Sore harinya Jasmine datang ke butik milik Feli. Kakak iparnya itu sudah berpesan bahwa dia telah menyiapkan gaun untuk Jasmine. Mereka memang sempat mengobrol di telepon tadi pagi.
"Sini, kamu pasti akan suka dengan gaun pilihanku." Feli membawa Jasmine ke ruangan lain.
Jasmine menurut. Dia mengikuti langkah Feli, dan melihat gaun hitam model off shoulder menjuntai sampai mata kaki. Lebar di bagian bawah, dan di desain khusus untuk ibu hamil.
"Gimana, Jasmine? Kamu suka?"
Sontak, Jasmine mengangguk cepat. "Suka banget, Kak. Kak Feli memang selalu tahu apa yang cocok untukku."
"Karena itu adalah tugasku." Feli terkekeh.
"Kak, apa menurut Kakak, Reiner akan suka dengan kejutan sederhana dariku?" Jasmine meragu.
"Well, sejujurnya Reiner bukan pria yang maniak dengan kejutan," ujar Feli sembari be
Kalimat Reiner malam kemarin terus terngiang-ngiang di telinga Jasmine. Semakin lama, pertahanan hati Jasmine semakin menipis setiap kali mengingat kalimat Reiner tersebut.'Jasmine memang lemah,’ cibir Jasmine dalam hati.Meski masih ada setitik rasa kecewa yang dirasakan Jasmine untuk Reiner, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa Jasmine tidak bisa marah terlalu lama pada suaminya itu.Bahkan kemarin dan pagi tadi, Jasmine tetap melayani pria itu dengan baik, menyiapkan semua perlengkapan Reiner, termasuk bekal makan siangnya."Melamunkan apa, hm?"Pertanyaan Reiner dan sentuhan lembut di tangan, membuat Jasmine tertarik kembali ke alam nyata. Jasmine memandangi Reiner sekilas, dan dia baru sadar bahwa saat ini mobil berhenti di lampu merah."Aku tidak melamunkan apa-apa, Reiner."Reiner hanya tersenyum. Dia merasakan sikap Jasmine pagi ini berbeda. Perempuan itu tidak seceria pagi-pagi sebelumnya. Dan Reiner tahu, penyebabnya ad
"Kamu cantik banget hari ini," puji Reiner sambil menatap Jasmine dengan tatapan nanar.Reiner tidak bohong atau menggombal. Jasmine memang benar-benar cantik malam ini. Sayang sekali, dirinya telah merusak semuanya.Jasmine tengah menghapus make up di wajahnya sembari duduk didepan meja rias. Jasmine sama sekali tidak menghiraukan pujian Reiner yang dilontarkan padanya barusan. Dia lebih memilih menatap refleksi dirinya di cermin sambil tersenyum miris.Sejak di mobil tadi, mulut Jasmine tetap bungkam. Dia enggan bicara dengan Reiner di saat hatinya sedang merasa kecewa."Jasmine aku benar-benar minta maaf sudah datang terlambat dan membawa Nadira ke restoran itu." Reiner berjongkok di depan Jasmine. Rasanya dia tidak sanggup dicuekkan oleh Jasmine lebih lama lagi.Jasmine tidak menjawab. Dia menunggu Reiner untuk melanjutkan kalimatnya."Aku mau jelaskan alasan aku terlambat, tapi tolong, kamu jangan salah paham. Ya?""Katakan saja.
Melihat wajah memelas Nadira, Reiner akhirnya tergugah. Dengan terpaksa dia mengiakan kemauan wanita itu, karena sebelum mendapatkan keinginannya, Nadira tidak akan menyerah.Mereka turun keluar dari gedung tersebut sambil sesekali Reiner membantu Nadira agar berjalan dengan benar.Sepanjang perlajanan, Reiner tidak berbicara. Seluruh pikirannya tersita oleh Jasmine, Jasmine dan Jasmine.Reiner bahkan memacu kendaraannya sangat kencang agar dia tidak terlambat lebih lamaSesampainya di Earth Restaurant, kaki Reiner melangkah ke tempat yang tadi dikatakan Jasmine padanya.Matanya mengedar. Bibir Reiner lantas mengulas senyum tatkala mendapati sosok Jasmine dengan dress hitam yang membuat Jasmine tampak semakin cantik.Reiner lantas berjalan mendekati Jasmine, dengan Nadira masih mengikutinya di belakang."J
Sore harinya Jasmine datang ke butik milik Feli. Kakak iparnya itu sudah berpesan bahwa dia telah menyiapkan gaun untuk Jasmine. Mereka memang sempat mengobrol di telepon tadi pagi."Sini, kamu pasti akan suka dengan gaun pilihanku." Feli membawa Jasmine ke ruangan lain.Jasmine menurut. Dia mengikuti langkah Feli, dan melihat gaun hitam model off shoulder menjuntai sampai mata kaki. Lebar di bagian bawah, dan di desain khusus untuk ibu hamil."Gimana, Jasmine? Kamu suka?"Sontak, Jasmine mengangguk cepat. "Suka banget, Kak. Kak Feli memang selalu tahu apa yang cocok untukku.""Karena itu adalah tugasku." Feli terkekeh."Kak, apa menurut Kakak, Reiner akan suka dengan kejutan sederhana dariku?" Jasmine meragu."Well, sejujurnya Reiner bukan pria yang maniak dengan kejutan," ujar Feli sembari be
Wajah Jasmine mendadak berubah menegang mendengar pertanyaan Reiner. "Dia teman dekatku sejak sekolah, Reiner.""Hanya itu?"Jasmine mengangguk. "Rumah kami juga bersebrangan. Bisa dibilang, dia satu-satunya teman baikku. Karena saat sekolah, temanku tidak banyak. Rata-rata mereka malu berteman dengan anak sepertiku."Reiner menghujani puncak kepala Jasmine dengan kecupan-kecupan kecil. Tangannya mengelus bahu perempuan itu."Apa kamu sempat menyukai dia?"Jasmine tekejut bukan main. Tetapi pada akhirnya dia mengangguk jujur. "Tapi itu cuma masa lalu, Reiner. Kami tidak pernah punya hubungan apa-apa.""Tapi kamu menyukai dia. Itu artinya Leo pernah ada di hati kamu." Reiner mengusap wajahnya dengan kasar. Mendadak Reiner jadi kesal sendiri, dan ingin marah-marah. "Apa sekarang karnu masih mengharapkan Leo?"Jasmine menggeleng cepat. "Tidak, Reiner. Aku sama sekali tidak punya perasaan apa pun untuk dia sekarang.""Iya, tapi dul
Perempuan itu memberanikan diri untuk membawa sebelah telapak tangannya menangkup pipi Reiner, lalu mengecup bibirnya mesra, yang membuat Reiner gugup seketika."Turunkan aku sekarang, oke?"Entah apa yang Jasmine berikan lewat bibirnya barusan, hingga Reiner akhirnya mengangguk patuh. Kemudian menurunkan Jasmine dengan hati-hati.Jasmine tersenyum, kakinya melangkah turun ke lantai bawah. Dengan Reiner di belakangnya yang berjalan tanpa membuka suara.Ya, Reiner yakin, Jasmine telah memberinya racun sampai-sampai Reiner tidak bisa membantah.Seperti biasa, Reiner membukakan pintu untuk Jasmine, lalu memasangkan seatbelt-nya. Setelah memutari bagian depan mobil, Reiner tak langsung masuk. Pemandangan restoran Italia di sebrangnya membuat Reiner tiba-tiba merasa kesal."Sialan. Apa aku harus membeli restoran itu?" gumam Reiner geram. Dia mengepalkan kedua belah telapak tangannya dengan erat.Membeli restoran tersebut bukanlah sesuatu y