Share

Tamu Yang Datang

Ya sudah aku juga tertawa. "Hahaha … biasanya orang yang pamer itu cuma buat lindungi diri aja dari kenyataannya. Karena orang yang asli kaya mah, kayak Pak Haji Gogon, dia tidak pernah pamer, cukup kita lihat saja sudah paham, dia orang berada. Sawah tanah banyak, mobil dan motor berjejer. Dan satu hal, dia istrinya satu, tidak pernah kedengaran selingkuh. Lah, ini, mental mandor aja udah selingkuh. Waras kamu, Bang? Kebayang kalau kamu kayak sultan, istrimu bisa satu kodi. Hahahah."

Mbak Widya nyambar. "Enak saja, aku ini wanita mampu ya, Nur, bukan kayak kamu. Si Panjul selingkuh itu saat sama kamu aja, saat sama aku nanti, mana bisa dia melupakan gairahku di ranjang yang hot jeletot. Hemh!" Dia nyengir sinis penuh percaya diri.

Aku tertawa lagi. "Hahaha … cuma soal ranjang. Jangan lupa, soal dapur juga harus mampu! Kalau suami sering makan di luar, itu artinya sering juga mampir ke warung remang-remang. Hahahah." Aku terus tak mau kalah, "pergi sana, kalau mau pacaran jangan di si
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status