Share

Pernikahan Paksa
Pernikahan Paksa
Penulis: EMILIA

1. Hancur

"Chaera, apa kau bisa sesuaikan gerakanmu dengan yang lainnya?" ucap pelatih dancer itu.

Decit gesekan sepatu dan hentakkan kaki bergema di ruang dance, kelima perempuan di sana tengah melakukan latihan dance untuk acara lomba di sekolah. Mereka sangat antusias berlatih dan menari agar bisa menampilkan dengan baik dan membawa harapan yang baik juga bagi sekolahnya.

Latihan sudah hampir satu jam lebih, bahkan para murid sudah mulai kelelahan. Pelatih tidak memberi mereka izin untuk beristirahat lebih lama, dia hanya memberikan waktu lima menit untuk minum dan mengatur napas.

Terlihat Chaera sudah mulai kelelahan dan hilang kendali saat menarikan lagu yang diputar, ia lebih banyak menabrak teman-temannya atau menginjak salah satu kaki temannya yang lain.

"Chaera! Apa kau sudah gila dari tadi hanya menginjak kakiku saja, hah?" ucap satu temannya itu dengan nada tinggi sampai membuat penari lain memberhentikan gerakannya.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Jawab Chaera dengan napas yang masih ter engah-engah dan tubuh yang bergetar.

"Sudah-sudah ayo lanjutkan lagi! Satu, dua, tiga, mulai!" teriak si pelatih sambil bertepuk tangan mengisyarakat dance dimulai kembali.

Para murid itu melakukan tariannya kembali dengan semangat dan lentur bagaikan idol Korea yang sangat ahli dalam koreo dance.

Tetapi tidak untuk Chaera, tubuhnya sangat lelah dan sulit untuk digerakan hingga ia menabrak kembali temannya yang lain.

"Awww, kau ingin mencelakakanku, hah?!" bentak Virlie, teman Chaera yang sangat agresif dalam hal ini. Dia tidak menyukai seseorang yang menurutnya sangat lalai dalam menari, Virlie akan terus menyakahkan orang itu walaupun mereka tidak bersalah.

"Ti--tidak, aku hanya lelah." Jawab Chaera takut.

Dasya berjalan ke arah Chaera lalu ikut membentak gadis itu. "Bagaimana kalau grup kita bisa menang di acara lomba, sedangkan kau saja tidak fokus menari!" Dasya mempunyai sifat yang sama seperti Virlie, pemarah.

Tubuh Chaera bergetar, dia hanya menunduk ke bawah. Mendengar bentakan Dasya membuat dirinya merasa tidak berguna.

"Aku tidak sengaja, sungguh." Jawab Chaera pasrah.

Virlie geram dan berkata, "Arghh, kau ini! Aku bosan dengan alasanmu!" gadis itu bersiap menampar wajah Chaera namun langsung dicegah oleh si pelatih.

Bukan hanya dance perempuan yang langsung memberhentikan latihannya, para murid laki-laki itupun memberhentikan gerakan mereka karena melihat kegaduhan yang terjadi di ruang dance perempuan. Terlihat satu laki-laki sangat fokus menatap Chaera yang tengah diam sambil menundukan kepala.

"Dia sangat menyebalkan sampai memarahinya dengan keras." Gumam pria itu sambil menatap lurus ke arah Chaera, tatapan pria itu terlihat kesal saat Chaera akan ditampar oleh temannya.

"Apa kau sakit, Chaera?" tanya pelatih itu sambil mengangkat kepala Chaera hingga terlihat jelas wajah Chaera yang penuh air mata di sana. Bentakan dan cacian temannya itu membuat Chaera merasa buruk, mimpi dirinya sebagai penari terkenal akan hancur sesaat lagi.

"Tidak..."

"Kalau begitu, kau jangan berlatih lagi di sini." Ucap si pelatih dengan nada santai seakan kalimat itu sudah dari dulu disimpan untuk dilontarkan langsung ke wajah Chaera.

Sontak itu membuat Chaera kaget, bagaimana tidak, kata-kata itu nyaris mematahkan semangat Chaera dalam sekejab.

Chaera membulatkan matanya. "Apa?"

"Aku tidak mau grup dance ini berantakan hanya karna 1 orang tidak fokus, dan itu kau."

Chaera membulatkan matanya lebih lebar lagi, ia tidak percaya dengan apa yang didengar dari ucapan si pelatih brengsek itu. Dadanya terasa sesak air matanya seakan ingin jatuh namun berusaha ia tahan.

"Mengapa begitu?" tanyanya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan, entah itu kecewa atau sedih.

"Aku tidak peduli, lebih baik kau pergi dan pulang."

Chaera merasa hatinya sakit seperti terhunus pedang, membuatnya kehilangan fokus selama beberapa detik, ia terdiam seraya menatap wajah pelatihnya dengan mata yang berkaca-kaca, Chaera menghela napas kasar lalu berkata, "Baik, aku akan pergi."

Chaera berlari mengambil tasnya dan keluar dari ruangan itu.

Ini benar-benar bodoh, pelatih mengeluarkan membernya hanya karena kesalahan kecil. Apa mereka tidak senang melihat Chaera mengejar mimpinya sebagai seorang dancer yang berbakat? Ah entahlah, di sini Chaera benar-benar hancur dan pasrah atas perlakuan licik pelatihnya itu.

Ia berlari dan berhenti di sebuah lorong sekolah yang gelap dan sepi, karena hari ini sudah sore jadi tidak ada satupun murid yang berada di sini, kecuali murid yang sedang berlatih dance tadi.

Chaera duduk di sudut ruangan dengan kedua lutut yang ditekuk. Gadis itu menenggelamkan wajahnya di sana, di atas lututnya, punggungnya masih bergetar karena isak tangis yang tak kunjung henti.

Ia benar-benar terpuruk hari ini, bagaimana bisa mimpinya hancur begitu saja oleh perkataan pelatih brengsek itu. kata-kata itu tidak pantas Chaera terima, ia hanya melakukan kesalahan kecil yang biasanya orang lain juga lakukan.

"Aku pulang dengan rasa frustasi, hariku sangat hancur saat ini. Padahal lomba dance akan dimulai 2 hari lagi dan itulah saat-saat di mana aku bisa menunjukkan pada orangtuaku, bahwa aku pantas hidup di dunia yang kejam ini. Aku mencintai hobiku. Tapi, kenapa dunia malah membenciku? Apakah aku tak pantas dilahirkan? Apa tuhan membenciku sampai memberiku cobaan yang berat seperti ini?"

Matanya sayu dan berkata dalam hati. "Aku ingin mati saja."

"Jangan menangis, kau kuat." Satu telapak tangan mendarat di pundak Chaera dengan pelan, ia terkejut, kemudian memberhentikan tangisnya lalu menatap ke atas tepat di wajah seorang laki-laki.

Dia adalah Raka Aditya Putra, member dance laki-laki. Senyum manis Raka terpapar jelas di sana saat Chaera menatapnya.

Chaera menatap wajah pria itu dengan heran karena dia tidak pernah bertemu dan saling kenal, sebab ruang dance laki-laki dengan perempuan terpisah.

Hanya hari ini saja ruangan mereka di gabung karena hal mendesak, sampai akhirnya Raka menemukan Chaera di lorong ini.

Raka mungkin menghampiri Chaera karena melihat gadis ini diperlakukan tidak pantas oleh temannya dan juga pelatihnya, ia datang agar Chaera bisa tenang kembali. Mereka berdua masih sama-sama memakai pakaian yang bercampur keringat, ditambah baju Chaera yang sangat basah karena air mata yang terus berjatuhan.

"Kau siapa?" tanya Chaera sambil mengusap air matanya.

"Aku Raka, member dance cowok, aku ke sini karena melihatmu lari keluar dari ruangan." Ucap Raka, kemudian tersenyum. Pria ini selalu saja tersenyum sangat manis.

Chaera terdiam menghiraukan pria yang bernama Raka itu, ia masih belum membalas sapaan Raka dan lebih memilih mengalihkan pandangnya ke samping. Chaera masih sangat muak mengingat kejadian tadi. Sampai sepuluh detik kemudian, Chaera menangis kembali, ia sangat depresi hari ini.

"Aku lelah," ucap Chaera dengan napas pasrahnya lalu menjeda sebentar perkataannya.

"Seharusnya aku sadar, aku tidak pantas ikut seperti ini." Tangisan Chaera pecah di depan Raka.

Raut wajah Raka seketika sedih, ia menatap Chaera dengan prihatin.

"Aku bakal menyudahi semuanya." Chaera menyandarkan kepalanya ke tembok yang ada di belakang, lalu memejamkan matanya.

"Apa? Kau tidak boleh menyerah hanya karena itu, hanya karena mereka. Bukankah impianmu itu adalah menjadi dancer yang terkenal?" lagi-lagi saran Raka malah membuat Chaera menangis terisak-isak, ia menenggelamkan wajahnya kembali di sela lututnya.

Chaera mengangkat kembali kepalanya, mengusap semua air mata yang jatuh lalu berdiri dan menatap Raka. Raka kemudian ikut berdiri, kini mereka saling bertatap sampai akhirnya, Chaera bersiap untuk pergi.

"Kau mau kemana?" tanya Raka.

"Pulang, tugasku sudah selesai. Aku tidak ingin bergabung lagi dengan mereka." Jawab Chaera lemah.

"Ka--kau, serius?" Raka masih tidak percaya dengan keputusan Chaera.

Chaera hanya mengangguk lemas dengan isak-isak tangisnya yang masih terdengar. "Terima kasih, permisi." Chaera berjalan meninggalkan Raka sendiri di lorong. Raka hanya menatap gadis itu dari belakang hingga bayangannya hilang, kemudian kembali lagi ke ruang dance-nya.

---

Empat hari berikutnya...

Lomba dance sudah dimulai dua hari yang lalu, hari ini hari keempat Raka tidak melihat gadis yang ia temui di lorong. Semenjak kejadian yang tidak mengenakan tersebut, ia khawatir bahwa gadis itu benar-benar menyudahi semuanya termasuk mimpinya menjadi seorang dancer, dia juga tidak masuk sekolah selama empat hari dan juga tidak datang ke acara lomba dua hari yang lalu. Raka benar-benar khawatir, sungguh.

"Apakah kau teman Chaera?" tanya Raka pada salah satu teman dance Chaera setelah jam sekolah berakhir.

"Iya," sautnya.

"Apa kau tau di mana rumah Chaera?"

"Tentu, dia tinggal di jalan Raya Mawar. "

"Terima kasih." Kemudian Raka berlari ke alamat yang diberikan teman Chaera, bersyukur hari ini sudah jam pulang sekolah, jadi Raka bisa pergi mencari rumah Chaera.

Raka terus menyelusuri lokasi alamat di kertas yang dipegangnya, ia kesusahan mencari karena alamatnya yang begitu jauh sekali dari sekolah. Bagaimana gadis ini pergi ke sekolah dengan tepat waktu? Sedangkan  jaraknya sangat jauh. Dan mengingat kejadian lalu, bagaimana Chaera pulang di hari yang gelap, apakah waktu itu Chaera pulang sendiri? Atau menaiki Bus? Namun apa pun itu, Raka berharap, dia baik baik saja.

"Mungkinkah ini rumahnya? Sepertinya sama, sama yang di alamat." Raka mulai memasuki rumah itu dengan pagar besi yang tidak terkunci, ia menatap lama pintu itu selama lima detik kemudian mulai mengetuk.

"Permisi...," panggil Raka, namun tidak ada satupun suara yang menjawab.

"Chaera, apa kau di dalam? Ini Raka." Lagi-lagi tidak ada jawaban yang terdengar, Raka terdiam lalu membuka pintu yang ternyata tidak dikunci, kemudian ia masuk.

Raka mulai masuk ke dalam rumah yang benar-benar sepi, atau Chaera tidak ada di rumah?

Saat sedang melangkah, Raka mendengar suara teriakan dari dalam, tepatnya teriakan seorang perempuan. Raka reflek dan berlari masuk ke dalam rumah, suaranya terdengar dari arah kamar, segera ia berlari ke sana. Sesampainya di depan pintu kamar, Raka langsung mendobrak pintu itu.

Dan apa yang ia lihat?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
menarik nih ceritanya.. pengen follow akun sosmed nya tp ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status