Share

Bab 5: Pilihanmu hanya Dua

last update Last Updated: 2025-06-16 08:17:31

"Ada yang harus kita bahas dulu." Reiner menemui Jasmine ke rumahnya dan menaruh sebuah map di atas meja wanita itu.

Meski tak mengerti apa yang perlu mereka bahas, Jasmine tetap mengangguk mengiakan. "Iya," balasnya singkat.

"Menikah dengan perempuan sepertimu tidak pernah ada dalam rencana saya," Reiner memulai pembahasannya.

"Kalaupun harus menikah, saya akan memilih wanita dari keluarga yang terpandang. Cantik, terpelajar, dan yang terpenting dia adalah wanita elegan. Bukan sembarang wanita apalagi wanita murahan," jelasnya tanpa perasaan.

Jasmine yang mendengar hal itu seketika mengepalkan tangannya. Dia sering dihina sebelumnya oleh orang lain yang tidak suka padanya, tapi saat pria ini yang menghinanya kenapa terasa begitu menyakitkan?

"Aku mengerti," Jasmine berusaha bersikap normal dan datar.

"Bagus kalau kamu mengerti," Reiner menghela napas sesaat. "Jadi, kita menikah hanya sebatas status. Saya akan melakukan tes DNA pada anak yang kamu kandung untuk membuktikan apakah dia benar anak saya atau bukan."

"Dia anakmu," Jasmine menyela.

"Ya. Anggap saja begitu. Nanti kita akan tahu setelah melakukan tesnya."

Jasmine tersenyum pahit. Mulutnya kini terkatup rapat merasa enggan menanggapi ucapan Reiner karena pada akhirnya akan sia-sia.

Pria itu mengangsurkan sebuah map pada Jasmine. Jasmine memandangi map tersebut dengan penuh tanya lalu meraihnya dan membukanya saat Reiner memberi perintah.

"Surat perjanjian?" gumam Jasmine ketika membaca judul dari isi map di genggamannya.

"Ya. Surat perjanjian untuk pernikahan kita, supaya kamu tahu batasan-batasan selama kita menikah. Baca baik-baik semua poinnya. Kalau kamu setuju, langsung tandatangani."

Jasmine tak ingin bertanya lebih banyak meski di kepalanya bersarang berbagai pertanyaan. Ia memilih fokus pada surat perjanjian tersebut yang terdiri dari beberapa poin.

Di sana tertulis Reiner Ferlando sebagai pihak pertama dan Jasmine Permata sebagai pihak kedua.

Poin pertama: Pernikahan hanya sebatas status. Tidak ada cinta, seks, atau aktivitas seperti pernikahan normal pada umumnya. Serta pihak pertama memiliki kewenangan dengan surat perjanjian ini.

Poin kedua: Harus berpura-pura mesra di hadapan keluarga, khususnya orang tua pihak pertama.

Jasmine berpikir sejenak. Ia tidak terlalu masalah jika mereka berpura-pura di depan orang tua Reiner. Jasmine pun setuju dengan poin tersebut.

"Poin ketiga. Tidak boleh ikut campur urusan masing-masing. Pihak pertama boleh memiliki hubungan spesial dengan wanita lain. Begitupun dengan pihak kedua."

Baiklah. Jasmine setuju. Toh, mereka memang tidak akan saling mencintai, bukan? Tentu tidak akan ada yang sakit hati di antara mereka.

"Poin keempat. Pihak kedua harus berhenti dari pekerjaannya karena akan mencoreng nama baik keluarga pihak pertama."

Jasmine kembali berpikir. Jika ia berhenti bekerja, lalu akan mendapat uang dari mana untuk membayar hutang-hutang kakaknya? Jasmine kemudian menoleh menatap Reiner.

"Em... aku kerja di kafe saat siang. Dan malam hari di klub. Maksud dari poin empat ini, apa aku harus berhenti dua-duanya?" tanya Jasmine memastikan.

Reiner menaikkan sebelah alisnya. Mungkin dia baru tahu bahwa Jasmine bekerja siang dan malam.

"Ya. Dua-duanya. Kamu akan menjadi menantu keluarga Ferlando. Tidak perlu khawatir dengan biaya hidupmu."

Jasmine tahu. Ia sama sekali tidak mengkhawatirkan biaya hidup dirinya. Tapi masalah kakaknya tentu lain cerita.

"Baiklah. Aku akan berhenti dari klub. Tapi akan tetap bekerja di kafe."

"Kamu khawatir akan kelaparan di rumah saya?" tuding Reiner tanpa pikir panjang.

Jasmine lantas menarik napas pelan. "Aku sangat membutuhkan pekerjaan itu untuk masalah pribadiku. Aku tahu sangat tidak mungkin kekurangan makan di rumahmu. Tapi... ada beberapa hal yang harus kuselesaikan dengan usahaku sendiri."

Reiner berpikir beberapa saat sambil melipat tangan di depan dada. Ia kemudian setengah melemparkan bolpen ke hadapan Jasmine.

"Baiklah. Beri keterangan di situ sesuai keinginanmu barusan.”

Jasmine merasa sedikit lega. Ia mengangguk lantas menambahkan catatan di poin nomor empat.

Poin kelima. Pernikahan ini terikat waktu. Jika hasil tes DNA menunjukkan anak tersebut bukan anak pihak pertama, maka akan bercerai secepatnya.

Tapi jika anak tersebut terbukti anak pihak pertama, maka hak asuh sepenuhnya milik pihak pertama, dan keduanya akan bercerai setelah anak lahir. Pihak kedua harus pergi sejauh-jauhnya dari pihak pertama dan anaknya.

"Aku tidak setuju dengan poin kelima," protes Jasmine dengan wajah menegang. Tangannya refleks bergerak mengelus perutnya sambil menatap Reiner dengan datar. "Dia anakku juga. Aku tidak mau dipisahkan dengan anakku sendiri!"

Reiner mengedikkan bahunya dengan enteng. "Kalau begitu tidak perlu ditandatangani. Dan pernikahan tidak ada. Batal sampai di sini.”

"A-apa?" Jasmine tercenung. Ia tak habis pikir Reiner akan melakukan hal setega itu padanya.

Jasmine sudah jatuh cinta dengan janin dalam perutnya. Dipisahkan dengan anaknya sendiri benar-benar sebuah mimpi buruk bagi Jasmine.

"Aku tidak masalah bercerai denganmu. Tapi tolong, anak ini akan tinggal bersamaku. Bagaimana mungkin dia dipisahkan dengan ibunya sendiri?" ujar Jasmine dengan bibir bergetar menahan berbagai emosi yang menggelayuti hatinya.

Reiner menatap Jasmine. Tatapan dan ekspresi pria itu sulit sekali terbaca.

"Ya atau tidak. Pilihanmu hanya dua.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Akhir Cerita Kita

    "Kalau kamu lihat gimana kondisi suamimu saat kamu belum ditemukan, aku yakin kamu tidak akan mengenali dia," ujar Kanaya terkekeh."Sekacau itukah?" Jasmine menatap riak air kolam sambil menghela napas pelan. Malam ini mereka duduk di teras yang berhadapan dengan kolam renang.Jasmine baru tahu kondisi Reiner selama dua bulan terakhir saat Kanaya menceritakannya barusan.Entah Jasmine harus merasa senang atau sedih. Senang karena ternyata Reiner tidak mau kehilangannya. Tapi juga perih sebab suaminya harus tersiksa akibat Jasmine pula."Iya, kacau banget," jawab Kanaya, "ya kamu bayangkan saja, Kak Reiner yang suka seenaknya, angkuh dan sombong, jadi seperti mayat hidup gara-gara kehilangan seorang wanita."Kanaya menyilangkan kaki kanan di atas kaki kiri. Kemudian menoleh ke arah Jasmine. "Kamu sukses bikin dia tergila-gila sama kamu, Jasmine." Kali ini Kanaya tertawa, yang ditanggapi senyuman kecil oleh Jasmine.Jasmine meneguk jus mix buahnya sedikit, lantas diletakkannya lagi gel

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak akan Pergi lagi

    Jasmine tidak melanjutkan lagi ucapannya sebab bibirnya kembali dibungkam Reiner, tapi Jasmine kembali mendorong bahu Reiner dengan pelan."Jasmine...," protes Reiner."Anak-anak sepertinya tidak mau berhenti nangisnya, Reiner. Mama juga sedang tidak ada, "kan?" Lagipula mereka tidak akan tenang melakukannya di saat anak-anak menangis. Jasmine tahu betul, waktu yang dibutuhkan Reiner bukan cuma sepuluh atau dua puluh menit.Reiner mengusap wajahnya dengan kasar dan frustasi. Mau tidak mau akhirnya dia menjauhkan diri dari Jasmine."Kita masih punya banyak waktu. Ya, Sayang?" Jasmine mengecup bibir Reiner sebagai penutup kegiatan mereka yang sangat-sangat tanggung itu.Awalnya Reiner luar biasa kesal. Tapi mendengar panggilan 'sayang' dan kecupan dari Jasmine, membuat hati Reiner akhirnya luluh."Sabar sabar," gumam Reiner sembari mengelus dadanya sendiri.**"Gimana kondisinya? Dia tidak apa-apa, "kan?" tanya Reiner tidak sabar.Kanaya mendecakkan lidahnya kesal sambil meletakkan stet

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Kamu Cantik Sekali

    "Errgh "Jasmine mengerang sembari menggeliatkan tubuhnya. Kelopak matanya perlahan-lahan terbuka saat aroma woody memenuhi indra penciumannya. Jasmine tersenyum, Pemandangan pertama yang dia lihat saat bangun tidur adalah Reiner yang tengah memeluknya sambil menatapnya dengan lekat"Selamat siang, Honey," bisik Reiner. Napas hangatnya terasa menerpa wajah Jasmine."Siang? Memangnya jam berapa sekarang?" Suara Jasmine terdengar serak, sambil mencari-cari letak jam dinding. Tapi ruang geraknya yang sempit-akibat pelukan Reiner yang erat, membuat Jasmine sulit melihat jam yang ada di belakangnya."Jam sepuluh.""Ha?!" Jasmine terperanjat dengan mata membelalak. "Jam sepuluh?"Reiner mengangguk sebelum mengecup bibir Jasmine. Tangan Reiner yang semula melingkari pinggang, kini menyibak rambut Jasmine yang jatuh ke dahi."Iya, Honey, sekarang sudah jam sepuluh.""Kok kamu tidak membangunkan aku?"protes Jasmine. Sebab dia tidak biasa bangun sesiang ini."Tubuh kamu butuh recovery, Jasmine

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Double Over Protective

    Hingga dua puluh menit kemudian.Jasmine mengerjapkan matanya yang terasa lengket. Hal pertama yang Jasmine dengar saat bangun ialah detak jantung Reiner. Dia mendongak, dan mendapati Reiner pun sedang tidur.Jasmine melepaskan diri dari Reiner untuk menegakkan punggungnya. Sayang, pergerakan Jasmine itu membuat Reiner terkejut hingga terbangun seketika."Mau ke mana?" Reiner menahan pergelangan tangan Jasmine dengan erat.Kening Jasmine mengkerut. Dia merasa bingung dengan sikap Reiner yang seperti ini. "Aku tidak akan ke mana-mana, Reiner. Cuma mau membetulkan posisi duduk saja.""Ooh ...." Reiner menghela napas lega. Perlahan-lahan dia melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan perempuan itu. "Honey, mau keluar sekarang?"Jasmine mengangguk. Mereka pun keluar dari mobil. Tangan Reiner tidak lepas dari pinggang Jasmine seakan-akan takut Jasmine akan pergi lagi.Jasmine sempat memandangi rumah mertuanya dengan perasaan haru. Dia tidak menyangka akan kembali lagi ke Jakarta dalam

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Akan Menemanimu di Sini

    Setelah cukup lama mereka berciuman, Reiner melepaskan kembali tautan bibir mereka. Bibir Reiner lantas mengulas senyum lebar. Senyuman pertama yang tanpa beban di dalamnya setelah dua bulan terakhir."Reiner, banyak orang di sini. Kamu berani cium-cium aku di tempat seperti ini?" Jasmine merasa malu, rasanya dia tidak berani melihat ke sekitar."Kamu malu, hm? Tapi kenapa membalasku sampai bersemangat begitu?" tanya Reiner dengan senyum menggoda.Pipi Jasmine seketika terasa memanas usai mendengar ucapan Reiner. Malunya jadi dua kali lipat. Dia sangat merindukan pria ini, maka dari itu Jasmine jadi lupa diri saat membalas ciumannya."Ehemm!" Nicko berdehem keras sambil berjalan ke arah mereka. "Bung, bisa sabar sedikit? Kalau tidak bisa, mending masuk saja ke dalam mobil."Reiner mendecakkan lidahnya kesal. Sedangkan Jasmine malunya bertambah jadi tiga kali lipat. Ayah mertuanya pasti menyaksikan momen pertemuan mereka barusan. Jasmine lantas menghampiri Nicko, menyalaminya dengan so

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Dua Insan yang Kembali Bersatu

    “Terima kasih ya, Li," ucap Jasmine pada Ali yang telah mengantarnya sampai memasuki kendaraan bernama Elf."Sami-sami, Neng. Hati-hati di jalan ya. Semoga salamet sampai Jakarta."Jasmine mengangguk. Dia tersenyum sebelum Ali kembali menjalankan motornya. Kini Jasmine duduk di kursi paling depan. Katanya, transportasi ini akan jalan kalau penumpangnya sudah penuh.Jasmine ingin buang air kecil. Dia akhirnya turun dulu untuk mencari toilet. Terminal ini tidak seramai di terminal Pulo Gadung. Di sini cukup sepi.Saat Jasmine sedang berjalan menuju toilet setelah sebelumnya bertanya pada seseorang, Jasmine dikejutkan oleh tiga pria yang wajahnya nampak tidak asing.Itu ... anak buahnya Alvin yang dulu mengejar Jasmine sampai ke hutan! Jasmine terkesiap saat mereka pun melihat dirinya.Jasmine bergegas lari menjauhi mereka. Di tempat yang banyak orang seperti ini Jasmine yakin mereka tidak akan menculiknya lagi. Tapi tetap saja Jasmine tidak boleh lengah. Apalagi, sekarang mereka mengeja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status