Share

Empat Puluh Empat

Mereka sedang duduk di kedai kecil yang menjual makanan ringan beserta gorengan hangat. Perut yang belum sempat diisi sudah meronta- ronta minta makan. Segelas teh manis dengan sepiring gorengan tandas dalam sekejap. Wajah dan penampilan mereka benar-benar kusut, keringat dan debu menempel di wajah mereka.

Raya awalnya tidak mau mencoba memakan jajanan pinggir jalan itu dengan alasan penjual dan tempatnya kurang bersih. Tapi melihat Fajar yang melahap semuanya , dia pun mencobanya dengan penasaran. Satu gigitan dia menelaah rasa gorengan tersebut. Lumayan, pikirnya. Gigitan kedua, enak. Akhirnya dia menghabiskan satu gorengan berupa bakwan itu tanpa pikir panjang lagi.

"Aku mau lagi," ucapnya entah kepada siapa. Fajar dari tadi bersikap cuek padanya. Tidak tertarik menjawab komentar Raya. Raya menjadi kesal, penjual masih asik dengan wajan dan minyak panas di hadapannya.

Raya berdiri mendekati keranjang yang dibuat dari anyaman bambu untuk meniriskan bakwan yang habis digoreng, keran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status