Share

Bab 2

Yasmine yang masih terkejut tiba-tiba didorong.

Carlos menatapnya dengan sinis sambil berkata dengan kesal, "Dasar tidak tahu malu. Begitu ada kesempatan, langsung bertingkah genit."

Dia yang merasa benci tidak lagi melirik Yasmine, melainkan langsung berjalan pergi.

Setelah keluar dari kamar hotel, Carlos mengernyit dengan kuat seraya menatap telapak tangannya yang menyentuh Yasmine barusan.

Ketika memeluk Yasmine tadi, hal pertama yang dia rasakan bukanlah jijik, melainkan rasa gugup yang sangat familier seperti malam itu.

Namun, wanita yang bersamanya malam itu jelas-jelas adalah Qaila.

Tidak mungkin Yasmine yang rendahan dan licik itu!

Setelah suara langkah kaki Carlos tidak terdengar lagi, Yasmine masih menatap arah dia pergi dengan terbengong-bengong. Dia mengelus perut bawahnya dan merasa sangat campur aduk.

Dia harus mencari tahu, apakah pria yang bersamanya malam itu adalah Carlos atau bukan.

Jika ini adalah darah daging Carlos, Yasmine pun tidak akan bersedia bercerai dengannya.

....

Keesokan harinya, di Kediaman Keluarga Bahar.

Qaila buru-buru berlari ke lantai bawah, lalu berkata dengan panik, "Gawat, ini gawat! Ibu, aku barusan dengar, Tuan Muda Carlos membawa Yasmine pulang! Apa dia tahu Yasmine adalah wanita yang tidur dengannya malam itu?"

Malam itu, mereka membuat rencana agar Yasmine tidur dengan seorang pria tua. Namun, kejadiannya malah tidak sesuai dengan rencana mereka. Yasmine yang beruntung justru tidur dengan Carlos.

Qaila sangat mendambakan paras dan kekayaan Carlos. Melihat ini, niat jahat seketika muncul di benaknya. Selagi Carlos belum bangun, dia naik ke ranjangnya untuk menggantikan Yasmine.

Setelah mendengar perkataan putrinya, sang ibu yang bernama Raisa Farris segera menenangkan diri dari kepanikannya.

Dia menenangkan Qaila, "Jangan berpikir sembarangan. Kamu hanya menakuti diri sendiri. Malam itu sangat gelap. Tuan Muda Carlos dan Yasmine nggak melihat wajah satu sama lain, jadi nggak mungkin mereka bisa saling mengenali semudah itu. Mereka …."

Sebelum Raisa menyelesaikan ucapannya, pintu kamar tiba-tiba didorong seseorang.

Di luar sedang turun hujan. Angin dingin yang bercampur dengan gerimis bertiup masuk, membuat orang merasa kedinginan.

Saat ini, terlihat Yasmine berdiri di depan pintu.

Sorot matanya sedingin es.

Begitu melihatnya, Qaila seketika terkejut hingga wajahnya pucat pasi. Tubuhnya terus gemetaran. Dia merasa sangat takut dan panik.

Jangan-jangan, Yasmine sudah mendengar semuanya?

Di sisi lain, Raisa berusaha untuk tetap tenang. Dia meraih tangan Qaila untuk menenangkannya.

Pada saat yang sama, dia segera menegur Yasmine dengan tegas.

"Untuk apa kamu datang?"

Yasmine menatap ibu dan anak yang bergandengan tangan dan berdiri bersama itu. Seketika, dia merasa sangat sakit hati.

Ketika bayi, dia diadopsi oleh Raisa dan pernah menganggap wanita ini sebagai ibu kandungnya sendiri. Namun, sejak Qaila yang merupakan anak kandungnya ditemukan kembali, Yasmine menjadi tidak penting lagi sehingga diusir dengan kejam dari Kediaman Keluarga Bahar.

Habis manis sepah dibuang. Mereka sama sekali tidak memperlakukan Yasmine yang merupakan putri angkat ini layaknya manusia!

Bahkan, ketika Keluarga Bahar memiliki masalah ekonomi, mereka membawanya ke Hotel Frote untuk menjual diri.

Yasmine mengepalkan tangannya dengan erat. Dia berusaha menahan emosinya, lalu menyahut dengan tenang.

"Aku datang untuk mencari tahu tentang pria yang bersamaku malam itu. Siapa dia?"

Ekspresi Raisa menjadi sangat serius. Dia bertanya, "Untuk apa kamu mencarinya? Masa depanmu sudah hancur. Memangnya kamu mau meminta pertanggungjawaban darinya?"

Yasmine mengangguk sambil menjawab, "Ya, benar."

"Kamu benar-benar nggak tahu malu!" maki Qaila yang panik.

Melihat Qaila yang begitu emosional, Yasmine menjadi makin yakin dengan spekulasinya. Dia sengaja menyindir Qaila, "Kenapa? Memangnya kamu merasa terganggu kalau pria itu bertanggung jawab kepadaku?"

"Aku ... aku ...," ujar Qaila yang makin kebingungan dibuatnya.

Kemudian, Raisa bergegas menariknya ke belakang dan berkata, "Yasmine, jangan mimpi di siang bolong. Kamu mencari pria itu atau nggak, nggak ada hubungannya dengan Qaila. Cari saja kalau kamu mau. Pria yang tidur denganmu adalah Tuan Devan Wijaya!"

Devan Wijaya sangat terkenal dengan kecabulannya. Dulu, dia ingin menodai Yasmine sehingga tidak heran jika dia menidurinya.

Namun, Devan tidak memiliki postur yang begitu kekar seperti pria malam itu, apalagi tubuh sixpack!

Raisa sengaja menyebutkan Devan untuk mengelabui Yasmine, tetapi cara ini hanya menambah kecurigaannya.

Kini, Yasmine makin yakin dengan tebakannya. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu berkata dengan tegas.

"Jawaban omong kosong kalian nggak akan bisa menipuku. Aku tahu, pria yang tidur bersamaku di Hotel Frote malam itu adalah Carlos!"

Begitu ucapan ini dilontarkan, tiba-tiba terdengar suara Carlos yang dingin dari pintu yang terbuka. "Apa katamu?"

Melihat kedatangan Carlos, Qaila langsung merasa lemas. Tubuhnya yang gemetaran pun terduduk di sofa.

Mampuslah, mampuslah aku!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status