Share

Malam Panjang

Author: Anidania
last update Last Updated: 2025-07-08 12:37:28

Damian menatap wajah Alea dan Elisse yang masih menyimpan rasa lelah di dalamnya. “Elisse ... Alea,” panggilnya membuat keduanya menoleh. “Kalian lebih baik istirahat terlebih dahulu,” ujarnya dengan suara pelan, namun terdengar tegas.

Elisse hanya mengangguk pelan, air matanya masih mengalir di pipinya, sementara badannya terasa lunglai, dan ia menyadari jika dirinya membutuhkan sedikit waktu untuk beristirahat.

Sementara Alea memejamkan matanya pelan, ia mencoba menyusun keberanian untuk mengutarakan isi hatinya, namun hanya bisikan kecil yang bisa ia lakukan, “Aku ... tidak berani tidur sendirian.”

Damian menoleh cepat, lalu menghembuskna napasnya panjang. Ia melangkahkan kakinya mendekati posisi Alea, lalu berjongkok di depannya. “Tanganmu masih terpasang infus. Badanmu masih lemah.”

Dengan hati-hati, ia memapah tubuh Alea, tangannya menopang pinggang gadis itu sementara satu tangan lainnya memegang bahu dan memastikan infus yang menancap di tangan Alea tidak tertarik sedikitpun.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Dua Wanita

    Alea tersenyum hangat mendengarnya, “Terima kasih, Damian.”Makan malam mereka berakhir dengan keheningan yang kembali melanda di antara keduanya, tetapi, tak ada rasa canggung yang menghinggapi keduanya. Hanya ada kehangatan yang tercipta seperti dua jiwa yang telah menemukan tempatnya untuk kembali ... pulang.Usai membersihkan tangan dan meletakkan serbetnya kembali, Damian menatap Alea dengan pandangan yang sedikit berbeda. “Setelah ini, aku akan menunjukkan sesuatu padamu,” ujarnya dengan tenang.Alea menganggukan kepalanya tanpa ingin bertanya lebih lanjut. Ia mengikuti langkah Damian yang terlebih dahulu berdiri dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruang makan. Langkah mereka terayun menyusuri lorong-lorong yang remang dengan cahaya dinding temaran yang menari di atas permukaan marmer yang dingin.Hingga akhirnya, mereka tiba di sebuah pintu kayu tua yang terukir dengan elegan. Langkah Damian terhenti tepat di depannya, “Kamar ibu,” ujarnya singkat, hampir seperti sebuah bis

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Simbol Cinta

    Alea ingin membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi Damian terlebih dahulu meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya, “Tidak ada diskusi malam ini. Kau harus makan dengan lahap agar kondisimu segera pulih.”Damian berjalan terlebih dahulu dan meninggalkan Alea yang masih terpaku dengan mengulum senyum di bibirnya. Perasaan gadis itu sedikit menghangat karena perilaku Damian yang semakin terbuka padanya, dan ... setelah mengetahui kondisi Rosa yang kian membaik.Damian yang sudah sampai di bibir pintu, menoleh ke belaknag dan tidak mendapati Alea yang mengikutinya. “Alea” geramnya pelan.Alea sedikit terlonjak, ia bergegas membalikan badan dan melangkahkan kakinya dengan begitu semangat, lalu berjalan mendahului Damian begitu saja.Damian menggelengkan kepala, seraya menghembuskan napasnya lega, “Dasar gadis nakal,” gumannya menutup pintu dan menyusul langkah Alea.Alea berhenti di persimpangan lorong menuju ke taman, ia mengangkat kedua tangannya di depan dada, “Tunggu sebentar, ad

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Aku Akan Selalu Bersamamu

    “Jangan menangis, Nona,” pinta Rosa tertatih. “Saya di sini ... untuk Nona,” lanjutnya, lalu tersenyum.Damian menundukkan kepalanya dalam, seakan memberi ruang pada Alea untuk meluapkan perasaannya. Tak jauh berbeda dengan Elisse yang sudah membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri, tangis bahagia tak bisa ia sembunyikan lagi..Rosa mengangguk, “Saya mendengarnya ... saya mendengar doa kalian,” lirihnya kembali.Alea menggenggam ujung bajunya, tubuhnya sedikit gemetar dan Damain yang melihatnya bergegas meraih tangan Alea dan membawanya pada genggamannya. “Rosa ... aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih karena sudah mampu bertahan selama ini. Kau sudah menyelamatkan Elisse dan mengorbankan keselamatanmu sendiri ... dan kau juga ...,” ujar Alea dengan suara tercekat.“Sudah, Nona tak perlu melanjutkan,” potong Rosa dengan lembut.Sementara Alea mengatupkan bibirnya.“Saya melakukannya karena itu kewajiban saya sebagai orang tua yang harus melindungi gadis yang sud

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Terima Kasih, Tuhan

    Damian menatap Alea lama, sementara gadis itu semakin menunduk malu dengan wajah yang memerah. Badannya berhasil ia mundurkan jika Damian tidak bergerak cepat menahan pergelangan tangannya.“Jangan minta maaf,” ujar Damian mengangkat dagu Alea dengan jari telunjuknya. Ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Alea dan menatap mata gadis itu dengan lekat, “Kalau kau menyesal telah menciumku ... maka, aku juga akan menyesal karena telah membiarkan ciumanmu terlepas begitu saja.”Alea mencoba menahan napasnya yang semakin menipis, dadanya semakin berdegup kencang, sementara bibirnya tetap terkatup.“Tapi, jika kau melakukannya karena keinginan darimu ... karena kau membutuhkan tempat untuk bersandar, atau karena kau merasakan hal yang sama seperti apa yang kurasakan, maka ... kau tidak perlu meminta maaf.” Jemari Damian berpindah ke sisi wajah Alea dan menyentuh pipinya lembut, hati-hati, dan penuh kasih sayang.Alea membuka mulutnya sejenak, lalu kembali menutupnya tanpa mengeluarkan

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Ciuman ... Pertama?

    Pengawal itu masih berdiri dengan kaku, wajahnya menegang seolah tengah menahan sesuatu yang belum bisa ia sampaikan. Damian mengangkat sebelah alisnya, menatapnya dengan penuh tanya.“Kau belum selesai bicara?” tukas Damian dingin.Pengawal itu menunduk lebih dalam, “Benar, Tuan. Ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan.”Alea ikut menatapnya, sorot matanya penuh tanda tanya.“Bicara,” perintah Damian dingin.Pengawal itu menelan ludahnya dengan susa payah, “Kata Tuan Lagrand ... jika Anda tetap pada keputusan Anda untuk memutus hubungan kerja dengannya. Maka, permainan sesungguhnya ... akan dimulai,” ujarnya diakhiri dengan sebuah bisikan.Tubu Alea menegang, tangannya sontak mencengkeram lengan Damian erat. Kalimat ‘Permainan sesungguhnya akan dimulai’ langsung bergaung dalam pikirannya seolah menghantam sisi terlemahnya yang baru saja terbebas dan bisa sedikit bernapas dalam pelukan Damian.Damian mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, rahangnya kembali mengeras, sementara mat

  • Pernikahan Paksa Sang Mafia   Hidupmu, Harapan Mereka

    Alea menatap mata Damian dalam, lalu menghamburkan badannya pada Damian, memeluknya dengan erat dan menumpahkan tangisannya di dada bidang pria itu. Alea tampaknya tak memiliki kekuatan lebih untuk sekedar bertahan dalam tangisnya.“Rosa ...,” lirihnya terdengar pilu.Damian menarik napasnya panjang, lalu menghembuskan dengan perlahan. Tangannya terangkat dan memeluk tubuh Alea, mengusapnya penuh kelembutan, seolah ingin memberikan kekuatan sekaligus tak menimbulkan rasa sakit bagi gadisnya itu.“Rosa akan baik-baik saja,” bisik Damian tepat di telinga Alea.Alea menggelengkan kepalanya, seolah kalimat penenang itu tak berarti apapun baginya. Hatinya pilu, pikirannya penuh. Semua mendesak dan menyalahkan dirinya sebagai penyebab kekacauan bagi orang-orang di sekelilingnya.“Ro-rosa tertembak ka-karena ia melindungi Elisse. Dan ... dan Elisse trauma karena melindungiku,” ujarnya tertatih. “Seandainya ... aku tak egois memintamu untuk bermain hujan ... mereka tak mungkin terluka.”Tangi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status