Share

Bab 4

Author: Bulan jingga
last update Last Updated: 2025-02-21 10:38:56

Candra segera mengambil HP-nya dari tangan Mira. Sebab, HP-nya terus berdering. Candra langsung mengangkat telepon dari istri pertamanya itu, seraya menyuruh Mira untuk diam.

"Diamlah, aku mau mengangkat telepon dari istriku dulu."

"Iya. Halo, Sayang," jawab Candra di seberang sana.

"Aduh … Mas, kamu itu ke mana saja sih? Kok sampai malam begini belum pulang juga? Ditelepon juga nggak diangkat?" tanya Reni penasaran.

"Ah … maaf, Sayang. Tadi HP-nya aku silent. Jadi, nggak tahu kalau kamu telepon. Maaf, aku belum bisa pulang, Sayang, karena masih lembur," jawab Candra berbohong. 

Reni langsung mengepalkan tangannya karena marah. Reni sudah tahu jika suaminya telah membohonginya.

"Kamu seriusan, Mas? Masih lembur di kantor?” tanya Reni sekali lagi.

"I-iya. Iya dong, Sayang," jawab Candra dengan gugup.

"Mas, bisa tidak kamu pulang sekarang?  Tiba-tiba aku nggak enak badan," keluh Reni berbohong pula.

Seorang pembohong harus dibohongi balik.

"Apa? Kamu sakit, Sayang?" Candra langsung merasa cemas begitu mendengar jika istrinya sakit.

"Iya nih, Mas. Aku sangat butuh kamu sekarang," jawab Reni, yang pura-pura lemah.

"Baiklah, Sayang. Sekarang juga aku akan pulang.” 

"Sayang, kok kamu malah mau pulang sih," protes Mira, begitu Candra bilang mau pulang.

Candra langsung melotot ke arah Mira, padahal tadi Candra sudah menyuruhnya untuk diam.

"Itu suara siapa, Mas?" tanya Reni, karena tiba-tiba dari balik telepon Reni mendengar ada seorang wanita yang memanggil suaminya dengan sebutan 'Sayang'. 

"Kok pakai manggil ‘sayang’? Memang siapa yang sedang dia panggil?" lanjutnya.

"Biasalah, Sayang. Itu suara karyawan kantor yang masih pada lembur, tahu sendiri kan kalau perusahaan sedang ada masalah," jawab Candra dengan berbohong lagi. "Ya sudah, Sayang. Aku mau langsung pulang." Setelah itu, sambungan telepon pun langsung diputus sepihak oleh Candra.

"Jangan bilang kalau kamu akan pulang sekarang, Mas," tebak Mira, saat Candra sudah selesai menerima telepon dari Reni.

"Ck, kamu bisa nggak sih, nggak usah manggil ‘sayang-sayang’ di saat aku sedang teleponan dengan Reni? Kalau Reni curiga, bagaimana? Untung saja aku bisa beralasan tadi," omel Candra. "Owh iya, aku harus pulang sekarang, karena Reni sedang sakit dan butuh aku," lanjutnya.

"Loh … ya nggak bisa begitu dong, Mas. Katanya, malam ini kamu akan menginap disini, menemaniku? Aku juga butuh kamu, Mas. Aku ini sedang hamil anak kamu. Tega banget kamu mau ninggalin aku sendirian di rumah," marah Mira, egois.

"Tapi, aku harus pulang. Kalau aku nggak pulang, Reni bisa curiga," ujar Candra. kepala Candra memdadak jadi pusing karena istri keduanya terus merengek. "ya sudah begini saja, kalau kamu nggak mau sendirian di sini. Lebih baik, kamu tinggal saja sama Mama. Biar ada temannya. Di sana juga ada Bunga," saran Candra,  Bunga itu adalah adik perempuannya Candra.

"Gak, pokoknya aku mau kamu harus tidur di sini, Mas. Titik! Ini keinginan anak kamu, loh," tolak Mira yang memaksa Candra supaya mau tidur di rumahnya.

"Kalau kamu rewel begini terus, aku bisa saja ceraikan kamu, Mira," ancam Candra saking kesalnya sehingga membuat Mira terperanjat saat mendengarnya.

"Apa?! Kamu mau nyeraiin aku, Mas?" Mira tidak percaya jika sang suami yang baru menikahinya satu bulan yang lalu, segampang itu mengucapkan kata ‘cerai’.

"Iya, makannya nurut kalau dibilangin sama suami. Ingat Mira, posisi kamu itu hanya sebagai istri kedua. Aku harap kamu bisa mengerti. Sudahlah, aku harus pulang." 

Candra langsung pergi begitu saja meninggalkan Mira di rumah sendirian. Sebenarnya, nggak sendirian banget sih, karena di rumah itu sudah ada asisten rumah tangganya.

Mira tidak terima dengan perlakuan suaminya yang lebih mementingkan istri pertamanya, ketimbang dirinya yang sedang hamil muda.

"Kenapa sih, selalu saja Mbak Reni. Awas aja, Mas. Aku akan mengadukan perlakuanmu ini sama ibu kamu," gumam Mira, tentu saja Mira langsung mengadukan Candra ke Ibu mertuanya

Sesampainya di rumah, Candra langsung mencari keberadaan sang istri, yang katanya sedang nggak enak badan.

"Sayang, aku pulang," panggil Candra seraya masuk ke dalam kamarnya. Reni yang sedang berbaring di atas ranjang terlihat begitu cemberut.

"Katanya nggak lembur, tapi nyatanya apa.”

Reni terlihat marah sehingga Candra segera menghampiri istri tercintanya itu.

"Maafkan aku, Sayang. Aku harap kamu bisa mengerti, ya. Perusahaan sedang ada masalah. Mau nggak mau aku harus lembur, Sayang. Aku kan sedang berjuang demi kamu," alasan Candra yang seketika membuat Reni mual, karena kata sekretarisnya, Candra sesuka hati masuk ke kantor.

‘Ck, alasan saja kamu, Mas. Padahal kamu saja tak bertanggung jawab sama perusahaanku. Pasti tadi kamu habis dari rumah gundik kamu itu, kan,’ tebak Reni dalam hati. Hati Reni begitu sakit membayangkan suaminya bersama dengan wanita lain.

"Iya deh, aku ngerti kok, Mas. Maaf, ya." 

Reni lebih memilih untuk mengalah dan menahan emosinya. Sebab, kalau suaminya beneran selingkuh, Reni mau membalasnya dengan cara yang elegan, tapi sangat menyakitkan.

"Kamu nggak salah, Sayang. Kenapa mesti minta maaf," ujar Candra, seraya memeluk sang istri.

Untuk saat ini, Reni harus bersikap baik dengan suaminya. Dan, malam ini Reni harus berhasil menyadap ponsel milik suaminya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 61

    Seketika Reni kini jadi merasa terharu, karena Niko mengakui dirinya sebagai istrinya di depan khalayak ramai padahal pernikahanya dan Niko hanya sebuah keterpaksaan tapi Niko malah sebegitunya membela dirinya yang memang tidak bersalah. "Ya sudah, mari kita cek CCTV restaurant ini saja untuk mengetahui kebenarannya.” Dengan cepat Niko langsung menyuruh karyawan restaurant untuk memanggil manajernya. Niko mau meminta rekaman CCTV depan restaurant untuk membuktikannya. "Apa kamu bilang, kamu suaminya Reni? yang benar saja. Renikan baru bercerai dari suaminya masa iya udah nikah lagi saja," ujar Sarti yang tidak menyangka kalau Reni sudah menikah lagi sama laki laki yang lebih tampan dan terlihat sangat mapan. "Memangnya kenapa kalau Reni baru bercerai dari suaminya yang selingkuh dengan putri anda itu, yang penting Reni sudah selesai masa iddah," balas Niko dengan menohok. "Asal kamu tau ya, Reni itu wanita mandul bisa-bisanya kamu menikahinya." Sungguh Reni sangat tidak rela d

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 60

    Belum sempat cairan itu mengenai Reni, Niko sudah menendang tangan orang misterius itu sehingga cairan itu malah mengenai wajah orang itu sendiri."Aaaaaaa ..... sakit.”Orang misterius itu malah langsung menjerit kesakitan sambil memegangi wajahnya, dia juga langsung melepaskan kaca mata dan juga maskernya lalu terlihatlah wajahnya dengan jelas."Aaaaa, air ... sakit," teriaknya dengan kesetanan.Sementara Reni, dibuat begitu kaget dan syok saat melihat Mira yang tiba-tiba menjerit kesakitan sambil berlari kesana kemari sambil berteriak meminta air."Loh jadi wanita tadi adalah Mira, kenapa dia?" Tanya Reni dengan bingung, Reni masih belum mengerti dengan situasi yang ada.Orang-orang juga pada bingung melihat Mira yang berteriak-teriak minta tolong dan minta air sambil berlari kesana kemari dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Karena lari dengan tidak melihat, akhirnya Mira malah terperosok ke dalam sebuah lubang di pinggir jalan yang sedang di gali.Kebetulan di depan resto

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 59

    "Yeeee, akhirnya caca yang menang Nek. Kasihan deh itu Tante Risa, akhirnya di buang sama Papah," ujar Caca yang gembira."Iya, Sayang ini pasti berkat Mamah Reni. Ayo sekarang Caca istirahat ya biar cepat sembuh dan bisa masuk ke sekolah lagi,""Iya, Nek," jawab Caca dengan patuh.Begitulah Caca kalau hatinya seneng pasti bakal patuh sama orang tua, sementara Nilam segera membantu cucunya untuk berbaring lalu setelah itu Nilam langsung menyelimutinya.Sedangkan Reni kini sudah ada di sebuah restoran karena, pagi ini Reni memang ada janji temu dengan Klien barunya di sana. Reni sangat bersyukur karena Kliennya itu belum datang, itu artinya Reni nggak telat.Nggak lama malah ada Niko datang. "Loh Reni, kamu kok bisa ada disini sih?" tanya Niko."Mas Niko juga ngapain kok bisa ada di sini?" bukannya menjawab Reni malah balik bertanya."Tentu saja aku mau bertemu dengan klien aku," jawab Niko."Dari PT. SAPUTRA JAYA," ujar Reni."Iya, jangan bilang kamu CEO dari perusahaan PT.ANTARIKSA,"

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 58

    Pagi harinya, Caca sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit sehingga Niko dan Reni sudah bisa kembali bekerja. Sudah beberapa hari ini keduanya meninggalkan perusahaan, kebetulan pagi ini Reni dan Niko ada jadwal janji temu dengan klien baru.Kini Reni sudah rapi dan siap untuk berangkat ke kantor, tapi sebelum berangkat Reni mau memastikan dulu kalau Caca sudah makan dan minum obat."Pagi, Sayang," ujar Reni saat masuk ke dalam kamarnya Caca."Pagi juga, Ma," jawab Caca."Loh, kok makanannya belum di makan Sayang. Biar Mamah yang suapin ya," tawar Reni yang langsung di angguki oleh Caca."Iya, Mah. Caca mau disuapin saja sama Mama aja.” Reni segera mengambil bubur di atas nakas lalu segera menyuapi Caca, sementara Nilam yang datang ke kamar Caca melihat itu jadi merasa senang banget."Sepertinya Caca sangat bahagia sekali memiliki Ibu sambung seperti Reni, dia begitu telaten dan sabar menghadapi Caca," gumam Nilam yang langsung masuk ke dalam kamar cucunya."Wah enak sekali

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 57

    "Apa-apaan sih kamu, Ris. Tadi itu Reni hampir saja terjatuh jadi aku tolongin," jelas Niko seraya melepaskan tangan Risa dari tangannya."Kalau cuma nolongin seharusnya nggak sampai saling menatap begitu dong, lagian perempuan ini itu siapa kamu sih kok sudah malam begini masih di rumah sakit sama kamu?" Tanya Risa, dan Reni lebih memilih untuk diam saja, karena Reni ingin tau apa jawaban dari Niko."Kamu juga jadi perempuan itu nggak usah kegatelan deh, Niko itu pacar aku. Jadi kamu jangan punya niat jahat buat merebutnya," ujar Risa, seraya mendorong tubuh Reni tapi tak sampai jatuh. Reni hanya mundur beberapa langkah saja, tapi hal itu sudah membuat Niko begitu geram dengan sikap Risa yang barbar."Risa kamu apa apaan sih, bisa nggak kalau nggak usah pakai cara kasar," sentak Niko."Kamu bentak aku, Mas. Hanya demi wanita ini?" Tanya Risa dengan mata yang membola, karena Niko tidak pernah membentaknya selama ini."Iya, karena kamu memang sudah sangat keterlaluan.""Keterlaluan dar

  • Perselingkuhan Suamiku   Bab 56

    "Aku ingin bicara sebentar denganmu, bisa?” tanya Reni.Saat ini Reni dan Candra sedang berada di ruang perawatan Caca untuk jagain Caca, sementara Caranya sendiri sudah tertidur setelah tadi minum obat. Dan Nilam sudah pulang, karena sudah seharian jagain Caca di rumah sakit."Ya sudah, bicara saja," jawab Niko."Bisa diluar saja, karena kalau disini takutnya bakal mengganggu Caca yang sedang istirahat," pinta Reni, yang di angguki oleh Niko. Mereka berdua keluar."Emangnya kamu mau bicara apa?" Tanya Niko."Jadi, wanita tadi yang bernama Risa adalah pacar kamu?" Bukannya menjawab Reni malah bertanya balik."Iya, memangnya kenapa?" Jawab Niko dengan balik bertanya."Emangnya kamu cinta banget sama dia?" Tanya Reni lagi, sedangkan Niko yang merasa aneh dengan pertanyaan Reni langsung mengerutkan alisnya."Kok kamu tanyanya begitu?""Ya, aku hanya ingin tahu saja.""Aku saja bingung dengan perasaanku sendiri," jawabnya."Kamu ini aneh ya, masa iya bingung dengan perasaan kamu sendiri.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status