Share

Bab 11

Saat ini, Henry dan Qaila sedang menyaksikan kejadian ini dari hutan di kejauhan.

"Qaila, idemu sangat bagus. Kamu membuat Tuan Muda Carlos mengira Yasmine memang genit, lalu merencanakan perampokan yang berakhir menjadi pembunuhan seperti ini. Kalaupun Tuan Muda Carlos tahu Yasmine nggak bersalah nantinya, dia juga nggak bisa apa-apa. Setelah Yasmine mati, status Nyonya Keluarga Lingga akan jatuh ke tanganmu," kata Henry.

Semua ini adalah rencana Qaila, bahkan termasuk pertemuan pertama Henry dan Yasmine di Shoot Club.

Qaila menyahut dengan ekspresi penuh kebencian, "Status Nyonya Keluarga Lingga adalah milikku. Yasmine nggak pantas memilikinya meski hanya sehari!"

Dia ingin Yasmine lenyap dari dunia ini!

....

"Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Kalian akan dihukum mati nanti," ancam Yasmine.

Sambil mundur dengan susah payah, dia memegang lengannya yang tergores hingga berdarah.

Preman itu pun tertawa dengan kejam, lalu menimpali, "Di sini nggak ada kamera pengawas, juga nggak ada mobil yang lewat. Siapa yang akan tahu kami yang membunuhmu? Jalang, kamu akan mati hari ini!"

Keempat preman itu mengelilingi Yasmine, membuatnya sama sekali tidak bisa kabur. Saat berikutnya, belati itu hendak menikam ke arahnya.

Yasmine seketika merasa sangat putus asa.

Saat ini, dua lampu depan mobil yang menyilaukan tiba-tiba menyorot ke arah mereka. Saking silaunya, mereka pun kesulitan untuk membuka mata.

Kemudian, sebuah sosok yang tinggi dan tegap menghampiri. Gerakannya sangat gesit. Setelah terdengar teriakan histeris dan suara retakan tulang, keempat preman itu pun tergeletak di tanah.

Setelah itu, Yasmine baru melihat jelas wajah tampan pria yang menjatuhkan para preman dengan enteng barusan.

Wajah yang dingin dan tanpa ekspresi ini .... Pria ini tidak lain adalah Carlos!

Dia ... dia kembali, bahkan menyelamatkannya?

Namun, Yasmine tidak bisa merasa senang. Meskipun lolos dari kematian kali ini, Carlos yang menyelamatkannya juga bukan orang baik. Pria ini memang tidak membunuhnya sekarang, tetapi akan membunuhnya setelah mereka bercerai.

Melihat Yasmine yang terluka dan pucat menatapnya dengan begitu waspada, Carlos mengernyit dan berkata dengan suara rendah.

"Masalahnya sudah diselidiki, kamu tidak akan dikurung."

"Hah? Serius?" tanya Yasmine yang gembira hingga ingin menangis.

Apakah ini yang dinamakan setiap masalah akan ada jalan keluarnya dan nasib baik yang tiba-tiba datang?

Melihat Yasmine yang begitu gembira, Carlos langsung mendesak dengan dingin, "Cepat masuk ke mobil."

"Oh, oke," jawabnya.

Yasmine pun menahan rasa sakitnya, lalu berjalan ke mobil dengan perlahan.

Kakinya juga terluka sehingga darah terus mengalir keluar saat dia berjalan.

Ketika melihat kejadian ini, Carlos mengernyit. Sebenarnya, wanita bodoh ini terluka juga karenanya.

Jadi, Carlos maju dan langsung menggendong Yasmine.

Yasmine yang seketika kehilangan keseimbangannya secara naluriah merangkul leher Carlos. Ketika kulit mereka saling bersentuhan, pipi Yasmine pun memerah. Dia merasa sangat tidak nyaman.

Ini pertama kalinya dia digendong seperti ini oleh seorang pria. Apalagi, pria ini adalah Carlos!

Jantung Yasmine berdetak dengan kencang. Dia menundukkan kepalanya dan sama sekali tidak berani melihat Carlos.

Sementara itu, begitu menggendong tubuh Yasmine yang mungil dan lembut, Carlos tertegun sejenak saat merasakan kembali perasaan menggebu-gebu yang familier itu.

Karena masalah di Shoot Club, dia menyingkirkan keraguannya terhadap identitas Yasmine. Kini, Yasmine terbukti tidak bersalah sehingga dia mungkin adalah wanita malam itu.

Mungkin, sudah saatnya dia bertanya kepada Yasmine.

Carlos pun membawa Yasmine pergi, lalu menyuruh Lukas untuk mengurus sisanya.

Lukas menginjak keempat preman itu sambil bertanya dengan galak, "Katakanlah, siapa yang menyuruh kalian?"

Keempat preman itu telah dihajar Lukas hingga babak belur. Mereka ketakutan hingga sekujur tubuh gemetaran.

Pada akhirnya, salah satu dari mereka menjawab dengan takut, "Hen ... Henry yang menyuruh kami."

Lukas pun menyunggingkan senyuman, lalu menelepon Carlos untuk melapor.

Kemudian, terdengar suara Carlos yang dingin dari ujung telepon. "Bunuh dia!"

Saat ini, Yasmine sudah dibawa ke rumah sakit pribadi Keluarga Lingga.

Ketika menatap luka Yasmine yang telah diperban, dokter tersenyum seraya berkata.

"Nyonya, lukamu diperban oleh Tuan Muda Carlos, ya? Tuan Muda sangat baik padamu. Dia bahkan menanganinya dengan lebih baik daripada para dokter."

Sangat baik?

Yasmine teringat pada adegan ketika Carlos menangani lukanya dengan hati-hati di mobil. Seketika, dia merasa cukup tersentuh.

Meskipun terluka karena musibah tadi, dia justru mendapatkan keuntungan juga. Setelah kejadian itu, Carlos tidak lagi salah paham terhadapnya, juga tidak terlalu berprasangka buruk lagi. Sikapnya sudah membaik.

Mungkin, kehidupannya di kemudian hari akan jauh lebih baik.

"Jangan bertele-tele, cepat periksa dia," tegur Carlos yang merasa kurang nyaman dengan ekspresi dingin.

Dokter pun buru-buru membawa Yasmine melakukan pemeriksaan. Dia mungkin menderita luka dalam karena melompat dari mobil barusan.

Selesai pemeriksaan, Yasmine yang duduk di kursi roda didorong kembali ke kamar pasien untuk menunggu hasil tes.

Begitu masuk, dia melihat Carlos yang duduk di samping jendela. Sinar matahari yang lembut menyinari tubuhnya, membuatnya tidak lagi terlihat begitu dingin dan sulit untuk didekati.

Tiba-tiba, sorot matanya saat menatap Yasmine menjadi sangat serius.

Dia memerintahkan, "Yasmine, ceritakan kepadaku apa yang terjadi di Hotel Frote malam itu."
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Adina Ayuni
jdi males baca dsni krna pke koin
goodnovel comment avatar
Alya Konveksi
gk kaya fizo sih....gk harus pakek koin mala dapet uang tiap kali mmbaca
goodnovel comment avatar
Nur Aini
GK seru Krn hrs pake koin
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status