Share

Bab 2

Author: Bulan jingga
last update Last Updated: 2025-02-21 10:37:08

Candra yang katanya berangkat ke kantor nyatanya nggak ke kantor. Namun, ia malah pergi ke sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Setelah turun dari mobil, Candra langsung disambut oleh seorang wanita muda.

"Mas, aku kangen," ujarnya dengan begitu manja, seraya memeluk Candra.

Akan tetapi, Candra yang merasa risih langsung melepaskan pelukannya sambil melihat sekitar rumah. Candra takut, jika perbuatanya ini akan diketahui oleh istrinya.

"Aduh! Ada apa sih, kamu kok hubungi aku melulu? ‘Kan aku sudah bilang, jangan pernah hubungi aku—kalau aku sedang berada di rumah," protes Candra marah, sehingga membuat wanita muda yang berkulit sawo matang itu langsung cemberut.

"Ya ampun, Candra … kok kamu malah marah-marah sih sama Mira? Kasihan dia,  padahal dia hanya kangen dan ingin bertemu sama kamu," sahut seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba keluar dari rumah itu. Dia adalah Ratih, ibu kandungnya Candra.

"Iya, tapi kalau bisa—nggak usahlah telepon-telepon begitu. Kalau sampai Reni tahu, bagaimana? Bisa bahaya, Ma," ujar Candra yang sejatinya begitu sangat mencintai Reni.

Candra menikah lagi dengan Mira, karena desakan dan paksaan dari mamanya. Hal itu  hanya karena Reni tak kunjung bisa hamil. Candra langsung berjalan masuk ke dalam rumah dengan begitu saja, diikuti oleh Mira dan Ratih dari belakang.

"Mas Candra jahat Mah.” Mira pura-pura merajuk sambil terisak untuk mencari pembelaan dari Ratih, karena kalau Ratih sudah mengultimatum anaknya Candra langsung menurut sama Mamahnya.

"Ssst … sudah ya kamu tenang saja, Sayang. Biar mama yang akan menasehati Candra," ujar Ratih langsung menenangkan menantu kesayangannya supaya tidak marah lagi.

"Candra, kamu jangan begitu dong, sama Mira. Mira ini juga istri kamu, loh. Apalagi sekarang dia sedang hamil anak kamu. Tadi itu … Mira telepon kamu untuk menyuruhmu datang kemari, karena Mira ingin memberikanmu kejutan, bahwa dia hamil. Tapi, kamu malah marah-marah.”

“Dan—Mira juga mau meminta sejumlah uang karena Mira sedang ngidam, ingin shopping," kata Ratih.

Candra yang tadinya marah pada Mira, jadi berubah merasa kaget dan nggak percaya. Bahwa Mira yang baru dinikahinya sebulan yang lalu, bisa langsung hamil. Sedangkan istrinya yang sudah 2 tahun berumah tangga, sampai sekarang belum juga bisa hamil.

Rumah mewah yang ditinggali oleh Mira itu adalah rumah yang terpaksa Candra beli. Itu juga karena rengekan dari mamanya dan juga Mira. Sebenarnya, Candra mana punya uang sebanyak itu untuk membeli rumah sehingga, Candra terpaksa mengambil uang senilai miliaran rupiah dari perusahaan, dan kini perusahaan itu terancam pailit.

Candra sungguh dibikin pusing. Tadinya, Candra pikir setelah dia menuruti permintaan Ibunya dengan menikahi Mira, Ibunya akan langsung diam dan nggak rewel lagi. Eh, nggak tahunya—masalah malah semakin meluber kemana-mana. Ternyata, Mira banyak maunya.

"Apa?! Jadi, Mira hamil?”  tanya Candra dengan tidak percaya.

"Iya Dra, makannya kamu jangan keras-keras dong, sama Mira. Apa yang Mamah bilang beneran, kan, Dra? Kalau Mira ini adalah wanita yang subur. Buktinya baru kamu nikahi sebulan saja sudah bisa hamil, sedangkan istri pertama kamu mana? Belum hamil juga kan, itu namanya istri kamu memang mandul," ujar Ratih tanpa perasaan. 

"Ingat, mulai sekarang kamu harus kasih waktumu lebih banyak sama Mira, karena ibu hamil itu butuh banyak perhatian dari suaminya. Apalagi disini Dia hanya tinggal sendirian, kasihan kan nanti kalau ada apa-apa sama Mira bagaimana," pesan Ratih.

"Tapi Ma, kalau aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Mira, yang ada Reni bisa curiga," ujar Candra yang nggak mau kehilangan Reni.

"Halah … sudahlah! Gak usah kamu pikirkan wanita mandul itu, kalau dia tahu, malah lebih baik. Dengan begitu, kamu nggak usah sembunyi-sembunyi lagi dari dia, jika ingin bersama Mira," balas Ratih dengan entengnya.

"Iya, apa yang dibilang Mama itu bener, Mas.  Kalau bisa sih, kamu kasih tahu semua ini sama Mbak Reni. Aku tuh capek kalau harus ngumpet-ngumpet terus, kalau mau ketemu kamu," tambah Mira, padahal dulu Mira bilangnya nggak masalah jadi istri kedua, dan tahu posisinya. Nyatanya, selalu saja protes dan malah banyak maunya.

"Kenapa sekarang kamu jadi protes, Mir? Bukankah sedari awal kamu sudah tahu, kalau  aku ini adalah laki laki beristri. Dan, seharusnya kamu tahu posisi kamu. Lagian, sebelumnya kita sudah sepakat, kamu mau jadi istri kedua yang nggak akan banyak nuntut," ujar Candra.

"Iya, tapi sekarang keadaannya sudah beda, Mas. Sekarang aku sudah hamil anak kamu. Bukankah selama ini, anak ini yang kamu nanti-nantikan, Mas? Giliran aku sudah hamil, malah kamu mau menelantarkan aku."

"Apa yang dibilang Mira itu bener Dra, sudah lah kamu nggak usah takut bakal di tinggal sama Reni, karena Reni itu udah cinta mati sama kamu. Apalagi dia sekarang sudah nggak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Dia bakal bisa menerima Mira sebagai adik madunya. Seharusnya dia malah enak dong nggak perlu susah-susah hamil dan melahirkan, tapi sudah bisa punya anak dari Mira. Anak kamu ini kan nantinya bakal jadi anaknya Reni juga, Dra," ujar Ratih, dengan tidak tahu diri.

Padahal Ratih juga seorang wanita, tapi bisa-bisanya dia berkata seperti itu.

"Sudahlah Ma, iya nanti aku bakal usahakan lebih banyak waktu sama Mira," akhirnya Candra lagi-lagi hanya bisa nurut sama mamanya, karena Candra nggak mau dibilang anak durhaka.

Lagian, setelah Candra pikir-pikir omongan mamanya—ada benernya juga. Candra nggak mau, kalau sampai calon anaknya kenapa-kenapa.

"Nah begitu dong, jangan lupa kasih tahu Reni secepatnya," titah Ratih.

"Iya, Mah," jawab Candra, yang malah merasa semakin pusing.

Dulu, hidupnya sudah damai dan tenteram hanya dengan Reni saja. Yah, walaupun tanpa adanya seorang anak. Candra sudah sangat bahagia. Namun, ini … ketika Candra punya istri lagi dan dia akan punya anak, Candra dibuat semakin pusing dengan hidupnya.

Candra nggak hanya memikirkan urusan perusahaan yang bermasalah karena ulahnya sendiri. Sebab, ia sering mengambil uang perusahaan demi memenuhi keinginan Mamanya dan juga Mira

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 69

    Di rumah sakit kini Mira sudah siuman, di ruangan perawatan Mira sudah ada Sarti, Bunga, Candra dan juga Ratih yang duduk di kursi roda "Ibu," panggil Mira."Mira kamu sudah sadar." Melihat anaknya sudah sadar, Sarti langsung memanggil dokter.Setelah tombol di pencet oleh Sarti, nggak lama ada seorang dokter datang ke ruang perawatan Mira."Dokter anak saya sudah sadar dok," ujar Sarti saat melihat ada dokter datang."Baik Bu, biar saya periksa dulu," dokter itu segera memeriksa Mira."Alhamdulillah keadaan pasien sudah sangat baik. Tinggal masa pemulihan saja," ujar sang dokter."Ibu, Mira Kenapa ini? Kenapa wajah Mira harus di perban. Lalu kenapa perut Mira terasa sakit dan begitu sangat nyeri?" Tanya Mira yang merasa perutnya begitu perih dan sakit, mungkin obat biusnya sudah hilang sehingga jahitan operasinya mulai terasa sakit."Kamu tidak apa-apa Mira, udah kamu istirahat saja," jawab Sarti, tapi Mira yang merasa pegal ingin bangun dan duduk."Auhhh, Mira ingin bangun tapi ke

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 69

    Risa kini belum bisa menerima kenyataan kalau Niko ternyata sudah menikah dengan wanita lain, rencana Risa dan Seno yang ingin menguasai harta Niko jadi gagal total. Hal itu membuat Risa jadi uring-uringan di kantor, bahkan karyawan lain yang tidak tau apa-apa ikut jadi imbasnya.Contohnya seperti sekarang ini, Risa yang malas mengerjakan pekerjaannya telah melimpahkan pekerjaannya itu sama orang lain. Ya, begitulah Risa suka semena-mena di kantor mentang-mentang Risa itu adalah sekretaris plus pacarnya Niko.Semua Karyawan kantor juga sudah tahu kalau Risa itu adalah pacarnya Niko sang pemilik perusahaan, sehingga semua karyawan kantor tidak ada yang berani membantah perintah Risa."Heh, mana berkas yang aku suruh kerjakan tadi udah selesai apa belum?" Tanya Risa dengan galak, Risa langsung merampas berkas itu dengan cara kasar lalu memeriksanya.Sedetik kemudian Risa malah langsung merah-marah karena isi berkas itu salah semua. "Berkas macam apa begini, kamu ini bisa kerja nggak sih

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 68

    Karena Mumun tak mau memberikan uangnya, Sarti langsung mengancam mau lapor polisi sehingga Mumun yang ketakutan langsung memberikan uang 50 juta itu sama Sarti dengan cara di transfer. Sebenarnya uang itu udah kepake sama mumun, tapi untunglah tidak banyak sehingga Mumun bisa menggantinya.Tapi walaupun Mumun sudah memberikan uang itu ke Sarti tetap saja Mumun masih untung banyak, karena Mumun sudah sering dibelanjakan sama Bejo dan sering diajak makan mewah. Bahkan Mumun juga sempat dibelikan kalung berlian sama Bejo.Setelah dapet uangnya, Sarti langsung pergi dari kediaman Mumun dengan begitu saja. Untung saja keributan itu tak sampai terdengar ke para warga, palingan juga hanya beberapa warga saja yang tahu."Aduh, Mas Bejo. Kok uangnya malah diambil lagi sih sama istri kamu itu, uang itukan sudah jadi milik Mumun bagaimana sih," ujar Mumun dengan merajuk, sehingga Bejo yang tak bisa jauh dari Mumun langsung berusaha membujuknya.Bejo memang sudah dibutakan oleh cintanya Mumun, s

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 67

    "Aduh, Pak. Katanya Candra tidak mau membayarkan biaya operasinya Mira, karena Candra nggak ada uang sebanyak itu, belum lagi jeng Ratih pakai acara pingsan lagi di rumah sakit, sehingga Candra harus memikirkan keadaan Ratih," balas Sarti."Sudahlah, Bu. Kita nggak usah keluar uang, jangan mau buat bayar operasinya Mira, biar semua itu di tanggung sama Candra selaku suaminya. Jadi suami itu harus bertanggung jawab," ujar Bejo yang tidak mau menyerahkan uang itu ke Sarti, lagian uang mana yang akan Bejo berikan ke istrinya karena uang itu sudah habis."Kalau harus nungguin Candra kelamaan, ini menyangkut soal nyawa anak kita, Pak. Lagian Candra udah nggak punya barang berharga yang bisa di jual, udah sini pokoknya ibu minta sisa uang penjualan rumah.""Waduh, gawat ini. Uangnya kan sudah habis," gumam Bejo dalam hati.Sementara Sarti yang melihat gelagat aneh dari suaminya perasaannya jadi tidak enak. "Uang itu masih aman di tangan bapak kan?" Tanya Sarti dengan curiga."Ya ..... ya t

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 66

    Seketika dada Sarti terasa begitu sesak saat melihat suaminya bersama dengan seorang wanita dengan begitu mesra. "Kurang Ajar kamu, Bejo. Bisa-bisanya kamu malah asyik-asyik di sini dengan janda kampung itu," gumam Sarti seraya mengepalkan tangannya, cemburu dan marah menjadi satu.Setelah Sarti lihat lebih dekat, ternyata suaminya sedang bersama dengan seorang janda pedagang warung kopi yang tak jauh dari kontrakannya."Owh, pantas ya sekarang kamu jadi suka pergi pergian melulu. Jadi ini alasannya," sembur Sarti yang membuat Bejo kaget melihat kedatangan istrinya."Loh, Ibu. Kenapa kamu bisa ada di sini?" Tanya bejo yang langsung melepaskan tangannya dari pinggang ramping janda pedagang warung kopi itu."Oh, jadi karena janda g4tal ini kamu sampai selingkuh dari ku. Dasar wanita murahan," Sarti yang merasa cemburu dan sakit hati langsung menyerang janda itu dengan membabi buta.Dijambak Lah itu rambutnya sampai si janda itu berteriak kesakitan. "Auh sakit, lepaskan b0doh." "Akan ak

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 65

    Di ruangan dokter, Candra dibuat semakin pusing karena kata dokter Mira harus segera dioperasi dan membutuhkan biaya banyak. Sementara Ratih yang mendengar itu tiba-tiba malah jatuh tak sadarkan diri.Candra dan Bunga yang melihat Ibunya pingsan langsung berusaha menolongnya sehingga saat ini Ratih dalam penanganan dokter, Candra dan Bunga menunggu dengan cemas karena tadi ibunya jatuh lumayan keras dan tak sengaja tubuhnya terbentur meja."Candra, kamu jangan hanya diam saja dong. Bagaimana dengan biaya operasinya Mira?" Tanya Sarti yang hanya mengkhawatirkan anaknya saja, bahkan Sarti terlihat tidak begitu peduli dengan keadaan Ratih."Maaf, Bu. Candra tidak punya uang sebanyak itu untuk membayar biaya operasinya Mira," jawab Candra.Biaya operasinya Mira sebanyak 50 juta sedangkan uang yang dipegang oleh Candra tidak ada segitu. Candra juga harus menanggung biaya rumah sakit Ibunya nanti, sehingga Candra lebih mementingkan Ibunya dibandingkan dengan Mira."Nggak bisa begitu dong,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status