Seketika Reni kini jadi merasa terharu, karena Niko mengakui dirinya sebagai istrinya di depan khalayak ramai padahal pernikahanya dan Niko hanya sebuah keterpaksaan tapi Niko malah sebegitunya membela dirinya yang memang tidak bersalah. "Ya sudah, mari kita cek CCTV restaurant ini saja untuk mengetahui kebenarannya.” Dengan cepat Niko langsung menyuruh karyawan restaurant untuk memanggil manajernya. Niko mau meminta rekaman CCTV depan restaurant untuk membuktikannya. "Apa kamu bilang, kamu suaminya Reni? yang benar saja. Renikan baru bercerai dari suaminya masa iya udah nikah lagi saja," ujar Sarti yang tidak menyangka kalau Reni sudah menikah lagi sama laki laki yang lebih tampan dan terlihat sangat mapan. "Memangnya kenapa kalau Reni baru bercerai dari suaminya yang selingkuh dengan putri anda itu, yang penting Reni sudah selesai masa iddah," balas Niko dengan menohok. "Asal kamu tau ya, Reni itu wanita mandul bisa-bisanya kamu menikahinya." Sungguh Reni sangat tidak rela d
Belum sempat cairan itu mengenai Reni, Niko sudah menendang tangan orang misterius itu sehingga cairan itu malah mengenai wajah orang itu sendiri."Aaaaaaa ..... sakit.”Orang misterius itu malah langsung menjerit kesakitan sambil memegangi wajahnya, dia juga langsung melepaskan kaca mata dan juga maskernya lalu terlihatlah wajahnya dengan jelas."Aaaaa, air ... sakit," teriaknya dengan kesetanan.Sementara Reni, dibuat begitu kaget dan syok saat melihat Mira yang tiba-tiba menjerit kesakitan sambil berlari kesana kemari sambil berteriak meminta air."Loh jadi wanita tadi adalah Mira, kenapa dia?" Tanya Reni dengan bingung, Reni masih belum mengerti dengan situasi yang ada.Orang-orang juga pada bingung melihat Mira yang berteriak-teriak minta tolong dan minta air sambil berlari kesana kemari dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Karena lari dengan tidak melihat, akhirnya Mira malah terperosok ke dalam sebuah lubang di pinggir jalan yang sedang di gali.Kebetulan di depan resto
"Yeeee, akhirnya caca yang menang Nek. Kasihan deh itu Tante Risa, akhirnya di buang sama Papah," ujar Caca yang gembira."Iya, Sayang ini pasti berkat Mamah Reni. Ayo sekarang Caca istirahat ya biar cepat sembuh dan bisa masuk ke sekolah lagi,""Iya, Nek," jawab Caca dengan patuh.Begitulah Caca kalau hatinya seneng pasti bakal patuh sama orang tua, sementara Nilam segera membantu cucunya untuk berbaring lalu setelah itu Nilam langsung menyelimutinya.Sedangkan Reni kini sudah ada di sebuah restoran karena, pagi ini Reni memang ada janji temu dengan Klien barunya di sana. Reni sangat bersyukur karena Kliennya itu belum datang, itu artinya Reni nggak telat.Nggak lama malah ada Niko datang. "Loh Reni, kamu kok bisa ada disini sih?" tanya Niko."Mas Niko juga ngapain kok bisa ada di sini?" bukannya menjawab Reni malah balik bertanya."Tentu saja aku mau bertemu dengan klien aku," jawab Niko."Dari PT. SAPUTRA JAYA," ujar Reni."Iya, jangan bilang kamu CEO dari perusahaan PT.ANTARIKSA,"
Pagi harinya, Caca sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit sehingga Niko dan Reni sudah bisa kembali bekerja. Sudah beberapa hari ini keduanya meninggalkan perusahaan, kebetulan pagi ini Reni dan Niko ada jadwal janji temu dengan klien baru.Kini Reni sudah rapi dan siap untuk berangkat ke kantor, tapi sebelum berangkat Reni mau memastikan dulu kalau Caca sudah makan dan minum obat."Pagi, Sayang," ujar Reni saat masuk ke dalam kamarnya Caca."Pagi juga, Ma," jawab Caca."Loh, kok makanannya belum di makan Sayang. Biar Mamah yang suapin ya," tawar Reni yang langsung di angguki oleh Caca."Iya, Mah. Caca mau disuapin saja sama Mama aja.” Reni segera mengambil bubur di atas nakas lalu segera menyuapi Caca, sementara Nilam yang datang ke kamar Caca melihat itu jadi merasa senang banget."Sepertinya Caca sangat bahagia sekali memiliki Ibu sambung seperti Reni, dia begitu telaten dan sabar menghadapi Caca," gumam Nilam yang langsung masuk ke dalam kamar cucunya."Wah enak sekali
"Apa-apaan sih kamu, Ris. Tadi itu Reni hampir saja terjatuh jadi aku tolongin," jelas Niko seraya melepaskan tangan Risa dari tangannya."Kalau cuma nolongin seharusnya nggak sampai saling menatap begitu dong, lagian perempuan ini itu siapa kamu sih kok sudah malam begini masih di rumah sakit sama kamu?" Tanya Risa, dan Reni lebih memilih untuk diam saja, karena Reni ingin tau apa jawaban dari Niko."Kamu juga jadi perempuan itu nggak usah kegatelan deh, Niko itu pacar aku. Jadi kamu jangan punya niat jahat buat merebutnya," ujar Risa, seraya mendorong tubuh Reni tapi tak sampai jatuh. Reni hanya mundur beberapa langkah saja, tapi hal itu sudah membuat Niko begitu geram dengan sikap Risa yang barbar."Risa kamu apa apaan sih, bisa nggak kalau nggak usah pakai cara kasar," sentak Niko."Kamu bentak aku, Mas. Hanya demi wanita ini?" Tanya Risa dengan mata yang membola, karena Niko tidak pernah membentaknya selama ini."Iya, karena kamu memang sudah sangat keterlaluan.""Keterlaluan dar
"Aku ingin bicara sebentar denganmu, bisa?” tanya Reni.Saat ini Reni dan Candra sedang berada di ruang perawatan Caca untuk jagain Caca, sementara Caranya sendiri sudah tertidur setelah tadi minum obat. Dan Nilam sudah pulang, karena sudah seharian jagain Caca di rumah sakit."Ya sudah, bicara saja," jawab Niko."Bisa diluar saja, karena kalau disini takutnya bakal mengganggu Caca yang sedang istirahat," pinta Reni, yang di angguki oleh Niko. Mereka berdua keluar."Emangnya kamu mau bicara apa?" Tanya Niko."Jadi, wanita tadi yang bernama Risa adalah pacar kamu?" Bukannya menjawab Reni malah bertanya balik."Iya, memangnya kenapa?" Jawab Niko dengan balik bertanya."Emangnya kamu cinta banget sama dia?" Tanya Reni lagi, sedangkan Niko yang merasa aneh dengan pertanyaan Reni langsung mengerutkan alisnya."Kok kamu tanyanya begitu?""Ya, aku hanya ingin tahu saja.""Aku saja bingung dengan perasaanku sendiri," jawabnya."Kamu ini aneh ya, masa iya bingung dengan perasaan kamu sendiri.