šHappy ReadingšāTerima kasih.āSetelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa
šššāHmm ....ā Rionard tampak berpikir sejenak. āBagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!āStella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.āRionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,ā ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.āLalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.āāItu sangat boros Rio.āāItu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,ā ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.āAku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.āMend
šHappy ReadingšĀ Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, āaku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.āāHal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,ā ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.āBaiklah, baiklah. Aku minta maaf.āStella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.āHmm ... maaf di berikan,ā ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.āRio!ā tegur Stella.āHahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?ā tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.āIya, aku gak kaya kamu, gak mandi!āMendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion
šHappy ReadingšPerempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.āApa yang harus aku lakukan,ā gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem
šHappy ReadingšStella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.āA, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,ā jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, āLalu kapan?āāYang pasti tidak sekarang?āāApakah setiap pasangan pengantin seperti itu?ā tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.āAyolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.āRionard yang mendengar penuturan yang kelua
šHappy ReadingšāHuft ... cape banget,ā kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...āMasuk,ā titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin