Share

Bab 6: Hanya Malam ini

last update Last Updated: 2025-06-16 08:17:35

"Hidupnya dan pendidikannya akan terjamin. Dia juga tidak akan kekurangan kasih sayang, jadi kamu tidak perlu khawatir.

“Setelah kamu melahirkan segera pergi jauh-jauh dari anak itu karena saya tidak bisa selamanya hidup denganmu."

Pria itu benar. Hidup anak ini akan terjamin jika dibesarkan oleh Reiner. Berbeda jika hidup bersama Jasmine.

Jasmine tak yakin dapat memberikan kehidupan yang layak untuk anaknya kelak. Untuk biaya hidup diri sendiri pun cukup sulit, belum lagi dia dibayang-bayangi hutang sang kakak.

Jasmine mengepalkan tangannya. Menguatkan tekad pada keputusan yang akan ia buat meski suatu saat mungkin akan menyesali pilihannya. Tetapi, Jasmine tidak punya pilihan lain demi nasib anaknya kelak.

"Aku setuju. Asalkan anakku hidup bahagia dan mendapat kehidupan yang layak, aku akan menyetujui perjanjian ini."

Usai menyepakati isi perjanjian pernikahan dan menandatanganinya, Reiner segera pergi dari rumah Jasmine untuk mengurus pernikahan mereka yang akan digelar besok malam.

**

Pesta malam itu telah berakhir sepuluh menit yang lalu. Jasmine dan Reiner sudah sah menjadi sepasang suami istri. Dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati tentunya.

Mereka hendak bergegas menuju kamar hotel yang telah mereka pesan untuk beristirahat malam ini, namun takdir berkata lain ketika Reiner dipanggil oleh seseorang dari belakang.

"Reiner!" Suara itu menggema di lorong, menarik perhatian keduanya. Jasmine mengenali Evano Kalen, salah satu sepupu jauh suaminya.

Tak hanya Evano, dua perempuan lainnya yang terlihat seperti sepupu Reiner juga menyusul dari belakangnya. Jasmine menyambut mereka dengan senyum hangat.

"Hi Evano,” sapa Jasmine ramah.

"Bro, can I get a picture with Jasmine? I didn't get a chance to take one earlier," ucap Evano sambil meminta izin pada Reiner, sambil mengeluarkan ponselnya untuk membuka aplikasi kamera.

Reiner melirik jam tangannya sebentar. "Two minutes," jawabnya singkat.

"Oh, come on. Just two minutes?" Evano memandang Reiner tidak percaya.

"If you don't want to, it's fine," ucap Reiner sambil mengangkat bahu, mencoba untuk mendorong Jasmine untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Okay, okay. Two minutes it is," seru Evano cepat sebelum Reiner benar-benar memimpin Jasmine pergi.

Reiner mendecak kesal dan sedikit menambah jarak antara dirinya dan Jasmine. Dia mengizinkan Jasmine untuk bergabung dengan sepupu-sepupunya tanpa kehadirannya.

Jasmine tak keberatan berpose berlama-lama dengan mereka untuk foto. Meski badannya lelah dan ingin segera mandi, kehadiran keluarga Reiner memberinya rasa nyaman.

Namun, Jasmine merasa ragu menyadari bahwa mereka harus berbagi kamar setelah ini. Hubungan mereka tidak pernah nyaman. Mungkin karena pernikahan ini bukan atas dasar cinta.

Jasmine melihat hasil foto di ponsel Evano dengan senang. "Wow, bagus sekali hasilnya. Van, bisakah aku dapatkan fotonya?"

"Tentu saja. Kamu yang paling berkilau di foto ini," balas Evano sambil tersenyum. "Aku akan kirimkan ke nomor HP-mu nanti. Boleh minta nomornya?"

Evano dengan sigap menambahkan nomor Jasmine ke kontak ponselnya. Jasmine memberikannya dengan senang hati, tidak menyadari bahwa dalam diam, Reiner masih memperhatikan mereka dari kejauhan.

Jasmine tidak banyak berpikir sebelum memberikan nomor ponselnya pada Evano. Tepat saat dia hendak menyebutkannya, Reiner menyela dengan ekspresi datar yang biasa ia tunjukkan.

"Tidak perlu! Waktu kalian sudah lebih dari dua menit, Van. Aku sudah bosan menunggu," ucap Reiner dengan nada tegas.

Jasmine memandang Reiner dengan kebingungan. Menyebutkan nomor ponsel hanya butuh sebentar lagi, tidak akan membuat mereka terlalu lama di sana.  

Namun, tatapan tajam Reiner membuatnya segera mengikuti langkahnya menjauh dari Evano, yang terlihat kebingungan dengan situasi tersebut.

Dia mengikuti Reiner menuju lift. Meskipun high heels yang dia pakai tidak terlalu tinggi, gaunnya yang lebar membuatnya kesulitan berjalan cepat.

Untungnya, mereka tidak perlu menunggu lama. Pintu lift terbuka dengan cepat dan keduanya masuk ke dalamnya, menuju lantai sepuluh. Suasana di dalam lift terasa tegang, membuat Jasmine merasa tidak nyaman dengan keheningan yang menyelimuti mereka.

Setelah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, Jasmine mengenakan pakaian tidur dan mengeringkan rambutnya sebelum keluar.

Ketika dia masuk ke dalam kamar, lega dirasakannya tidak menemukan Reiner di sana. Pria itu tampaknya sudah mandi lebih dulu.

Mungkin dia tidak ingin berbagi kamar dengan Jasmine malam ini. Pikiran ini membuat Jasmine lega. Tidak ada lagi kekhawatiran tentang harus bersinggungan dengannya.

Namun, harapan Jasmine pupus saat pintu kamar tiba-tiba terbuka dan Reiner muncul dengan sesuatu di tangan kanannya. Dia mendekat dan memberikan ponsel Jasmine.

"Ini milikmu? Pelayan menemukannya di kursi tempatmu tadi duduk," ucap Reiner tanpa ekspresi.

Jasmine terkejut. Dia meraih ponselnya dari tangan Reiner. "Terima kasih pada pelayan yang sudah menemukannya."

"Ceroboh sekali," gumam Reiner. "Hanya sebuah ponsel bisa kubeli puluhan kali lipat."

"Masalahnya bukan pada ponselnya," tolak Jasmine, "tapi data penting di dalamnya yang sulit didapatkan kembali jika hilang."

Reiner hanya mendengus. "Kamu tidak tahu bagaimana rasanya memiliki sesuatu tanpa harus memikirkan harga."

Jasmine mengikuti langkah-langkah Reiner dengan ekor matanya, melihatnya bergerak di sekitar kamar. Dia kaget ketika Reiner akhirnya merebahkan tubuhnya di tempat tidur di sampingnya.

"Jadi, kamu mau tidur di sini?" ucap Jasmine, tidak dapat menahan rasa penasaran.

"Ya. Kamu tidak suka? Kalau begitu cari saja tempat lain," ucap Reiner tanpa melirik ke arah Jasmine, suaranya penuh dengan kepastian.

"Kita satu kamar hanya malam ini saja. Setelah sampai di rumah saya besok, kita tidak akan satu ruangan lagi. Kamar kita berbeda," tambahnya lagi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
hadech gak paham sama Reiner . Jasmine Deket sama cowok lain kayak gak rela giliran lagi berduaan dinginnya minta ampun
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Akhir Cerita Kita

    "Kalau kamu lihat gimana kondisi suamimu saat kamu belum ditemukan, aku yakin kamu tidak akan mengenali dia," ujar Kanaya terkekeh."Sekacau itukah?" Jasmine menatap riak air kolam sambil menghela napas pelan. Malam ini mereka duduk di teras yang berhadapan dengan kolam renang.Jasmine baru tahu kondisi Reiner selama dua bulan terakhir saat Kanaya menceritakannya barusan.Entah Jasmine harus merasa senang atau sedih. Senang karena ternyata Reiner tidak mau kehilangannya. Tapi juga perih sebab suaminya harus tersiksa akibat Jasmine pula."Iya, kacau banget," jawab Kanaya, "ya kamu bayangkan saja, Kak Reiner yang suka seenaknya, angkuh dan sombong, jadi seperti mayat hidup gara-gara kehilangan seorang wanita."Kanaya menyilangkan kaki kanan di atas kaki kiri. Kemudian menoleh ke arah Jasmine. "Kamu sukses bikin dia tergila-gila sama kamu, Jasmine." Kali ini Kanaya tertawa, yang ditanggapi senyuman kecil oleh Jasmine.Jasmine meneguk jus mix buahnya sedikit, lantas diletakkannya lagi gel

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Tidak akan Pergi lagi

    Jasmine tidak melanjutkan lagi ucapannya sebab bibirnya kembali dibungkam Reiner, tapi Jasmine kembali mendorong bahu Reiner dengan pelan."Jasmine...," protes Reiner."Anak-anak sepertinya tidak mau berhenti nangisnya, Reiner. Mama juga sedang tidak ada, "kan?" Lagipula mereka tidak akan tenang melakukannya di saat anak-anak menangis. Jasmine tahu betul, waktu yang dibutuhkan Reiner bukan cuma sepuluh atau dua puluh menit.Reiner mengusap wajahnya dengan kasar dan frustasi. Mau tidak mau akhirnya dia menjauhkan diri dari Jasmine."Kita masih punya banyak waktu. Ya, Sayang?" Jasmine mengecup bibir Reiner sebagai penutup kegiatan mereka yang sangat-sangat tanggung itu.Awalnya Reiner luar biasa kesal. Tapi mendengar panggilan 'sayang' dan kecupan dari Jasmine, membuat hati Reiner akhirnya luluh."Sabar sabar," gumam Reiner sembari mengelus dadanya sendiri.**"Gimana kondisinya? Dia tidak apa-apa, "kan?" tanya Reiner tidak sabar.Kanaya mendecakkan lidahnya kesal sambil meletakkan stet

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Kamu Cantik Sekali

    "Errgh "Jasmine mengerang sembari menggeliatkan tubuhnya. Kelopak matanya perlahan-lahan terbuka saat aroma woody memenuhi indra penciumannya. Jasmine tersenyum, Pemandangan pertama yang dia lihat saat bangun tidur adalah Reiner yang tengah memeluknya sambil menatapnya dengan lekat"Selamat siang, Honey," bisik Reiner. Napas hangatnya terasa menerpa wajah Jasmine."Siang? Memangnya jam berapa sekarang?" Suara Jasmine terdengar serak, sambil mencari-cari letak jam dinding. Tapi ruang geraknya yang sempit-akibat pelukan Reiner yang erat, membuat Jasmine sulit melihat jam yang ada di belakangnya."Jam sepuluh.""Ha?!" Jasmine terperanjat dengan mata membelalak. "Jam sepuluh?"Reiner mengangguk sebelum mengecup bibir Jasmine. Tangan Reiner yang semula melingkari pinggang, kini menyibak rambut Jasmine yang jatuh ke dahi."Iya, Honey, sekarang sudah jam sepuluh.""Kok kamu tidak membangunkan aku?"protes Jasmine. Sebab dia tidak biasa bangun sesiang ini."Tubuh kamu butuh recovery, Jasmine

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Double Over Protective

    Hingga dua puluh menit kemudian.Jasmine mengerjapkan matanya yang terasa lengket. Hal pertama yang Jasmine dengar saat bangun ialah detak jantung Reiner. Dia mendongak, dan mendapati Reiner pun sedang tidur.Jasmine melepaskan diri dari Reiner untuk menegakkan punggungnya. Sayang, pergerakan Jasmine itu membuat Reiner terkejut hingga terbangun seketika."Mau ke mana?" Reiner menahan pergelangan tangan Jasmine dengan erat.Kening Jasmine mengkerut. Dia merasa bingung dengan sikap Reiner yang seperti ini. "Aku tidak akan ke mana-mana, Reiner. Cuma mau membetulkan posisi duduk saja.""Ooh ...." Reiner menghela napas lega. Perlahan-lahan dia melepaskan genggamannya dari pergelangan tangan perempuan itu. "Honey, mau keluar sekarang?"Jasmine mengangguk. Mereka pun keluar dari mobil. Tangan Reiner tidak lepas dari pinggang Jasmine seakan-akan takut Jasmine akan pergi lagi.Jasmine sempat memandangi rumah mertuanya dengan perasaan haru. Dia tidak menyangka akan kembali lagi ke Jakarta dalam

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Akan Menemanimu di Sini

    Setelah cukup lama mereka berciuman, Reiner melepaskan kembali tautan bibir mereka. Bibir Reiner lantas mengulas senyum lebar. Senyuman pertama yang tanpa beban di dalamnya setelah dua bulan terakhir."Reiner, banyak orang di sini. Kamu berani cium-cium aku di tempat seperti ini?" Jasmine merasa malu, rasanya dia tidak berani melihat ke sekitar."Kamu malu, hm? Tapi kenapa membalasku sampai bersemangat begitu?" tanya Reiner dengan senyum menggoda.Pipi Jasmine seketika terasa memanas usai mendengar ucapan Reiner. Malunya jadi dua kali lipat. Dia sangat merindukan pria ini, maka dari itu Jasmine jadi lupa diri saat membalas ciumannya."Ehemm!" Nicko berdehem keras sambil berjalan ke arah mereka. "Bung, bisa sabar sedikit? Kalau tidak bisa, mending masuk saja ke dalam mobil."Reiner mendecakkan lidahnya kesal. Sedangkan Jasmine malunya bertambah jadi tiga kali lipat. Ayah mertuanya pasti menyaksikan momen pertemuan mereka barusan. Jasmine lantas menghampiri Nicko, menyalaminya dengan so

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Dua Insan yang Kembali Bersatu

    “Terima kasih ya, Li," ucap Jasmine pada Ali yang telah mengantarnya sampai memasuki kendaraan bernama Elf."Sami-sami, Neng. Hati-hati di jalan ya. Semoga salamet sampai Jakarta."Jasmine mengangguk. Dia tersenyum sebelum Ali kembali menjalankan motornya. Kini Jasmine duduk di kursi paling depan. Katanya, transportasi ini akan jalan kalau penumpangnya sudah penuh.Jasmine ingin buang air kecil. Dia akhirnya turun dulu untuk mencari toilet. Terminal ini tidak seramai di terminal Pulo Gadung. Di sini cukup sepi.Saat Jasmine sedang berjalan menuju toilet setelah sebelumnya bertanya pada seseorang, Jasmine dikejutkan oleh tiga pria yang wajahnya nampak tidak asing.Itu ... anak buahnya Alvin yang dulu mengejar Jasmine sampai ke hutan! Jasmine terkesiap saat mereka pun melihat dirinya.Jasmine bergegas lari menjauhi mereka. Di tempat yang banyak orang seperti ini Jasmine yakin mereka tidak akan menculiknya lagi. Tapi tetap saja Jasmine tidak boleh lengah. Apalagi, sekarang mereka mengeja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status