Share

Perselingkuhan Suamiku
Perselingkuhan Suamiku
Author: Bulan jingga

Bab 1

Author: Bulan jingga
last update Last Updated: 2025-02-21 10:30:32

"Loh kok pakai manggil sayang? Pesan dari siapa ini, kenapa isi pesannya pakai kata sayang-sayangan segala sih," ujar Reni, yang begitu kaget kala melihat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dengan kata-kata sayang di dalamnya.

Ya, saat ini Candra suaminya Reni sedang mandi, dan ponsel suaminya ditaruh di atas nakas. Tiba-tiba ponsel itu terus berdering, karena ada telepon yang masuk. 

Awalnya Reni cuek-cuek saja karena Reni memang tidak pernah kepo sama isi ponsel suaminya. 

Tapi berhubung ponsel suaminya terus berdering, Reni ingin mengangkatnya. Siapa tahu ada yang penting begitu pikir Reni.

Belum juga Reni mengangkat teleponnya eh malah sudah mati duluan. Gak lama malah terdapat pesan yang masuk ke ponsel suaminya dari nomor yang dikasih nama ‘Dadang’.

Sayang angkat dong teleponnya, nanti kamu datang ke rumahku ya. Karena aku ada kejutan buat kamu.

Begitulah kalimat yang Reni baca, karena pesan itu muncul di atas layar ponsel suaminya. Seketika hati Reni merasa resah, dalam pikirannya langsung menduga-duga yang bukan-bukan tentang suaminya.

"Kenapa dia manggil sayang ke Mas Candra? Gak mungkin dong kalau ‘Dadang’ manggil suamiku pakai kata-kata sayang, secara ‘Dadang’ itukan nama lak-laki. Siapa sebenarnya ‘Dadang’ ini," batin Reni, yang bertanya-tanya sendiri dalam hati.

Karena penasaran akhirnya Reni mencoba membuka ponsel milik suaminya. Ini kali pertama Reni mengotak-atik ponsel suaminya. Tapi naas ternyata HP suaminya terkunci, dan hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari suaminya saja, baru ponsel itu bisa dibuka.

"Loh, sejak kapan Mas Candra pakai mengunci ponselnya segala," batin Reni, yang jadi merasa curiga dengan suaminya. Jika suaminya ada main serong di belakangnya.

Tapi Reni nggak bisa begitu saja dong menuduh suaminya tanpa bukti, sehingga Reni mau mencari cara untuk bisa membuka ponsel suaminya. Tanpa suaminya ketahui.

Gak lama terdengar pintu kamar mandi yang terbuka, lalu Reni buru-buru menaruh ponsel suaminya ke tempat semula.

Begitu suaminya keluar dari kamar mandi, Reni langsung pura-pura menyiapkan baju ganti untuk suaminya pakai. Sedangkan Candra malah langsung memeluk sang istri dari belakang.

"Sayang, kamu cantik sekali sih," puji Candra yang selalu terpesona dengan istrinya, karena menurut Candra istrinya itu memang cantik sekali di matanya.

"Ih gombal.” Reni pura-pura biasa saja, padahal dalam hatinya merasa sangat resah.

Selama ini tak ada yang mencurigakan dengan sikap suaminya. Sebab, selama ini suaminya selalu perhatian dan sayang padanya. Meskipun kadang suaminya suka lembur sampai malam, tapi Reni nggak ada curiga sedikit pun dengan suaminya.

"Siapa yang gombal, Sayang. Aku serius, kamu memang cantik," ujarnya.

"Ih, Mas udah deh jangan peluk-peluk begini, pakai baju dulu gih," protes Reni. 

Entah kenapa Reni merasa risih dengan perlakuan manis suaminya yang mendadak terasa enek. Padahal biasanya Reni selalu senang kalau suaminya bersikap manja dengannya.

Mungkin kemarin Reni akan merasa begitu bahagia, kalau mendapatkan perlakuan manis serta kata-kata yang romantis dari suaminya. Tapi begitu Reni membaca pesan dari nomor yang  bernama ‘Dadang’ tersebut, mendadak ia jadi merasa risih dengan suaminya.

Membayangkan suaminya bermesraan dengan wanita lain di luaran sana membuat Reni merasa jijik, karena Reni tidak suka berbagi, apalagi harus berbagi suami.

"Tapi aku kangen sama kamu, Sayang," ujar Candra yang enggan melepaskan pelukan dari istrinya. Candra malah mengendus tengkuk istrinya yang harum dan memikat.

"Iya tapi pakai baju dulu dong, Mas. Aku juga harus menyiapkan sarapan untuk kamu, loh," alasan Reni, untuk menolak sentuhan dari suaminya. Reni melepaskan tangan suaminya dari pinggangnya dengan pelan, supaya tidak menyinggung perasaan suaminya.

"Tapi nanti malam janji ya, Sayang. Soalnya aku udah kangen banget sama kamu," rengek Candra yang seperti anak kecil.

Melihat tingkah suaminya yang manja dan terlihat begitu menyayanginya, membuat Reni nggak pernah sedikit pun merasa curiga sama suaminya selama ini.

"Iya nanti malam deh, makannya kamu jangan lembur melulu dong, Mas," protes Reni.

"Iya maaf Sayang, aku lembur kan juga buat kamu," ujar Candra.

"Serius cuma buat aku, atau ada yang lain Mas?" Reni memancing reaksi suaminya.

"Ya, ya tentu saja buat kamu dong, Sayang.  Mana ada yang lain," jawab Candra dengan wajah yang gugup.

"Tapi kamu kok jadi gugup begitu sih, Mas. Beneran buat aku, kan?” tanya Reni memastikan.

"Iyalah, Sayang. Buat kamu seorang, lagian mana berani sih aku macem-macem sama kamu," jawabnya.

"Iya deh suamiku. Ya sudah aku siapkan sarapan buat kamu dulu ya, ingat nanti malam nggak usah lembur," peringat Reni.

Saat ini Reni ingin sekali marah dan mencecar banyak pertanyaan soal pesan di HP suaminya. Namun, Reni sekuat tenaga menahannya dulu, karena Reni tak mau bertindak gegabah.

Memang, wanita mana yang nggak curiga dan marah ketika mengetahui ada orang yang mengirim pesan ke HP suaminya dengan kata-kata sayang.

Setelah selesai sarapan, Candra mau langsung berangkat ke kantor. Tentunya dengan drama dulu minta peluk dan cium sama sang istri. 

Begitulah memang rutinitas sehari-hari mereka, sebelum Candra berangkat ke kantor. 

Dua tahun berumah tangga nggak ada yang berubah dengan suaminya, karena suaminya masih sama romantisnya seperti di awal pernikahan sehingga membuat Reni merasa beruntung memiliki suami seperti Candra.

Bersambung.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bulan jingga
Sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 45

    Plakkk"Ya ampun, Niko. Mamah bener-bener tidak menyangka jika kamu itu …. Ah sudahlah, yang pasti kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatan kamu itu sama Reni," ujar Nilam, yang membuat Niko langsung melotot. Pasalnya Niko tak merasa ngapa-ngapain Reni."Ya, nggak bisa begitu dong, Mah. Niko kan udah punya kekasih," protesnya."Kamu itu laki-laki, Niko. Jadi kamu harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu, Mamah nggak pernah ngajarin kamu sebagai anak yang tak bertanggung jawab ya," seru Nilam."Tapi, Mah. Niko beneran nggak ngapa-ngapain diaSedari tadi Niko terus saja menyangkal, Reni yang kesal mendengar perkataan dari Niko langsung memukul lengannya.“Mana ada nggak ngapa-ngapain kok baju aku bisa berhamburan ke lantai.”"Udah, pokoknya kamu harus menikahi Reni, titik. Nggak ada bantahan," ujar Nilam dengan telak, sehingga Niko hanya bisa memijit pelipisnya pusing.Jelas saja Niko sangat bingung, kalau sampai dia beneran nikahin Reni. Lalu bagaimana dengan kekasihnya, begitu f

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 44

    "Semalam aku nggak ngapa-ngapain kamu ya, aku cuma tidur," ujarnya, tapi Reni tidak percaya melihat keadaannya yang sungguh sangat tidak pantas. Sedangkan laki-laki itu juga nggak pakai baju, hanya pakai celana saja. Reni nggak ingat jika semalam dirinya sendirilah yang membuka bajunya."Dasar buaya, aku nggak percaya. Pasti semalam kamu udah ngapa-ngapain aku kan? Aku nggak mau tau, kamu harus bertanggung jawab," pinta Reni."Tanggung jawab? Tanggung jawab apa coba, orang aku nggak ngapa-ngapain kamu.""Siapa yang tau, semalam aku pun tak ingat apa-apa," ujar Reni, sehingga laki-laki itu mencoba untuk mengingat-ingat.Semalam laki laki itu ingat, jika dirinya bersama dengan kekasihnya sedang makan malam berdua di sebuah restaurant. Lalu di saat pulang tiba-tiba dirinya merasa mengantuk yang tak tertahankan, padahal biasanya dia nggak pernah merasa mengantuk itu. Apalagi hari masih terbilang sore.Kebetulan jarak dari restoran ke apartemennya sangat dekat, dan cukup jauh kalau harus p

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 43

    Semalam, terpaksa Sarti tidur dengan Mira, dan Ratih tidur dengan Bunga. Sementara Candra dan Bejo, terpaksa tidur di luar dengan hanya beralaskan tikar."Ya ampun, badan Bapak rasanya sakit semua tidur di luar," keluh Bejo, sedangkan Candra memilih tak menanggapi keluhan ayah mertuanya."Tau nih Mas Candra, Pak. Sewa rumah saja yang sempit begini," ujar Mira yang merasa kesal dengan suaminya."Candra, Mamah minta supaya uangnya biar Mamah saja yang pegang. Kamu itu seorang laki-laki yang nggak paham dengan keadaan rumah, lihatlah semuanya jadi tersiksa gara-gara kamu," Ratih berusaha meminta uang yang dipegang oleh Candra."Nggak bisa, Ma. Semuanya biar Candra yang atur saja, kita harus bisa mempergunakan uang ini dengan sebaik mungkin. Kalau tidak, kita bisa jadi gembel di jalanan," tolak Candra yang berusaha tegas."Nggak, pokoknya biar Mamah yang atur. Ayo mana uangnya berikan sama Mamah," pinta Ratih dengan memaksa."Maaf, Ma. Kali ini Candra nggak bisa memberikannya sama, Mama.

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 42

    "Iya, Mah. Ini saja Mira merasa lapar, tapi dirumah malah nggak ada makanan apa-apa. Jahat banget sih Mas Candra sama aku, padahal aku sedang hamil anaknya, giliran sama Mbak Reni saja dia nurut banget. Sampai duit miliaran pun di kasihnya dengan mudah," tambah Mira."Ingat loh, Jeng. Janji kamu dulu kalau Mira mau menikah dengan Candra bakal di bahagiakan, tapi nyatanya Mira malah di ajak hidup susah begini," ujar Sarti."Iya, Jeng. Aku bener-bener minta maaf ya, ini semua diluar kendaliku, dan untuk masalah Candra, kamu tenang saja. Nanti aku bakal minta duitnya sama dia supaya aku saja yang memegang. Aku janji bakal sewakan rumah buat Mira yang besar," ujar Ratih yang merasa nggak enak hati dengan besannya, karena dulu Ratih sudah menjanjikan Mira buat hidup enak bersama anaknya."Seriusan ya, Ma. Jangan lupa kasih Mira uang juga Mah, karena Mira udah nggak pegang uang loh. Mira butuh beli susu hamil, butuh buat periksa kehamilan ke dokter, " minta Mira."Iya, Sayang. Nanti kalau u

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 41

    "Terimakasih, Bu," Candra segera mendatangi pemilik kontrakan dengan diikuti Ratih, Bunga, Mira dan kedua orang tuanya.Sementara Ibu kontrakan itu segera menunjukkan kontrakannya. Ternyata rumah kontrakannya cukup kecil, karena hanya ada 2 kamar, dapur dan satu kamar mandi. Pikir Candra cukuplah 2 kamar, yang satu kamar bisa buat ibu dan adiknya toh sebentar lagi adiknya akan segera menikah, yang satu kamar bisa buat dirinya dan Mira. Candra tidak memikirkan kamar untuk kedua mertuanya, karena Candra pikir kedua mertuanya pasti bakal pulang kampung."Kalau rumah ini ada dua kamar, dapur dan satu kamar mandi," beritahu Ibu kontrakan"Kalau rumah ini satu bulannya berapa, Bu?” tanya Candra."Perbulannya satu juta lima ratus, Mas," jawabnya."Nggak bisa turun lagi Bu," tawar Candra "Ya ampun, Mas. Kontrakan saya ini sudah termasuk yang paling murah di bandingkan sama yang lain," ujarnya."Gimana nggak murah, orang rumahnya aja sumpek dan kecil begini," cibir Sarti yang masih bisa diden

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 40

    "Ih, aku nggak mau ya kalau harus naik angkot," protes Mira."Iya, Ndra. Mamah juga nggak mau ah," tambah Ratih yang udah biasa kemana mana naik mobil pribadi."Ini nggak salah nih! Mas Candra naik angkot," ujar Bunga."Kalau mau ya ayo naik angkot, kalau tidak mau ya udah terserah kalian semua saja. Yang pasti aku mau cari kontrakan dan aku mau mulai menata hidup yang baru," ucap Candra."Ini bagaimana Mas? Jadi pada naik tidak?" tanya supir angkotnya, karena pada ngomong aja."Kalau mereka nggak mau pada naik, yaudah Pak ayo kita jalan saja," ujar Candra sehingga Bunga, Ratih, ,Mira dan kedua orang tuanya langsung terpaksa pada masuk ke dalam angkot semua."Ya ampun, mimpi apa aku semalam bisa diajak naik angkot. Ngajak itu naik mobil kek," gerutu Mira dalam hati.Sarti dan Bejo yang uangnya nggak mau berkurang jadi terpaksa naik angkutan. Kalau Ratih dan Bunga udah nggak ada duit, sehingga keduanya terpaksa ikut sama Candra naik Angkot."Pak, disekitar sini ada kontrakan yang mura

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 39

    "Bagaimana Mas Candra harus mengganti uang perusahaan sebanyak itu, Tante. Itu cara satu-satunya, Kalau gak diganti nanti dia bisa masuk penjara," ujar Reni."Mbak, kamu tuh selalu saja mengancam ya," Mira tidak terima uang 1 milyar itu buat bayar kerugian perusahaan Reni."Saya tidak mengancam, tapi itu memang sudah tanggung jawabnya Mas Candra. Dan dia juga udah janji bakal ganti uangnya yang buat foya-foya kalian," ujar Reni."Kamu itu benar-benar keterlaluan ya, kalau semuanya Mbak Reni ambil lalu bagaimana dengan hidup aku dan mamah nanti?” tanya Bunga."Itu bukan urusan akulah, kan kamu udah bukan siapa-siapa aku lagi. Lagian kamu juga nggak pernah tuh mikirin perasaan aku, bisanya cuma minta ini dan itu aja, " jawab Reni dengan entengnya.Sementara Ratih di buat geram sama Reni, tadinya memberikan harapan yang begitu tinggi. Ratih udah seneng-seneng mau menerima uang dalam jumlah yang banyak. Eh, lagi-lagi uang itu harus kandas."Tau begitu kamu nggak usah ngomong sekalian, bua

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 38

    "Hei wanita mandul, kamu itu kalau ngomong jangan sembarangan ya. Enak saja main ngatain anak saya wanita murahan," sentak Bejo."Loh, emang benerkan? Lalu apa namanya wanita yang mau menikahi suami orang kalau bukan wanita murahan. Lagian mana ada wanita baik-baik yang mau menikah sama suami orang," ejek Reni."Ren, tolong maafkan aku. Aku sungguh menyesal sudah mengikuti Ibuku untuk menikah lagi dengan Mira, sungguh aku tidak mencintainya. Aku hanya mencintai kamu, tolong maafkan aku, Ren. Dan tolong kamu jangan jual ya rumah ini," mohon Candra yang tak membela istrinya sama sekali walaupun sudah ditegur sama mertuanya.Mira yang melihat Candra malah memohon maaf sama Reni merasa begitu marah, apalagi suaminya itu pakai bilang masih cinta dengan mantan istrinya sehingga membuat Mira emosi."Mas, kamu itu apa-apan sih bukannya belain aku malah minta maaf sama dia. Dia itu udah menghinaku, dia juga udah jahat sama kamu. Dia udah menjual rumah kamu loh mas," sentak Mira."Ck, ya begitu

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 37

    Hei, buka pintunya. Kalian tidak bisa begini, saya bisa saja melaporkan anda semua ke polisi karena sudah merampas rumah saya dan barang berharga milik saya," teriak Ratih seraya menggedor-gedor pintu rumahnya."Buka pintunya, aku mau mengambil barang milikku. Kalian nggak bisa seenaknya begini " teriak Bunga juga dengan dibantu oleh Candra buat menggedor pintu rumahnya.Tapi semua itu sangat percuma karena, tidak dibukain. Sampai Bunga begitu tantrum karena barang-barangnya yang harganya mahal tidak diberikan, begitupun juga dengan Ratih yang nangis-nangis seperti orang gila."Candra bagaimana ini, kita sudah tidak punya apa apa lagi. Kenapa Reni sangat tega sekali melakukan ini semua sama kita, huaaa ... ," Ratih menangis meraung-raung."Kita harus datangi Mbak Reni si4lan itu, Mas. Dia nggak bisa giniin kita, lagian itu rumah juga milik kita, hua ... hua .... huaa...," tambah Bunga."Mbak Reni ini emang sudah bener-bener keterlaluan, ini nggak bisa dibiarkan," ujar Mira."Iya, Ndra

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status