Share

Tujuh Belas

Raya membuka matanya perlahan, memandang langit-langit tenda yang berwarna biru tua. Dia mencerna semua yang terjadi padanya. Seharusnya dia sudah mati, tapi kenapa dia malah bisa berada di bawah selimut yang hangat dengan keadaan baik-baik saja.

Dia menoleh saat Fajar tidur di sebelahnya. Fajar melipat tangan di atas dada tanpa memakai selimut. Wajahnya terlihat lelah, Raya belum menemukan jawaban apa pun dengan kondisinya sekarang ini.

Tiba-tiba rasa sakit seperti melilit mendera perut bagian bawahnya, disertai dengan keluarnya cairan hangat yang dia sendiri tidak tau itu apa.

Raya bangkit, mengintip sedikit di bawah selimut. Dia datang bulan, bukan, darah datang bulan tidak sebanyak ini, dan rasanya pun tidak sesakit ini. Semakin Raya bergerak semakin banyak darah itu keluar.

Raya mengguncang bahu Fajar. Membuat laki-laki itu membuka mata. Cahaya matahari mulai masuk mengintip ke celah tenda.

"Kau sudah sadar?" Suara Fajar serak, dia bangkit men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status