Pagi ini semua bangun lebih pagi, Rain kemudian membantu asisten rumah tangga untk menyiapkan sarapan seluruh anggota keluarga.
Roti bakar, selai coklat dan susu murni tertata rapi dimeja beberapa saat sebelum anak-anak turun untuk sarapan. Abe yang nampak sudah siap dengan pakaian kerjanya, mengecek kembali semua keperluan kerjanya hari ini dengan lebih santai.
Setelah semua siap, sarapan pagipun segera dimulai
"Hari ini mami Rain pulang ke Malang ya"
"Yaaa... Gia ditinggalin" Gia nampak kecewa
"Nanti sabtu mami balik lagi kok sayang" Rain mencoba menjelaskan
"Jangan lama-lama mami, Gia kangen mami" Jawab gadis kecil itu lagi
Rain hanya tersenyum dan melanjutkan sarapannya. Anak-anak yang lain tampak tak terpengaruh dengan pengumuman dari Abe dan hanya melanjutkan sarapan mereka.
Setelah selesai sarapan mereka pun pergi dengan mobil masing-masing, Rain pun menuju mobil yang sudah disiapkan sopir.
"Aku berangkat ya" Pami
Setelah Una pulang, Rainpun mengirimkan pesan WA kepada Abe, dia berharap suaminya itu mau mengijinkan ibunya tingga bersamanya walau beberapa hari bagus lagi jika boleh berlama-lama dari pada rumah itu sepi."Abe, kau sibuk?" Pesan Rain pada Abe memulai pembicaraan.Membaca pesan Rain, Abe kemudian menelepon istrinya itu"Ada apa? aku malas ngetik""Abe aku sudah di Malang, Urusan kos sudah beres""Uang sewa kos bulan ini sudah kau bayarkan?""Iya sudah beres pokoknya""Ok terus ada apa?""Abe, bolehkan ibuku tinggal dirumah ini dengan ku?""Tentu saja, lakukan yang kau suka" Jawab Abe lagi"Boleh lama?""Tak apa, itu kan rumahmu sekarang. Lagi pula kan yang kau ajak ibumu. Jadi tak usah lah kau ijin dulu padaku""Aku takut kau marah""Hmmmmm.... semenakutkan itukah aku?""Iya... lupa kalau kau marah seremnya seperti apa?""Ahhh biasa aja, lagi pula kapan aku marah?""Ya
Kehadiran Ibu sungguh membuat hati Rain sangat senang, dia tau betul hanya ibunya tempatnya menceritaikan semua isi hatinya saat ini, Ibu pun mendengarkan cerita putrinya.Sambil berbaring dipangkuan ibunya, Rain terus bercerita,"Sebenarnya Abe punya putri yang sangat lucu bu, tapi ya karena masih sekolah di Surabaya jadinya aku ngak bisa bertemu dia setiap hari" Rain mulai bercerita"Tak apa nak, nanti kapan-kapan kita main kerumah Abe di Surabaya ya" Ibu menjawab sambil tersenyum"Oiya, ibu suka baju pemberian Abe?" Rain bangkit dari pembaringannya kemudian menatap wajah ibunya"Belum ibu coba, nanti lah" jawab ibu sambil membelai rambut putrinya itu"Abe beli dimall besar bu, aku ingin sekali ibu kesana, tempatnya sangat bagus" Rain bercerita begitu bersemangat"Iya, nanti ajak ibu liat-liat ya, pasti seru sekali" Ibu membalas sambil tersenyumRain bangkit lagi dari pangkuan ibunya, kemudian berjalan menuju da
Saat ibu mulai bercerita tentang sinetron kesukaannya itu, Abe menelpon "Halo..." Jawab Rain begitu menganggkat ponselnya "Rain, mama ngak apa-apa, cuma ada benturan dikepalanya. Kau tak usah cemas ya" "Alhamdulillah kalau mama baik-baik saja" "Iya aku dan anak-anak menginap di Jogja mungkin dua atau tiga hari ya" "Oooo... Iya tak apa, tunggu sampai mama cukup sehat saja" "Setelah itu sepertinya mama tinggal dengan aku saja dulu di Surabaya" "Iya tak apa, lebih baik begitu. Kasihan kalau mama tinggal terpisah dari Abe" "Terima kasih kau begitu pengertian" Jawaban Abe ini membuat jantung Rain berdegub sangat kencang. Wajah Rain kemudian memerah dan membuat ibu tersenyum simpul. "Baiklah kalau begitu, aku tutup telponnya ya" Ujar Rain salah tingkah "Oh iya, kau istirahat saja, ibu ada disitu kan?" "Iya ada, kenapa?" "Tidak, rumahku itu sepi sekali kalau malam, mangkanya mending kau tidur de
Rain menutup sambungan teleponnya dengan Abe dan beranjak menuju dapur, dia kemudian memasak nasi sambil menunggu Ibunya bagun.kreeeeeek ..... Terdengar seseorang membuka pintu belakang dengan sedikit memaksa.Rain yang kaget segera melemparkan badannya mengarah kesumber bunyi."Ibu....." Rain kaget sambil terbelalak"Kenapa kau seperti melihat hantu?""Aku pikir ibu masih tidur""Haah masih tidur? Kau ini, ibu sudah bangun dari tadi""Kok aku tidak mendengar ibu meninggalkan kamar?""Kau tertidur terlalu nyenyak sampai tak dengar ibu pergi""Oh, ibu dari mana?""Jalan-jalan pagi, ternyata perumahan ini luas juga""Ibu pergi sendiri?""Iya nona, aku pergi berkeliling sendiri. Kan kau masih tidur""Udaranya pasti segar, aku juga maulah jalan-jalan""Jangan...!" Cegah ibu"Kenapa?""Disini banyak anjing berkeliaran, ibu juga buru-buru pulang."Wah masa???"&nb
Setelah merasa cukup, Kara kembali kekamarnya untuk membersihkan diri. Setelah itu dia kemudian mulai kedapur untuk mengecek kondisi kebersihan dapur yang nampak sangat mewah itu.Nampak hanya beberapa kaleng sarden serta potongan sayuran terdapat didalam tempat sampah, dia juga kemudian mengecek ketersediaan beras yang ada dalam kotak taperware besar tak jauh dari rice cooker.Setelah mengawasi dapur, Kara kemudian menuju ketempat penyimpanan kebutuhan pokok, disana terdapat sabun mandi, sampo, ditergen dan masih banyak lagi barang yang semuanya masih tertata sangat rapi tanpa sedikitpun sudah pernah digunakan."Sabunnya masih lengkap bu?" Tanya Kara saat Rain menghampiri"Iya, kalau mencuci aku beli sabunnya sendiri""Kenapa tidak pakai yang ada dilemari ini?""Aku pikir semua ini untuk dijual lagi""Ah tentu bukan, ini semua bisa digunakan kok""Tapi apa Abe tidak marah?"Mendengar jawaban Rain, Kara nampak terkaget.
Setelah membuat janji dengan Una, hari ini Rain berencana mengurus kuliahnya yang telah lama terbengkalai, dengan wajah sumringah Rain berpamitan dengan Ibu dan Ibu Kara, dia melangkah begitu pasti menuju pintu rumah."Kenapa tidak sarapan dulu Rain?" Tanya ibu yang nampak khawatir melihat putrinya"Tidak ibu, aku sudah berjanji pada Una akan datang pagi agar tak kesiangan daftar praktikum. Nanti aku sarapan bareng Una ya. Dia pasti sangat senang kalau aku mentraktirnya di kantin""Baiklah kalau begitu, tapi kau tak boleh lupa untuk sarapan ya""Siap ibu" Rain kemudian melangkah menuju kampus dengan semangat.Mendengar percakapan itu Ibu Kara nampak tak senang, sekali lagi dia mendengar langsung bahwa Rain sudah mulai senang menghamburkan uang dengan mentraktir temannya. Dia benar-benar semakin yakin bahwa Rain akan mulai menghabiskan uang Abe seperti yang ditakutkan Isa.=====Sesampai digerbang kampus, Rain melihat Una sudah menungg
Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau
Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s