Share

Maafkan Aku

"Arka kenapa?" Viona mengelus-elus kepala Arka. Arka masih saja menangis.

"Arka kenapa, Nak? Bilang sama Bunda, apa yang Arka inginkan?" Suara Viona bergetar, menahan sesak di dada. Sebenarnya ia ingin menangis, tapi tetap berusaha untuk tidak menangis. Jangan sampai menangis di depan Arka.

"Tangan sakit." Suara Arka sangat lemah. Viona melihat ke tangan Arka, tampak agak membengkak.

Viona sangat kaget, kemudian ia melihat ke arah botol infus dan mengamatinya. Ternyata infusnya tidak menetes, Viona menjadi semakin ketakutan. Ia segera memencet bel.

Tak lama kemudian masuklah seorang perawat.

"Ada yang bisa dibantu, Bu?" Perawat itu bertanya dengan sopan.

"Infusnya kok nggak menetes ya?" tanya Viona. Perawat itu segera memeriksa botol infus dan saluran infus yang menempel ke tangan Arka.

"Apa adik ini banyak bergerak, Bu?"

"Enggak, tadi habis saya gendong ke kamar mandi karena mau buang air kecil."

Perawat itu tersenyum.

"Lihatlah tangan adik ini, mungkin tadi waktu bergerak jarumnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status