Icha sedang duduk dihalaman belakang sambil mendengarkan lagu dengan headsetnya. Dia dan Aldy baru saja selesai makan malam dan sekarang Aldy sedang istirahat di kamar. Dipandanginya langit yang tampak cerah malam ini, bintang-bintang pun gemerlip dengan indahnya dan sangat cantik.
Pikiran Icha tidak terarah, dia memikirkan banyak hal tetapi tidak ada satupun yang dia inginkan. Dia memikirkan Son’s Caffe, memikirkan cita-citanya untuk membangun hotel, memikirkan kedua orang tuanya, memikirkan Aldy. Sesekali dia mehela napas panjang ketika pikirannya mulai terarah ke Aldy.
Dia bertanya dengan dirinya sendiri, apakah hubungannya dengan Aldy ini akan baik-baik saja nantinya atau akan berjalan hanya seperti ini seperti dua orang asing yang “berteman” karena tinggal bersama dan berstatus menikah. Dia sedikit tersenyum ketika dia mengingat kebersamaannya dengan Aldy, dia memang pria yang baik dan sangat peduli. Aldy juga tidak pernah membuat Icha merasa &ls
“Kayaknya aku belum siap deh tidur sendirian, kamu disini aja terus ya kamar bawah biar buat tamu,” kata Aldy ketika Icha akan pindah tidur ke kamarnya sendiri.“Ya udah aku tidur di lantai lagi kamu di kasur, tapi kamu jangan pindah kamar.” Aldy mulai kebingungan bagaimana untuk meminta Icha agar tetap tidur dalam kamar yang sama dengannya.“Aku janji aku nggak macam-macam, Cha” Aldy menyilangkan jari telunjuk dan jari tengahnya sebagai simbol perjanjian.“Bukan karena kita punya perasaan yang sama kita boleh tidur bersama ya!” ujar Icha agak kesal.“Tapi kan kita sudah menikah?” jawab Aldy dengan masih mengeyel.Icha hanya menatapnya dengan kesal, dia segera membawa beberapa barangnya untuk pindah ke kamar bawah. Aldy membiarkannya sendiri tanpa memberi bantuan, tetapi dia berjalan di belakang Icha dan mengikutinya sampai ke kamar bawah.“Kamu ngapain?” tanya Icha yang
Pagi pagi sekali Aldy sudah bangun dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Icha. Karena dia tidak begitu mahir dalam memasak, dia hanya memasak ayam asam manis yang resepnya pernah dia dapat dari internet. Setelah semuanya siap dia memberikan sebuah catatan kecil dan di letakannya di atas tudung saji yang isinya, aku nggak mau ganggu tidurmu di hari pertama hibernasimu. Aku harus berangkat pagi karena ada tugas kantor, makan sarapanmu dan nikmati harimu. Love-Aldy. Sebuah catatan kecil yang akan membuat Icha tertawa geli ketika membacanya.Aldy berangkat ke luar kota dengan dua orang staffnya dan juga Dinda, mereka harus berangkat pagi karena perjalanan yang mereka tempuh lumayan lama yaitu tiga jam perjalanan. Sepanjang perjalanan Aldy mengecek semua berkas yang diserahkan oleh dua orang staff nya, dia mempelajari ulang tentang klien mereka supaya pertemuan nanti tidak begitu canggung walaupun pertemuan pertama dari kedua perusahaan itu.Dinda memberik
Icha sedang membantu Desi menyiapkan beberapa pesanan pelanggan di dapur, dia membantu menggoreng ayam juga menyusun makanan di atas piring yang selanjutnya diantarkan ke meja pelanggan oleh karyawannya. Dia mengenakan celemek dan tampak begitu cekatan dalam mengurus dapur, ada banyak hal yang dia tidak begitu paham tetapi dia tidak malu untuk bertanya dan minta bimbingan Desi.Sesekali dia menghampiri Bintang yang sedang memoto makanan yang sudah siap antar ke meja pelanggan untuk selanjutnya diedit dan diposting di sosial media.“Mantap Tang, fotonya jadi keliatan lebih enak gitu ya makanannya,” puji Icha ketika melihat hasil edit Bintang.“Ini yang namanya seni fotografi mba hehe” ujar Bintang sambil bercanda.“Baiklahhh ….” Icha hanya mengangguk dengan tawanya. Bintang memang orang yang tepat untuk tugas yang satu ini.Ajun menghampiri Icha dan memberitahunya kalau Aldy sedang menunggu di depan, Icha m
Cahaya matahari menembus kaca depan mobil tepat di wajah Icha dan membuatnya merasa silau lalu akhirnya terbangun. Dia sangat terkejut karena dia berada didalam mobil, dia menoleh kekanan dilihatnya Aldy yang juga tertidur didepan stir mobil. Icha memijat pelan tengkuknya sambil berusaha mengingat kenapa tadi malam mereka tertidur didalam mobil. Icha membangunkan Aldy dengan sedikit mengguncang badan Aldy dan menepuk pelan pipinya. Aldy terbangun dengan wajah bingung, dia memandaangi wajah Icha dengan seksama karena pandangannya masih kabur.“ayo turun, kenapa jadi tidur dimobil sih kita?”Icha keluar dari mobil dengan membawa semua barang belanjaannya dari supermarket. Karena kedua tangannya penuh dengan bawaan, Aldy membukakan pintu rumah untuk mereka masuk.“aku tadi malem tidur duluan ya? Kok nggak dibangunin aja sih kan kamu bisa tidur dikamar” Icha menyusun belanjaannya kedalam kulkas sebagian dan sebagian lagi disiapkan untuk membu
Jam sudah menunjukan waktu makan siang, Aldy dan Icha masih menikmati film di TV sambil bersandar di sofa dan ngemil. Aldy mengubah posisi dan menyandarkan kepalanya di bahu Icha. “aku lapar” bisiknya kepada Icha yang masih fokus dengan film yang mereka tonton. Icha menyuapkan kue kering ke Aldy dengan tanpa menoleh kepadanya.Aldy menangkap tangan Icha yang hampir menyuapi hidungnya, “ayo cari makan, lalu kita jalan dan bersenang-senang sampai malam” rengek Aldy dengan manja.“bentar , nanggung filmnya” sahut Icha sambil terus ngemil.Aldy menangkap tangan Icha yang ingin makan kue kering dan menariknya untuk disuapkan ke mulutnya. Aldy mengunyah sambil berekspresi seperti anak kecil, dia memandangi Icha yang menatapnya dengan bingung. “aku laper bangeeettt, nggak kuat lagi” kali ini Aldy benar-benar bersikap seperti anak kecil dengan wajah yang dimanyunkan sok imut. Icha melihati Aldy dengan e
Aldy membelikan menuman dingin dan sekotak makanan ringan untuk Icha yang duduk di dekat danau buatan di dalam taman bermain. Wajahnya tidak tampak lesu ataupun ketakutan meski dia baru saja menaiki wahana yang paling menakutkan baginya, malahan Aldy melihat ekspresi yang begitu ceria di wajah Icha.“Gimana? Mau lagi? Kan ini tempat yang kamu rekomendasikan,” kata Aldy yang ikut duduk di dekat Icha.“Seru tapi aku nggak mau naik itu lagi,” jawab Icha singkat sambil meminum minuman yang tadi dibelikan Aldy.Aldy tertawa kecil, “Aku dulu juga sempat trauma sana ketinggian karena pas masih bocah aku pernah jatuh dari pohon mangga di rumah kakek. Tapi aku mulai berfikir sih waktu itu, kalau aku takut naik siapa yang mau metik mangga buat aku sementara di rumah kakek tidak ada orang yang dapat dimintai tolong karena hanya ada kakek dan nenek saja. Jadi aku mulai memberanikan diri lagi buat naik meskipun deg degan banget dan hampir nangis
Feby pergi kesekolah diantar oleh mamah dan juga pak supir, sepulang sekolah dia rencananya mau ikut mamah ke butik karena sudah cukup lama mereka tidak berkunjung ke butik. Butik yang sekarang masih diurus orang lain itu masih mampu eksis dan bersaing dengan butik maupun toko pakaian yang lainnya, walaupun tidak sebagus karir Son’s Caffe tapi setidaknya butik ini tidak mengalami kebangkrutan. Mamah sangat paham karena mereka kurang menyajikan model baru, pemasaran mereka juga kurang, mereka hanya mengandalkan dua orang staff, satu sebagai kepala toko dan satu merangkap pelayan dan kasir. Mamah adalah seorang penjahit yang bagus, tetapi akhir-akhir ini memang jarang ada orderan pakaian yang menjahit kebanyakan konsumen ingin membeli pakaian jadi atau kalaupun pesan jahitan haanya satu atau dua yang dapat diurus sendiri oleh ka Intan sebagai kepala toko.Awalnya mamah ingin butik ini diurus sama istri Aldy, tetapi untuk sekarang mamah masih membiarkan putranya itu untuk
“Dinda mana?” tanya Aldy kepada Rey salah satu karyawan satu tim dengan Dinda yang melaporkan tugas yang diberikan Aldy kepada Dinda.“Ada di ruangan pak, sepertinya dia kurang sehat. Beberapa hari ini dia sering lembur memgerjakan tugas dari bapak dan juga dari pak Direktur, dia keliatannya capek banget dan demam,” jawab Rey menjelaskan.“Kalau sakit kenapa dia nggak pulang aja?”“Sudah kami suruh pak, tapi nanggung katanya sebentar lagi pekerjaannya selesai”.“Hmmm....” Aldy mengangguk pelan sambil berfikir, sejak dia ambil libur memang dirinya belum ada bertemu dengan Dinda karena kesibukan mereka masing-masing. Aldy banyak melakukan meeting di luar bersama dengan staff nya dan Dinda sedang memgerjakan tugas yang baru didapat dari direktur.Aldy menyelesaikan pekerjaannya dan pergi menuju ruangan Dinda. Sekarang sudah lewat dari jam istirahat, tapi dirinya belum ada makan karena padatny