Share

Sebuah Teror

Aku baru saja masuk ke dalam kamar dan tak menemukan keberadaan Mas Wira di sana. Sudah pukul delapan malam namun suamiku itu belum juga turun untuk makan malam. Tidak biasanya ia seperti ini.

"Mas ...!"

Kupanggil dia seraya mengetuk pintu kamar mandi. Siapa tahu ada di dalam. Namun tak ada sahutan. Sepertinya memang kosong. Ke mana ya, Mas Wira?

Samar-samar, aku mendengar suara Mas Wira sedang mengobrol di balkon. Aku lantas berjalan ke arah sana. Pintu balkon dalam keadaan terbuka sedikit. Agar tidak ketahuan, aku memilih mengintip keluar melalui gorden yang sedikit kusibakkan.

Tampak Mas Wira yang sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon genggamnya dengan raut wajah tegang. Sampai-sampai aku bisa melihat rona wajahnya yang memerah karena emosi. Sedang berbicara dengan siapa dia? Kenapa bisa sampai seemosi itu?

Kutajamkan pendengaranku demi mendengar obrolannya.

"Jangan pernah ganggu istriku! Kau hanya bisa merusaknya saja! Ke mana pun kau lari, aku akan terus mengejarmu!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status