Share

Bab 7 Tidur Bersama

Author: Hami Mooi
last update Last Updated: 2023-02-07 15:49:30

šŸ’Happy ReadingšŸ’

Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.

ā€œA, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,ā€ jawab Stella sedikit gugup.

Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.

Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.

Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella.

Rionard pun bertanya, ā€œLalu kapan?ā€

ā€œYang pasti tidak sekarang?ā€

ā€œApakah setiap pasangan pengantin seperti itu?ā€ tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.

ā€œAyolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.ā€

Rionard yang mendengar penuturan yang keluar dari bibir Stella itu, hanya bisa terdiam.

Stella menghembuskan nafasnya lelah. Lalu, ia pun kembali melanjutkan perkataannya. ā€œMaaf Rio, aku akan berusaha menerima, tapi tidak sekarang.ā€

Mendengar permintaan maaf Stella. Rionard berdehem, lalu berkata, ā€œBaiklah aku akan pergi.ā€

Rionard berdiri, yang semula sedang duduk di atas kasur queensize milik Stella. Lalu berjalan ke arah pintu.

Rionard menghentikan langkahnya tepat berada di depan pintu, lalu berbalik menghadap ke arah Stella yang masih berdiri di tempatnya.

ā€œTapi, jika aku di tanya oleh kedua orang tuamu, kenapa aku pulang ke rumah. Aku harus jawab apa?ā€ tanya Rionard sambil menaik turunkan alisnya.

ā€œAaa ... mungkin aku harus menjawab, kalau aku di usur oleh istriku di malam pertama pernikahan kami,ā€ ujar Rionard dengan tampang seperti orang yang tengah berpikir.

Sontak Stella melotot kan matanya setelah mendengar perkataan Rionard. Kenapa ia tak memikirkan hal itu, pikir Stella.

Ketika Rionard kembali berbalik menghadap ke arah pintu kamar yang tengah tertutup itu, dan tangannya yang sudah memegang knop pintu. Stella pun segera menghentikan Rionard yang akan membuka pintu, dengan sedikit berteriak.

ā€œStop!ā€ ujar Stella, ia tak akan membiarkan dirinya malu di depan keluarganya, yang tengah berkumpul di lantai bawah.

Rionard pun berhenti. Ia tersenyum senang, saat dirinya masih memunggungi Stella.

Rionard pun berbalik, lalu menemukan Stella yang sepertinya sedang bergelut dengan pikirannya. Ia menatap Stella dengan satu alis terangkat, menuntut Stella untuk memberikan alasan kenapa menghentikannya.

Stella hanya terdiam dengan mata yang juga menatap ke arah Rionard, dengan pandangan kosong. Seakan mencerna apa yang telah di ucapkan oleh Rionard dengan saksama.

Beberapa saat berlalu dengan ke terdiam-an di antara mereka. Stella pun berkata, ā€œBaiklah kamu tidur di sini.ā€

Rionard pun mengangguk dan melengkah ke arah kasur milik Stella yang sangat empuk itu.

Stella yang seakan tahu arah yang di tuju oleh Rionard, bergegas melanjutkan kalimat yang tidak sempat ia ucapkan.

ā€œTapi kamu tidur di soffa,ā€ ujar Stella menyambar.

ā€œApa?ā€

Rionard pun tercengang, tidak berpikir panjang ia pun memutar arah, kembali menuju pintu.

ā€œMau kemana?ā€ tanya Stella takut-takut.

ā€œMau pulang,ā€ jawab Rionard singkat.

ā€œTapi ...ā€

ā€œDari pada pas bangun badanku pegal-pegel. Lebih baik aku pulang dan tidur dengan nyaman di kamarku,ā€ ujar Rionard sambil mengedikkan bahunya.

ā€œTtssss,ā€ ringis Stella.

Pikiran Stella di buat berperang oleh tingkah Rionard, yang sangat menyebalkan. Hal itu membuat dirinya semakin lelah, apalagi ia sudah kelelahan sejak tadi siang.

Jujur saja ia mencemaskan tentang, apa yang di pikirkan kedua orang tua nya nanti. Jika tau ia menendang seorang lelaki yang baru saja menyandang gelar suami beberapa jam lalu, di malam pertamanya.

Stella menyerah dan pasrah, ia pun menganggukkan kepalanya. mempersilahkan Rionard dengan mengarahkan tangannya ke tempat tidur miliknya.

Rionard berdeham singkat, lalu kembali menuju kasur Stella, dengan seringai-an khas di sudut bibirnya. Rionard sangat senang, ketika ia dapat menjahili sahabat yang telah menjadi istrinya itu.

Dirinya benar-benar tidak menyangka hari seperti ini tiba di antara mereka. Keterlaluan memang, tapi sangat di sayangkan rasanya jika ia menyia-nyiakan waktu seperti ini.

Ia berharap suatu hari, momen ini menjadi salah satu yang akan mereka ingat, dan jadi bahan canda-an di antara mereka nanti, atau di hari tua nanti. Semoga saja waktu seperti itu akan hadir.

Rionard merebahkan dirinya di sisi kasur di bagian kanan, ia pun mencoba memejamkan mata. Ia ingin mengetahui apa yang akan di lakukan Stella setelah ini.

Cukup lama setelah Rionard berbaring dengan mata yang terpejam, bahkan Rionard mengira bahwa Stella akan tidur di soffa.

Rionard merasakan pergerakan di sampingnya, ia dapat menebak itu Stella.

Dengan senyum yang ia tahan, lelaki itu pun membuka matanya dan memalingkan wajahnya ke arah Stella.

Melihat apa yang di lakukan istri sekaligus sahabat cantiknya itu. Rionard pun bersuara, ā€œAku Kira ....ā€

ā€œAku tidak akan bodoh dengan membuat badan ku sakit-sakit, saat bangun di pagi hari nanti,ā€ potong Stella dengan wajah kesal.

Saat ini ia tengah menyusun guling di tengah-tengah antara mereka berdua, sebagai batasan. Ia juga menguasai selimut, tanpa membaginya dengan Rionard, ia benar-benar tidak peduli jika lelaki itu akan kedinginan nantinya.

Rionard hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu, yang menurutnya sangat lucu.

Stella menatap sinis ke arah Rionard, lalu ia berkata, ā€œAku tau kau sengaja Rio.ā€

Stella pun merebahkan tubuhnya. Dengan posisi memunggungi Rionard.

ā€œKey, Key ... bukan kah kita dulu sering tidur berdampingan?ā€

Stella menyahut dengan posisi yang masih membelakangi Rionard. ā€œItu berbeda Rio.ā€

Persahabatan yang terjalin dari mereka kecil, tidak mungkin asing di masa lalu.

Mereka pernah merasakan tidur berdampingan, atau tidur berdua di tenda yang sama waktu mereka kecil saat mengadakan kamping keluarga di halaman rumah.

Atau bahkan tidur di kamar yang sama, saat orang tua mereka saling bergantian untuk dinas keluar kota.

Mereka sering bersama, apalagi saat orang tua mereka pergi dinas. Mereka sedikit di bebaskan, sebagai bujukan agar tidak merengek ikut dalam perjalanan dinas orang tua mereka.

Dan itu semua masih dalam pengawasan orang tua. Tentu saja mereka tidak mengerti apa-apa waktu itu, sehingga tidak ada hal yang harus di khawatirkan.

ā€œApa yang membuatnya berbeda?ā€ tanya Rionard.

Cukup lama Rionard menantikan jawaban Stella, tapi rupanya gadis itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menjawab pertanyaan itu.

Sampai ia kembali bertanya, ā€œapa karena kita status kita sekarang suami istri?ā€

ā€œKita sudah dewasa Rionard, kamu pasti paham.ā€

ā€œKenapa? Bukankah bagus, kita dewasa dan kita dapat melakukan hal lebih, selayaknya suami istri.ā€

Stella cukup tau apa yang di maksud dari perkataan lelaki yang berbaring di sampingnya. Sehingga hal itu mampu membuat hatinya resah.

ā€œAku lelah, ingin tidur!ā€ ucap Stella.

Mendengar itu, bergegas Rionard berkata, ā€œHarusnya malam ini aku mendapatkan hak ku.ā€

šŸ’šŸ’šŸ’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 11 Hotel

    šŸ’Happy ReadingšŸ’ā€œTerima kasih.ā€Setelah mengucapkan kata terima kasih kepada resepsionis, Stella merampas sedikit kasar kopernya dari tangan bellboy. Merasa perlakuannya cukup kasar pada bellboy tersebut Stella meminta maaf kepadanya, yang di balas anggukan ramah. Walaupun dia cukup kesal bukan berarti Stella menjadi tidak beretika kepada sesama, walaupun status mereka berbeda. Menurut Stella hanya pekerjaan dan status sosial saja, dan sisanya mereka sesama makhluk hidup yang mestinya saling menghormati.Stella bergegas menuju lift yang akan membawanya ke kamar hotel yang akan ia tempati bersama suaminya tentu saja. Iift terbuka Stella pun memasukinya, lalu menyilangkan tangannya di dada tanpa menekan nomor lantai. Kini dirinya menghadap ke arah luar lift, dan tepat matanya menatap Rionard dengan tatapan berang. Seakan paham dengan tatapan Stella, Rionard pun tersenyum menyeringai. Lucu sekali istrinya ini, pikir Rionard. Rionard tahu bahwa Stella tidak mengetahui di lantai berapa

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 10 Honey Moon

    šŸ’šŸ’šŸ’ā€œHmm ....ā€ Rionard tampak berpikir sejenak. ā€œBagaimana kalau kita membeli mobil, seperti milik kakak mu. Kamu kan ingin itu!ā€Stella tercengang ketika mendengar penuturan santai, yang keluar dari mulut Rionard. Bukankah harusnya lelaki itu tahu, bahwa yang ia katakan hanya sebuah canda-an.ā€œRionard, kamu tau aku hanya bercanda. Untuk mempermainkan kakakku. Aku tidak benar-benar menginginkan itu,ā€ ujar Stella was-was.Stella sangat mengenal sahabatnya itu. Apapun yang di inginkan Stella, sebisa mungkin Rionard penuhi, bahkan sesuatu yang tidak di minta sekali pun.ā€œLalu? Apa masalahnya? Aku kan ingin membelikannya untukmu.ā€ā€œItu sangat boros Rio.ā€ā€œItu hal kecil bagiku, sama sekali tidak termasuk pemborosan,ā€ ujar Roindra seraya berbalik dari hadapan Stella untuk melanjutkan langkahnyaBukan Stella namanya jika mengalah begitu saja. Iya pun menarik tangan Rionard agar lelaki itu tidak melanjutkan langkahnya.ā€œAku akan kembali marah, jika kamu tidak mendengarkanku kali ini.ā€Mend

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 9 Minta Maaf

    šŸ’Happy ReadingšŸ’Ā Rionard tersenyum simpul, lalu dudu di kursi yang ada di samping Stella.Lelaki itu berkata, ā€œaku bercanda Stella, kau seperti tidak mengenal aku.ā€ā€œHal seperti itu tidak bisa di buat sebagai canda-an,ā€ ujar Stella, masih tetap fokus memandang ke depan.ā€œBaiklah, baiklah. Aku minta maaf.ā€Stella tidak menghiraukan perkataan Rionard, sehingga membuat laki-laki itu menyenggol lengan Stella dengan sikunya.ā€œHmm ... maaf di berikan,ā€ ujar Stella dengan wajah datarnya.Melihat wajah Stella yang lucu menurut Rionard, ia pun mengusap-usap kepala Stella sedikit kasar. Sehingga membuat empunya cemberut, karena rambutnya di buat berantakan oleh lelaki itu.ā€œRio!ā€ tegur Stella.ā€œHahahaa!! maaf, maaf ... Oh! Kau habis keramas Stella?ā€ tanya Rionard dengan wajah di buat terkejut.ā€œIya, aku gak kaya kamu, gak mandi!ā€Mendengar jawaban Stella yang sial nya itu benar. Rion

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 8 Pagi Hari

    šŸ’Happy ReadingšŸ’Perempuan cantik yang sudah mendapat gelar sebagai seorang istri itu, baru saja membuka matanya. Setelah merasakan cahaya matahari yang masuk dari celah gorden, dan mengganggu tidurnya.Posisi yang semula berbaring, dengan perlahan ia pun bangun dengan posisi kini sedang duduk.Ia mengucek matanya dengan lembut. Dengan keadaan setengah sadar tiba-tiba ingatan tentang tadi malam, menyeruak masuk ke dalam otaknya yang masih setengah berfungsi.Karena hal itu, ia pun bergegas menolehkan kepalanya ke arah samping tempat tidurnya. Benar saja, ada seorang lelaki yang sedang terbaring di sana. Dan dia merupakan suaminya sendiri.Menyaksikan sesuatu hal yang ia harap itu cuman mimpi, membuatnya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, lalu terdengar raungan kecil yang tertahan dibaliknya.ā€œApa yang harus aku lakukan,ā€ gumam perempuan bernama Stella Keyline itu, atau sekarang bisa di sebut dengan Mrs. Steven.Ada sesuatu yang sepertinya ia lihat dan abaikan. Hal itu mem

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 7 Tidur Bersama

    šŸ’Happy ReadingšŸ’Stella meneguk ludahnya kasar setelah mendengar perkataan Rionard, dengan debaran dada yang tak kunjung berhenti sejak tadi.ā€œA, aku tau. Ta, tapi kan gak mesti sekamar secepat ini,ā€ jawab Stella sedikit gugup.Jujur saja ia masih tidak bisa menerima jika harus berada dalam satu ruangan dengan seorang laki-laki, apalagi untuk tidur bersama.Walaupun Stella sudah bertekat untuk berusaha menerima semua ini, tetap saja ia tidak dapat melakukan itu sekaligus. Perlu bertahap untuk menerima sesuatu yang sulit untuk ia terima sedari awal.Rionard tersenyum samar nyaris tak terlihat, dan senyumnya itu pun tidak dapat di sadari oleh Stella. Rionard pun bertanya, ā€œLalu kapan?ā€ā€œYang pasti tidak sekarang?ā€ā€œApakah setiap pasangan pengantin seperti itu?ā€ tanya Rionard dengan wajah yang di buat sepolos mungkin.ā€œAyolah Rio, mereka-mereka itu menikah atas dasar saling suka, dan mencintai. Sedangkan kita? Hanya terikat karena perjodohan.ā€Rionard yang mendengar penuturan yang kelua

  • Perjodohan Berbuah CintaĀ Ā Ā Bab 6 Sekamar

    šŸ’Happy ReadingšŸ’ā€œHuft ... cape banget,ā€ kelus Stella seraya membanting diri di atas kasur queensize-nya, tanpa melepas dress pengantin yang melekat di tubuhnya.Jam menunjukkan pukul 7:00 malam. Yang berarti acara sudah di pastikan selesai cukup lama. Stella sudah meminta izin kepada orang tuanya, untuk terlebih dahulu ke kamarnya yang ada di lantai atas, untuk beristirahat.Dan saat ini ia berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman, untuk melepas dress pengantin lalu membersihkan make up yang cukup tebal di wajahnya.Dan terakhir mandi untuk membuat badannya cukup segar, sebelum akhirnya ia pergi ke alam mimpi. Sebelum ia membersihkan make up. Stella tampak kesulitan melepas dress pengantin yang ia kenakan dari tubuhnya, ia pun memanggil salah seorang pelayan untuk membantu melepaskannya.Tok, tok, tok ...ā€œMasuk,ā€ titah Stella kepada orang yang mengetuk pintu, yang ia yakini itu adalah salah satu pelayannya.Benar saja, seorang pelayan wanita pun muncul dari balik pin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status