecoak. Jadi, harus meminta bantuan Daddy untuk menyelesaikannya.”Sambil meringis, Moreau sadar ini bukan kali pertama mereka memberikan kebohongan ketika tertangkap basah berdua. Hanya menunggu kapan anak – anak akan menunjukkan sikap waspada, meski tiba – tiba ... tangan kecil Lore yang terulur menyentuh helai basahnya yang menjuntai, lalu mata kelabu gadis kecil itu secara bergantian melirik ke rambut gelap Abihirt.“Mommy dan Daddy mandi bersama?”Rasa ingin tahu Lore membuat Moreau mengernyit sesaat, te

  • Perjanjian Terlarang   Lakukan

    “Oh—“Suara serak dan dalam Abihirt terdengar mengisi seisi kamar mandi, diliputi miliknya yang nyaris tak bisa Moreau kendalikan. Dia paling banyak mengeluarkan suara, karena pria itu menyentuh bagian sensitif di bawah sana dengan tepat.Moreau bisa merasakan bagaimana dia mulai gemetar, sementara cengkeraman Abihirt di pinggulnya segera mengetat. Pria tersebut tahu dia akan mencapai puncak kenikmatan. Terus menawarkan sentuhan terbaik, hingga tanpa sadar sebuah cakaran meninggalkan karya terbaik di lengan besar itu.Moreau butuh waktu untuk menikmati gelombang kenikmatan, yang meninggalkan denyut di inti tubuhnya, tetapi dia harus siap ketika Abihirt dengan gerakan tak terduga membuat mereka berhadapan, lalu kembali berciuman.Saat tautan bibir mereka terlepas, Moreau sedikit terkejut oleh sensasi udara yang dirasakan. Dia secara naluriah melingkarkan kaki dan lengan di tubuh pria itu, sementara Abihirt dengan hati – hati kem

  • Perjanjian Terlarang   Izin?

    Tidak dimungkiri. Kebutuhan dasar yang besar; juga memerangkapnya ke dalam gulungan hasrat. Tidak banyak yang bisa dikatakan. Moreau seperti terhanyut di antara sorot kelabu yang menatap lamat, seolah Abihirt benar – benar menunggu jawaban pasti. Napas Moreau memburu. Butuh beberapa kali mengerjap. Persetan. Dia kembali menarik wajah pria itu lebih dekat. Melumat mulut yang terasa hangat, membiarkan Abihirt merasakan akses yang sebenarnya—mungkin telah dia berikan. Tidak sulit bagi pria itu untuk memahami situasi di antara mereka. Moreau tersentak ketika tubuhnya terangkat dengan punggung menyentuh keramik basah. Terlalu cepat jika dia masih berusaha memahami suasana yang baru saja membangun kebakaran besar, karena tidak tahu bagaimana Abihirt menyingkirkan pengait bra dan melempar benda tersebut ke sembarang tempat. Mereka hanya melakukan kontak mata sebentar. Sisanya, pria itu menunjukkan sisi paling rakus, seolah inilah tempat dan waktu untuk melampiaskan apa yang selama ini dit

  • Perjanjian Terlarang   Menyerah

    “Kau tidak ingin mandi bersamaku?”Sial. Pertanyaan singkat Abihirt hampir membuat semua menjadi runyam. Moreau tidak ingin tertangkap basah, karena pengaruh besar yang pria itu berikan kepadanya. Segera melotot lebar. Berharap pula, Abihirt tidak curiga. Tidak tahu mengapa, menghindari tatapan kelabu di sana mendadak jauh lebih sulit daripada membayangkan saat – saat penuh kejadian tak terduga yang harus mereka hadapi.“Terima kasih atas tawaranmu. Aku tidak ingin mandi hari ini,” ucap Moreau setelah merasa lebih baik. Dia tersenyum sambil menengadah ke wajah tampan itu, sementara Abihirt harus menunduk, seperti sengaja membuat jarak mereka lebih dekat.“Benarkah?”Suara serak dan dalam yang terdengar penuh misteri membuat kening Moreau bertaut.“Ya. Sekarang pergilah,” dia segera menjawab. Hampir benar – benar bebas melangkah pergi.Naif, jika Moreau mengira Abihirt tidak akan melakukan

  • Perjanjian Terlarang   Senang

    “Kau dari mana saja!”Moreau sudah sekhawatir ini; menunggu tanpa jawaban; melihat sendiri bagaimana ponselnya tidak mendapat balasan. Memang, mereka sudah saling menukar nomor telepon, tetapi semua percuma ... karena Abihirt bahkan sedari awal seperti sengaja menggantungkannya.Sekarang, pria itu menjulang tinggi diliputi ekspresi tidak bersalah. Pakaian yang kumuh nyaris tidak seperti terakhir kali Moreau mendapati Abihirt berpamitan pergi, seolah pria itu baru saja melakukan perjalanan ekstrim dan hal tersebut merupakan satu bentuk alasan paling nyata ... mengapa pengabaian mengikatnya sampai ke dasar. Dia sangat ingat bahwa Emma mengatakan sudah menyetrika kemeja kerja sang majikan.Kernyitan dalam segera bertaut. Moreau menatap Abihirt skeptis, tetapi juga menuntut pelbagai prospek untuk menelusuri pria itu. Abihirt jelas telah melakukan satu tindakan yang sangat membutuhkan pergerakan lebih banyak dari seharusnya, dan kenyataan belum berusaha m

  • Perjanjian Terlarang   Makin Membaik

    “Kau menangis setelah kami meninggalkan-mu sendiri.”Baiklah, Moreau tertangkap basah. Suara serak dan dalam Abihirt terdengar cenderung bergumam. Mungkin tak ingin anak – anak menanggapi, tetapi pria itu telah memastikan bahwa dia masih bisa menangkap setiap detil kata yang terucap dari bibir yang bahkan terlihat mengagumkan.Andai saja Lore dan Arias tidak sedang bersama mereka. Moreau dapat dipastikan akan melampiaskan semua bentuk perasaan, yang saat ini bertingkat – tingkat menjadi tumpukkan yang begitu berat.Dia menggeleng kecil. Tidak pernah menduga bahwa pada akhirnya Abihirt akan mengulurkan tangan sekadar menyentuh sudut pipinya.“Aku bisa melihatnya sangat jelas di sini.” Pria itu menjelaskan dengan tegas.Napas Moreau tercekat. Hampir tidak bisa mengatakan apa pun. Bibirnya tanpa sadar terbuka setengah. Ada lonjakan gugup ketika mendeteksi bagaimana Abihirt menyingkirkan sisa jarak di antara mereka. Namu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status